6. Metode Ekletik Ath-Thariqah Al-Intiqaiyyah
Metode Ekletik adalah metode pemilihan atau gabungan. Metode ini bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru
cerasa memadai terhadap berbagai macam metode, sehingga dapat mengambil secara tepat segi-segi kekuatan dari setiap metode dan
menyesuaikan dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proposional.
Demikianlah beberapa pendapat para ahli tentang ragam atau jenis metode pembelajaran bahasa dan bahasa Arab. Berangkat dari berbagai literatur itulah
peneliti menangkap masih adanya kekurangan dalam metode-metode tersebut yang kurang memihak pada siswa. Maka, tanpa mengabaikan metode-metode
yang sudah ada sebelumnya, peneliti akan mengembangkan metode pembelajaran keterampilan membaca bahasa Arab baru berbasis teori kecerdasan majemuk
multiple intelligences yang diharapkan bisa memihak siswa serta meningkatkan pemahaman siswa dalam keterampilan membaca nantinya.
2.2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pembelajaran
Djamarah dan Zain 2006:78, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran 1 tujuan yang bermacam-
macam jenis dan fungsinya, 2 anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangannya, 3 situasi yang bermacam-macamm 4 fasilitas yang bermacam-
macam kualitas dan kuantitasnya, 5 pribadi guru serta kemampuan profesional yang berbeda-beda.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan metode pembelajaran bahwa metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi komplementer, seperti: ketepatgunaan, keadaan siswa, dan mutu teknis.
Sedangkan menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2011:169-175, faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran ada enam, yaitu sebagai
berikut: Pertama, karakteristik peserta didik. Karakteristik tersebut antara lain
adalah kematangan mental dan kecakapan intelektual, kondisi fisik dan kecakapan psikomotorik, usia, dan jenis kelamin. Kedua, kompetensi dasar yang diharapkan.
Yaitu pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
setelah siswa menyelesaikan satu aspek atau sub aspek mata siswaan tertentu. Ketiga, bahan ajar. Penyampaian bahan ajar yang berupa fakta, tentu
metode pembelajaran akan berbeda dengan penyampaian bahan ajar yang berupa keterampilan. Demikian pula dengan prinsip dan konsep, akan mempunyai
metode pembelajaran yang berbeda. Keempat, waktu yang tersedia. Untuk mencapai sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai, pembelajaran
membutuhkan metode yang sesuai agar segala hal yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai secara tepat dalam kurum waktu tertentu yang telah
ditentukan.
Kelima, sarana dan prasarana belajar. Ketersediaan sarana dan prasarana belajar tentu sangat mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan.
Keenam, kemampuan dan kecakapan pengajar memilih dan menggunakan metode pembelajaran bahasa. Kemampuan ini berkenaan dengan ketepatan pemilihan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang selaras dan serasi. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa untuk memilih metode
pembelajaran yang sesuai, seorang guru atau pengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang, yaitu karakteristik metode, karakteristik siswa, situasi dan kondisi,
fasilitassarana dan prasarana yang tersedia, tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan, bahan ajar yang tersedia, waktu yang tersedia, serta kemampuan serta
kecakapan yang dimiliki oleh guru dalam memilih metode yang sesuai.
2.2.3. Kecerdasan Majemuk Multiple Intelligences
Pada sub bab ini akan membahas mengenai multiple intelligences, yang meliputi 1 pengertian multiple intelligences, 2 macam-macam multiple
intelligences.
2.2.2.1. Pengertian Multiple Intelligences
Bainbridge 2010, dalam Yaumi 2012:9 menjelaskan, pengertian populer dari kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan mental umum
untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak.
Kecerdasan dalam definisi Gardner adalah sebuah kebudayaan yang tercipta dari proses pembelajaran, perilaku, pola kehidupan antarmanusia, dan
alam atau lingkungan yang terkritalisasi dalam kebiasaan. Dengan demikian kecerdasan adalah perilaku yang diulang-ulang Chatib 2012:79