Hasil Posttest Kemampuan Pemecahan Siswa

adalah 10,46, sedangkan di kelas kontrol adalah 9,46. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 70,40 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 64,77.

3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa a. Nilai Rata-rata Nilai rata-rata mean kelas eksperimen dan kelas kontrol pada hasil pretest dan posttest terdapat pada diagram berikut ini: Gambar 4.1 Diagram nilai rata-rata kelas eksperimen dan kontrol Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, pada diagram 4.1 terlihat data pretest nilai rata-rata mean kelas eksperimen adalah 22,30 dan kelas kontrol sebesar 22,37. Setelah diberikan perlakuan, diperoleh data posttest hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata mean kelas eksperimen mencapai 70,40 dan kelas kontrol 64,77. Artinya, terdapat data pretest kelas kontrol memiliki nilai rata-rata mean yang lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Sedangkan setelah diberikan perlakuan, data posttest hasil belajar kelas eksperimen yang memiliki nilai rata-rata mean yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. 22.3 22.37 70.4 64.77 10 20 30 40 50 60 70 80 Eksperimen Kontrol Pretest Posttest

b. Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas Eksperimen XI IPA 1 Kelas Kontrol XI IPA 2 Pretest Posttest Pretest Posttest Banyak data 30 30 30 30 Nilai Terendah 7 52 8 48 Nilai Tertinggi 38 89 40 84 Median 22,00 68,42 22,50 64,60 Modus 21,87 69,50 23,90 65,00 Standar Deviasi 8,45 10,46 9,02 9,46 Rata-Rata 22,30 70,40 22,37 64,77 Perhitungan-perhitungan untuk tabel 4.7 terdapat pada lampiran C2. Berdasarkan Tabel 4.7, banyak data masing-masing kelas eksperimen dan kontrol pada saat pretest maupun posttest adalah sama yaitu 30 siswa. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai terendah pada kelas eksperimen pada saat pretest adalah 7 dan pada saat posttest adalah 52. Pada kelas kontrol nilai terendah saat pretest adalah 8 dan nilai terendah saat posttest adalah 48. Selanjutnya, nilai tertinggi pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dari nilai pretest sebesar 38 menjadi 89 pada saat posttest. Nilai tertinggi saat pretest pada kelas kontrol adalah 40 sedangkan pada saat posttest adalah 84. Adapun median atau nilai tengah pada kelas eksperimen pada saat pretest adalah 22,30 dan saat posttest 70,40. Nilai median atau nilai tengah pada kelas kontrol saat pretest adalah 22,37 dan pada saat posttest adalah 64,77. Nilai yang sering muncul atau modus pada kelas eksperimen pada saat pretest yaitu sebesar 21,87 dan pada saat posttest sebesar 69,50. Sedangkan modus pada kelas kontrol pada saat pretest yaitu sebesar 23,50 dan pada saat posttest sebesar 65,00. Standar deviasi pada kelas eksperimen sebesar 8,45 pada saat pretest dan 10,46 pada saat posttest. Standar deviasi pada kelas kontrol ketika pretest sebesar 9,02 dan berubah menjadi 9,46 pada saat posttest. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen pada saat pretest yaitu 22,30 dan pada saat posttest sebesar 70,40, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol pada saat pretest yaitu sebesar 22,37 dan pada saat posttest mencapai 64,77. Berdasarkan data tersebut dapat dipahami bahwa ketika pretest kelas kontrol memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Namun, ketika posttest nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Kelas kontrol dan kelas eksperimen sama-sama mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata- rata pada kelas kontrol sebesar 42,40 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 48,10. Artinya, peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan yang terjadi pada kelas kontrol.

B. Analisis Hipotesis

Data penelitian hasil pretest dan posttest selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji prasyarat dan uji hipotesis. Tujuan dari analisis data ini adalah agar data yang diperoleh lebih representatif dalam menggambarkan keadaan hasil penelitian yang sebenarnya.

1. Hasil Analisis Uji Prasyarat

Analisis uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut penjelasan dari masing-masing uji prasyarat tersebut.

a. Uji Normalitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Uji normalitas dilakukan terhadap data hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji normalitas ini menggunakan rumus uji kai kuadrat chi square test. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data dari populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria χ 2 hitung χ 2 tabel , sedangkan jika memenuhi kriteria χ 2 hitung χ 2 tabel maka data dari populasi berdistribusi tidak normal. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Chi-Kuadrat Pretest dan Posttest Statistik Pretest Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai χ 2 hitung 6,582 6,691 5,841 6,488 Nilai χ 2 tabel 9,4877 9,4877 11,070 11,070 Keputusan data terdistribusi normal data terdistribusi normal data terdistribusi normal data terdistribusi normal Perhitungan uji normalitas secara rinci dilihat pada lampiran C4 dan C5. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa nilai χ 2 hitung semua data lebih kecil dibandingkan nilai χ 2 tabel , dengan χ 2 tabel didapat dari tabel kai kuadrat statistik dengan taraf signifikansi α 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pretest maupun posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Menganalisis

Uji homogenitas dilakukan terhadap data hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Adapun uji homogenitas yang digunakan adalah rumus uji Fisher. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian homogenitas yaitu jika F hitung F tabel , maka kelas tersebut dinyatakan homogen, sedangkan jika F hitung F tabel , maka kelas tersebut dinyatakan tidak homogen. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Statistik Pretest Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Varians 8,45 9,02 10,46 9,46 Nilai F hitung 1,39 0,82 Nilai F tabel 1,84 Keputusan data homogen data homogen Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C6 dan C7.