10. Pengajaran Bahasa Situasional
Pengajaran Bahasa Situasional dimulai dengan bahasa lisan kemudian membaca dan menulis, dimulai apabila dasar leksikal dan grammatikal telah
memadai. Prinsip-prinsip metode ini mempunyai penekanan kuat pada praktek lisan, tata bahasa, dan pola-pola kalimat yang dapat menyesuaikan
diri dengan intuisi-intuisi para guru yang berorientasi pada kelas Tarigan 2009b:303-322.
11. Metode Audiovisual
Metode Audiovisual adalah metode yang lebih memanfaatkan interpretasi psikodinamik dan sangat refleksif. Metode ini ternyata lebih baik
melahirkan kemampuan fonologis daripada kemampuan komunikatif. Metode ini ternyata jauh lebih sesuai dan memuaskan bagi para siswa yang lebih
muda daripada bagi para siswa yang berusia lebih tua, seusia mahasiswa Tarigan 2009b:325-337.
12. Metode Membaca
Ciri pokoknya, antara lain 1 pemisahan fase aktif dan fase pasif, 2 pendekatan analisis tata bahasa, 3 penekanan pada pengalaman membaca
intensif dan ekstensif, 4 penundaan pelatihan berbicara dan menulis, 5 perhatian kontinyu pada kata-kata lisan, 6 perhatian terhadap pembelajar
secara individual Tarigan 2009b: 340-349.
13. Pengajaran Bahasa Asing di Sekolah Dasar
Metode ini digunakan untuk mendukung program pengajaran bahasa asing bagi siswa sekolah dasar agar terbiasa menggunakan bahasa target,
sehingga di jenjang selanjutnya kesulitan-kesulitan mengajarkan bahasa asing dapat diminimalisir serta mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap
bahasa target Tarigan 2009b: 351-386.
14. Sugestopedia
Sugestopedia adalah teknik relaksasi dan konsentrasi yang akan menolong para pembelajar membuka sumber-sumber bawah sadar mereka
dan memperoleh serta menguasai kuantitas kosakata yang lebih banyak dan juga struktur-struktur yang lebih mantap daripada yang mungkin pernah
mereka pikirkan, metode ini dikenal juga sebagai Pembelajaran dan Pengajaran Sugestif Aseleratif atau Metode Lozanov Tarigan 2009b: 389-
464.
15. Metode Struktural-Oral-Situasional
Adalah metode pembelajaran yang meyakini bahwa bentuk bahasa dapat disiswai dengan terbaik apabila para pembelajar lebih memusatkan
perhatian pada makna daripada kepada bentuk Tarigan 2009: 468-562. Sedangkan menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2011:56-66, metode
pembelajaran bahasa sedikit berbeda dari yang telah dipaparkan di atas, ada 16 ragam diantaranya : Metode Terjemahan Tata Bahasa, Metode Membaca, Metode
Audio-Lingual, Metode Reseptif dan Produktif, Metode Langsung, Metode Komunikatif, Metode Integratif, Metode Tematik, Metode Kuantum, Metode
Konstruktivistik, Metode
Partisipatori, Metode
Kontekstual, Metode
Pembelajaran Bahasa Komunitas, Metode Respons Fisik Total, Metode Cara Diam, dan Metode Sugestopedia.
Selain beberapa metode pembelajaran bahasa yang dikemukakan menurut beberapa ahli linguistik dan bahasa di atas, ada pula metode pembelajaran bahasa
yang dikhusukan untuk pembelajaran bahasa Arab dan disini peneliti merujuk pada pendapat Ahmad Fuad Effendy.
Effendy 2009:40-95 mengklasifikasikan metode pembelajaran bahasa Arab menjadi enam macam, yaitu; Metode Grammatika Terjemah Thariqah Al-
Qowaid wa At-Tarjamah, Metode Langsung Ath-Thariqah Al-Mubasyarah, Metode Membaca Thariqah Al-
Qira’ah, Metode Audiolingual Ath-Thariqah As-
Sam’iyyah Asy-Syafahiyyah, Metode Komunikatif Ath-Thariqah Al- Ittishaliyah, dan Metode Ekletik Ath-Thariqah Al-Intiqaiyyah.
1. Metode Grammatika Terjemah Thariqah Al-Qowaid wa At-Tarjamah