1
BAB B PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta batasan
pengertian. Kelima hal tersebut dipaparkan secara berurutan dalam pembahasan sebagai berikut
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan dan peningkatan sumber daya manusia. Pendidikan di sekolah diberikan dengan
kepercayaan dan keyakinan bahwa anak dapat dididik serta dapat belajar. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu pendidikan nasional bertujuan mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab seperti yang tertulis dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.
Di era ini banyak kita jumpai pembelajaran di sekolah dasar yang menggunakan metode-metode yang inovatif untuk menarik minat belajar
siswa. Siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sementara guru menjadi fasilitatornya. Tingkat keaktifan siswa lebih banyak
terlihat pada hasil yang diperoleh. Apabila siswa tersebut kurang aktif maka hasil yang didapat siswa kurang maksimal. Faktor lain yang mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah strategi mengajar guru yang sesuai atau tidak dengan pembelajarannya.
Sistem pendidikan di Indonesia semakin memberikan inovasi baru dalam pembelajarannya. Kini pendidikan di SD telah menggunakan
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan salah satu unsur yang memberikan konstribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas
potensi siswa tersebut. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada
tahun 2004 dan KTSP yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip
pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati melihat, membaca, mendengar,
menyimak, menanya
lisan, tulis,
menganalisis menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun ceritakonsep,
mengkomunikasikan lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain. Dalam Kurikulum 2013, salah satu mata pelajaran yang ditematikkan
dengan mata pelajaran lain di kelas V adalah Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Pada
dasarnya IPA
adalah ilmu
yang mempelajari
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Melalui pembelajaran IPA siswa
dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dalam menghadapi peristiwa yang terjadi di alam. Salah satu cara untuk menilai suatu
keberhasilan dalam pembelajaran IPA dapat diketahui dari hasil prestasi
siswa yang sudah mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal Muhaimin, 2008:250.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 Oktober 2014 di SDN 1 Kebondalem Lor, dapat diketahui bahwa sebagian
besar dari siswa belum menguasai konsep pembelajaran IPA yang ditematikkan. Mereka hanya memiliki pengetahuan sebatas hafalan saja, jadi
ketika peneliti berusaha menggali informasi lebih dalam hal itu tidak tercapai. Metode pembelajaran ternyata sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman
siswa di SD tersebut. Penggunaan pembelajaran verbal lebih banyak dilakukan tanpa menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Hal tersebut
tampak pada prestasi belajar ke 28 siswa kelas VA SD Kebondalem Lor Klaten tahun ajaran 20142015 yang belum banyak mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan, yaitu 6,1. Berdasarkan data sebanyak 18 siswa dari total 28 siswa belum mampu menguasai materi
tersebut. Selain itu juga siswa tidak tampak aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran yang terlalu sering mengerjakan soal daripada kegiatan
mengasah ketrampilan atau kreativitas. Metode pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta
didik learning style dan gaya mengajar guru teaching style yang keduanya disingkat Style of Learning and Teaching SOLAT. Salah satu
metodenya adalah penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran. Mind Map peta visual berupa gambar atau catatan yang dibuat dengan kreatif
secara individual atau kelompok untuk menghasilkan ide-ide, mencatat
pelajaran, atau merencanakan penelitian baru Sarjuli, 1996:188. Mind Mapping dilakukan dengan cara mencatat secara kreatif materi yang sedang
dipelajari dan mencatat informasi yang ada dalam buku bacaan. Cara mencatat menggunakan Mind Map ini akan membuat kegiatan mencatat
siswa yang kreatif, menarik, menyenangkan, dan meningkatkan pemahaman. Mind Mapping mampu membuat siswa berkonsentrasi pada materi yang
diberikan, sehingga sangat membantu dalam pemahaman dan pengertian. Menurut Wycoff 2003:63 Mind Map adalah salah satu cara dalam
mengatasi permasalahan diatas karena mampu melibatkan siswa untuk terus aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Metode Mind Mapping ini
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Dari fakta di atas peneliti tertarik untuk menggunakan metode Mind Mapping untuk meningkatkan pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas
siswa. Dalam penelitian ini akan diulas mengenai penggunaan dari metode Mind Map apabila diterapkan pada siswa sekolah dasar pada pembelajaran
IPA. Masalah yang akan diuraikan adalah mengenai “Apakah penggunaan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan
pemahaman, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa kelas VA semester 1 tahun pelajaran 20142015 di SDN 1 Kebondalem Lor ?”.
B. Batasan Masalah