Keenam, kemampuan dan kecakapan pengajar memilih dan menggunakan metode pembelajaran bahasa. Kemampuan ini berkenaan dengan ketepatan pemilihan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang selaras dan serasi. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa untuk memilih metode
pembelajaran yang sesuai, seorang guru atau pengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang, yaitu karakteristik metode, karakteristik siswa, situasi dan kondisi,
fasilitassarana dan prasarana yang tersedia, tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan, bahan ajar yang tersedia, waktu yang tersedia, serta kemampuan serta
kecakapan yang dimiliki oleh guru dalam memilih metode yang sesuai.
2.2.3. Kecerdasan Majemuk Multiple Intelligences
Pada sub bab ini akan membahas mengenai multiple intelligences, yang meliputi 1 pengertian multiple intelligences, 2 macam-macam multiple
intelligences.
2.2.2.1. Pengertian Multiple Intelligences
Bainbridge 2010, dalam Yaumi 2012:9 menjelaskan, pengertian populer dari kecerdasan sering didefinisikan sebagai kemampuan mental umum
untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam memanipulasi lingkungan, serta kemampuan untuk berpikir abstrak.
Kecerdasan dalam definisi Gardner adalah sebuah kebudayaan yang tercipta dari proses pembelajaran, perilaku, pola kehidupan antarmanusia, dan
alam atau lingkungan yang terkritalisasi dalam kebiasaan. Dengan demikian kecerdasan adalah perilaku yang diulang-ulang Chatib 2012:79
Jadi dapat disimpulkan, bahwa kecerdasan adalah kemampuan mental seseorang untuk belajar dan menerapkan pengetahuan dalam bentuk perilaku dan
pola kehidupan dengan semua yang ada disekitarnya sehingga terbentuk sebuah kebiasaan. Maka dari pengertian kecerdasan ini sedikit dapat dipahami tentang
kecerdasan majemuk atau multiple intelligences. Multiple intelligences sendiri atau biasa disebut dengan kecerdasan
majemuk adalah berbagai keterampilan dan bakat yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran. Gardner menemukan
depalan macam kecerdasan jamak, yakni 1 kecerdasan Verbal-Linguistik, 2 Logis-Matematis, 3 Visual-Spasial, 4 Berirama-Musik, 5 Jasmaniah-
Kinestetik, 6 Interpersonal, 7 Intrapersoanal, dan 8 Naturalistik. Selanjutnya, Walter McKenzei 2005 dalam bukunya Multiple Intelligences and Instructional
Technology, telah memasukkan kecerdasan Eksistensial sebagai salah satu bagian dari kecerdasan jamak Yaumi 2012:12.
Chatib 2013e:132 dengan jelas menjelaskan dalam bukunya, bahwa sebenarnya multiple intelligences, adalah sebuah teori kecerdasan yang
dimunculkan oleh Dr. Howard Gardner, seorang psikolog dari Project Zero Harvard University pada 1983. Hal yang menarik pada teori kecerdasan ini,
adalah terdapat usaha untuk melakukan redefinisi kecerdasan. Sebelum muncul teori multiple intelligences, teori kecerdasan lebih cenderung diartikan secara
sempit. Kecerdasan seseorang lebih banyak ditentukan oleh kemampuannya menyelesaikan serangkaian tes psikologis; kemudian hasil tes itu diubah menjadi
angka standar kecerdasan. Daniel Mujis dan Davis Reynolds dalam bukunya
berjudul Effective Teaching mengatakan bahwa Gardner berhasil mendobrak dominasi teori dan tes IQ yang sejak 1905 banyak digunakan oleh pakar psikologi
di seluruh dunia. Saat ini, paling tidak ada sembilan jenis kecerdasan yang berhasil
diungkap oleh para ahli. Kecerdasan ini tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah, karena memang pada dasarnya kecerdasan itu bersifat dinamis, dapat
berubah-ubah mengikuti kebiasaan yang dilakukan dan lingkungan yang sering dijumpai.
2.2.2.2. Macam-Macam Multiple Intelligences