Desain Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

36 Kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Kelas eksperimen menggunakan model cooperative learning berbasis problem solving. Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Melakukan tes akhir posttest Butir soal essai Pihak Sekolah Hasil Wawancara dengan guru mata pelajaran fisika. Melakukan wawancara Tanya jawab secara lisan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik. 8 Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif essai. Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif jenis essai sebanyak 10 soal dan disusun berdasarkan indikator yang hendak dicapai. Instrumen ini mencakup ranah kognitif aspek analisis C4. Tes dilakukan sebelum treatment dinamakan pretest dan setelah treatment dinamakan posttest. Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Indikator Aspek Kognitif Jumlah soal soal C 4 1. Menerapkan persamaan kontinuitas, debit dan gaya generator dalam kehidupan sehari-hari.

1, 2 2

13,3 2. Menganalisis persamaan kontinuitas, debit dan gaya generator pada kehidupan sehari-hari.

3, 4, 5, 6, 7

5 33,3 3. Menerapkan persamaan Bernoulli dan teorema Torricelli dalam kehidupan sehari-hari. 8, 9 2 13,3 4. Menganalisis persamaan Bernoulli dan teorema Torricelli dalam kehidupan sehari- hari.

10, 11 2

13,3 8 Suharsimi, op.cit., h. 160. 37 5. Menerapkan persamaan Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari

12, 13

2 13,3 6. Menganalisis penerapan persamaan Bernoulli dalam kehidupan sehari-hari.

14, 15 2

13,3 Jumlah 15 100 Keterangan = Soal Valid Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah, rubrik yang digunakan untuk pemberian skor hasil tes pada penelitian ini yaitu rubrik holistik. Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Berikut ini rubrik penskoran tes kemampuan pemecahan masalah menurut Kadir dalam Frendy Astra 9 : Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Skor Memahami Masalah Membuat Rencana Melakukan Perhitungan Memeriksa Kembali Salah menginterpretasi salah sama sekali Tidak ada rencana, membuat rencana tidak relevan Tidak melakukan perhitungan Tidak ada pemeriksaan tidak ada keterampilan lain 1 Salah menginterpretasi sebagian soal, mengabaikan kondisi soal Membuat rencana pemecahan yang tidak dapat dilaksanakan, sehingga tidak dapat dilaksanakan Melaksanakan prosedur yang benar, mungkin menghasilkan jawaban yang benar tetapi salah perhitungan Ada pemeriksaan tetapi tidak tuntas 2 Memahami masalah soal selengkapnya Membuat rencana pemecahan yang benar, tetapi salah dalam hasiltidak ada hasil Melakukan proses yang benar, mungkin menghasilkan jawaban yang benar Pemeriksaan dilaksanakan untuk melihat kebenaran proses 9 Frendy Astra, “Pengaruh Pendekatan Diskursif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014, tidak dipublikasikan.