diterapkan. Dorongan dari dalam diri siswa dapat dikombinasikan dengan adanya dorongan dari lingkungan yang paling dekat dengan individu, dalam
hal ini lingkungan yang paling dekat yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga akan memberikan bimbingan dan motivasi individu, sehingga dapat
meningkatkan keyakinannya tentang kemampuan yang dimilikinya untuk membantu mencapai tujuan yang diinginkan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa
self-efficacy
sebagai variabel intervening, praktik kerja lapangan PKL dan lingkungan keluarga sebagai
variabel independen yang dipengaruhi oleh
self-efficacy
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa SMK.
2.8 Kerangka Berpikir
Kesiapan kerja sangat dibutuhkan untuk lulusan SMK agar setelah lulus dari sekolah bisa langsung mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya. Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman sehingga mampu melaksanakan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Kesiapan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor internal dan
faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain nilai-nilai kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat, kepribadian, pengetahuan, dan
kesehatan jasmani. Sedangkan faktor eksternal atau faktor dari luar terdiri atas masyarakat, keadaan sosial ekonomi, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan
di sekolah, pergaulan teman sebaya, dan tuntutan yang melekat pada masing- masing jabatan.
Pengalaman praktik kerja lapangan adalah pengetahuan atau keterampilan yang diketahui dan dikuasai peserta didik setelah mengikuti praktik kerja di dunia
usaha atau dunia industri selama jangka waktu tertentu. Peserta didik dikatakan berpengalaman apabila telah memiliki tingkat penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang relevan dan memadai sesuai dengan bidang keahliannya. Praktik kerja lapangan akan mempengaruhi peserta didik untuk membuat
pertimbangan yang logis, mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan orang lain, mampu mengendalikan diriemosi, memilliki sikap kritis,
mempunyai keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan perkembangan
teknologi, dan mempunyai ambisi untuk maju serta berusaha mengikuti perkembangan bidang keahlian. Penelitian yang dilakukan oleh Firdaus 2012
terdapat pengaruh prakerin sebesasr 39,8 terhadap kesiapan kerja siswa SMK. Salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kesiapan kerja yaitu
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak dalam proses pembentukan kematangan
sikap dan mental yang baik. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi secara psikologis bagi perkembangan anak serta mempengaruhi pemikiran seorang anak,
bahkan sampai berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sang anak.
Lingkungan keluarga yang mendorong dan mendukung anaknya untuk bekerja turut membantu secara mental maupun spiritual bagi keberhasilan
seseorang dalam pekerjaannya. Faktor ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan Alvia 2014 yang menyatakan bahwa ada pengaruh lingkungan
keluarga sebesar 10,30 terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri 2 Semarang. Salah satu kondisi internal yang mempengaruhi kesiapan kerja individu
adalah
self-efficacy
. Agar siap memasuki dunia kerja diperlukan
self-efficacy
yang baik dalam diri siswa. Siswa yang berhasil mengenal kemampuan diri, akan
merasa yakin bisa mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan. Siswa yang memiliki
self-efficacy
tinggi, akan mengetahui seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi dunia kerja, begitupun sebaliknya.
Self-efficacy
merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari. Faktor internal ini
diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Yudi Ganing dan Hudaniah 2013 yang menyatakan adanya pengaruh
self-efficacy
sebesar 45,6 terhadap kesiapan kerja siswa SMK.
Secara garis besar hubungan praktik kerja lapangan, lingkungan keluarga, dan
Self-efficacy
dengan kesiapan kerja dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Keterangan Hubungan Langsung
Hubungan Tidak Langsung
2.9 Pengembangan Hipotesis