26
7. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius
Dasar penetapan peringkat dosis adalah berat badan tertinggi hewan uji tikus dan separuh pemberian maksimal secara per oral, yaitu 2,5 ml. Penetapan
dosis tertinggi ekstrak metanol-air daun M. tanarius adalah sebagai berikut: D
x BB
= C
x V
D x 0,250 kg = 384 mgml x 2,5 ml
D = 3840 mgkgBB
Peringkat dosis II ditetapkan dengan menurunkan sepertiga dari dosis tertinggi ⅓ x 3840 mgkgBB = 1280 mgkgBB dan peringkat dosis III
ditetapkan dengan menurunkan sepertiga dari peringkat dosis II ⅓ x 1280 mgkgBB = 426 mgkgBB. Dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang
digunakan dalam penelitian adalah 3840, 1280, 426 mgkgBB.
8. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1
CMC-Na 1 digunakan untuk mensuspensikan ekstrak metanol-air daun M. tanarius
. Lebih kurang 1,0 g CMC-Na yang telah ditimbang seksama didispersikan ke dalam air mendidih hingga volume 100 ml.
9. Pembuatan larutan hepatotoksin karbon tetraklorida 50
Hepatotoksin karbon tetraklorida dibuat dengan cara mencampurkan 50 ml karbon tetraklorida dengan 50 ml olive oil sehingga diperoleh konsentrasi
50.
27
10. Uji pendahuluan
a. Penentuan dosis karbon tetraklorida Penetapan dosis karbon tetraklorida bertujuan untuk mengetahui
dosis karbon tetraklorida yang mampu menyebabkan kerusakan pada hati tikus yang ditandai dengan peningkatan aktivitas serum ALT dan AST paling
tinggi. Dosis karbon tetraklorida yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya. Janakat and Al-Merie 2002 melaporkan
bahwa dosis karbon tetraklorida 2 mlkgBB mampu meningkatkan aktivitas serum ALT dan AST pada tikus dengan jalur pemberian secara
intraperitoneal. b. Penentuan waktu pencuplikan darah
Menurut Janakat and Al-Merie 2002, kenaikan serum ALT dan AST akan terjadi pada waktu 24 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida.
Dalam penetapan waktu pencuplikan darah ini, 5 hewan uji tikus diambil darah sebelum diberi perlakuan karbon tetraklorida untuk mengetahui
aktivitas ALT dan AST dalam keadaan normal. Lima hewan uji tersebut kemudian diberi perlakuan karbon tetraklorida 50 dengan dosis 2 mlkgBB
secara intraperitoneal dan diambil darah pada jam ke-24 dan ke-48 setelah pemejanan. Setelah darah dicuplik, dilakukan pengukuran aktivitas serum
ALT dan AST. c. Penentuan waktu pemejanan hapatotoksin karbon tetraklorida
Tiala 2013 melaporkan bahwa
praperlakuan jangka waktu 30 menit merupakan waktu paling efektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius
3840