Kondisi Fisik Lokasi dan Bangunan Instalasi Gizi a. Lokasi Dapur Bangunan dan fasilitas dapur

Enteroinvasive Escherichia coli menyebabakan penyakit diare seperti disentri yang disebabkan oleh Shigella. Kuman menginvasi sel mukosa, menimbulkan kerusakan sel dan terlepasnya lapisan mukosa. Ciri khas diare yang disebabkan oleh strain Enteroinvasive Escherichia coli adalah tinja mengandung darah mukus dan pus. Kolitis hemoragik disebabkan Escherichia coli serotipe 0157, H7, tinja bercampur darah banyak. Strain Escherichia coli ini menghasilkan substansi yang bersifat sitotoksik terhadap sel Vero dan Hela. Identik dengan toksin dari Shigella dysenteriae. Toksin merusak sel endotel pembuluh darah, terjadi perdarahan yang kemudian masuk ke dalam kuman usus. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli adalah : 1. Infeksi saluran kemih mulai dari sistisis sampai pielonefritis. Escherichia coli merupakan penyebab dari lebih 85 kasus. 2. Pneumonia, di rumah sakit Escherichia coli menyebabkan 50 dari primary nesocomial pneumonia. 3. Meningitis pada bayi baru lahir. 4. Infeksi luka terutama luka di dalam abdomen. Cara pencegahan penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli : 1. Sebelum makan atau mengolah makanan sebaiknya tangan dicuci terlebih dahulu. 2. Menjaga kebersihan misalnya : tidak buang air besar di sembarang tempat. 3. Mengolah makanan harus memakai air yang bersih. Dwijoseputro, 2000

2.14. Kondisi Fisik Lokasi dan Bangunan Instalasi Gizi a. Lokasi Dapur

Universitas Sumatera Utara Terhindar dari sumber pencemaran, terutama yang berasal dari tempat sampah, WC, debu, asap, bengkel cat, dan sumber pencemaran lain.

b. Bangunan dan fasilitas dapur

1 Halaman Halaman bersih, tidak banyak lalat, dan tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan, tidak terdapat tumpukan barang-barang yang dapat menjadi sarang tikus. Pembuangan air kotorlimbah dapur dan kamar mandi tidak menimbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara kebersihannya. Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan genangan- genangan air. 2 Konstruksi Bangunan untuk kegiatan pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku. 3 Lantai Permukaan lantai rapat air, halus, kelandaian cukup, tidak licin dan mudah dibersihkan. 4 Dinding Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering atau tidak menyerap air dan mudah dibersihkan. Pada permukaan dinding yang sering terkena percikan air, harus dilapisi bahan kedap air yang permukaannya halus, tidak menahan debu, setinggi 2 m, dan berwarna terang. 5 Langit-langit Universitas Sumatera Utara Langit-langit harus menutup seluruh atap bangunan, tinggi langit-langit sekurang- kurangnya 2,4 m diatas lantai. 6 Pintu dan jendela Seluruh pintu dan jendela pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus membuka kearah luar. Semua pintu dibuat menutup sendiri dan dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kasa, tirai, pintu rangkap. 7 Pencahayaan Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif. Desetiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat mencuci tangan intensitas pencahayaan sedikitnya 200 lux pada bidang kerja. Semua pencahayaan tidak tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan. 8 Ventilasipenghawaan Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga kenyamanan suhu dan kelembapan dalam ruangan, ventilasi juga harus cukup untuk mencegah udara dalam ruangan terlalu panas, mencegah kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit, membuang bau, asap dan pencemaran lain dalam ruangan. Tungku dapat dilengkapi dengan sungkup asap, cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpul lemak. Semua tungku terlrtak dibawah sungkup asap. 9 Atap Universitas Sumatera Utara Atap harus kuat, tidak bocor, cukup landai, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus. 10 Cerobong Asap Dapur harus dilengkapi dengan sungkup asap, perangkap asappenyedot, cerobong asap, saringansaluran serta pengumpul minyaklemak. 11 Ruangan pengolahan makanan Luas ruang pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja agar terhindar dari kemungkinan terkontaminasinya makanan dan memudahkan pembersihan, dengan luas 2m² untuk setiap pekerja. Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan WC, peturasan, dan kamar mandi.Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemari tempat penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari gangguan serangga, tikus dan hewan lainnya. 12 Tempat cuci tangan Tersedia tempat cuci tangan yang bersih dan terpisah dengan tempat cuci peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan kran, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun, dan pengering. Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan banyaknya karyawan penjamah makanan. Untuk sebuah tempat cuci tangan dipergunakan maksimal 10 orang, dengan tambahan 1 buah setiap penambahan 10 orang atau kurang, dan terletak sedekat mungkin dengan tempat kerja. Depkes RI, 2002 Universitas Sumatera Utara

2.15. Hygiene penjamah makanan