Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi ilmiah siswa SMA, meskipun hubungan keduanya tidak signifikan. 8 Selanjutnya, dalam penelitian Dwi Ratnaningdyah tahun 2015, mengenai penerapan model pembelajaran Novick dipadukan dengan strategi Cooperative Problem Solving CPS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA bahwa dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi ilmiah siswa SMA. Model Cooperative Learning berbasis Problem Solving selalu diberikan masalah untuk didiskusikan oleh siswa. Masalah yang dikaji ini merupakan konsep fisika yang dikaitkan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu konsep fisika yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah fluida dinamis, sehingga materi Fisika yang digunakan dalam penelitian ini adalah fluida dinamis. Pada kenyataannya siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fluida dinamis. Hal ini menghambat siswa untuk mengatasi berbagai masalah fluida dinamis dalam kehidupan sehari-hari. Agar siswa mampu menyelesaikan setiap permasalahan terkait materi fluida dinamis maka siswa harus memiliki pemahaman konsep yang jelas dan bermakna karena pemahaman siswa sangat erat kaitannya dengan pola berpikir atau bernalar. Menurut Lilisari 2005 mengatakan belajar sains identik dengan membangun keterampilan berpikir tingkat tinggi yang salah satunya adalah pemecahan masalah. 9 Melalui pengamatan fenomena inilah siswa belajar mengamati, mencari data, menafsirkan, menyimpulkan, dan akhirnya dapat mengaitkan masalah dengan konsep yang berkaitan dengan fenomena. Selanjutnya dengan pemahaman konsep yang dimiliki maka siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep fluida dinamis. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan studi yang berfokus pada pengembangan model pembelajaran yang diduga dapat berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah. Dalam hubungan ini, penulis mengadakan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Model Cooperatif Learning 8 U. Kulsum, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Ilmiah Siswa pada Mata Pelajaran Fisika, Unnes Physics Educational Journal, 2014. 9 Liliasari, ”Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP sebagai Dampak Lesson Study”, Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan, FP MIPA UPI, Bandung, 2007, h.7. Berbasis Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Konsep Fluida Dinamis .”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah, yaitu: 1. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. 2. Variasi soal yang ada tidak membangkitkan kemampuan memecahkan masalah. 3. Model yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher center.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah hasil belajar dengan kriteria sebagai berikut: 1. Kemampuan pemecahan masalah fisika yang diukur hanya mencakup aspek kognitif pada tingkat C 4 menganalisis. 2. Materi fisika yang digunakan adalah fluida dinamis. Berdasarkan hasil wawancara, materi tersebut merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa. 3. Model cooperative learning berbasis problem solving Polya adalah model yang dikembangkan dengan menggabungkan model cooperative dengan model pemecahan masalah. Model ini dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam belajar. 4. Konsep materi yang diberikan kepada masing-masing kelompok selama eksperimen adalah konsep fluida dinamis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah Pengaruh Model Cooperative Learning Berbasis Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Konsep Fluida Dinamis? ” Rumusan masalah dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana pengaruh penerapan model cooperative learning berbasis problem solving pada konsep fluida dinamis terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan cooperative learning berbasis problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada konsep fluida dinamis.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi tentang model cooperative learning 2. Memberikan informasi tentang kombinasi model cooperative learning dengan problem solving 3. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan menggunakan model cooperative learning berbasis problem solving 4. Informasi bagi pihak sekolah dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. 7

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Teoritis

1. Model Cooperative Learning

Model pembelajaran adalah suatu perencannan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. 1 Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama dalam kelompok untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru 2 . Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen. 3 Dalam belajar kooperatif ini terjadi interaksi antar anggota kelompok semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. 4 Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menggunakan struktur tugas dan penghargaan yang berbeda untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli 1 Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, h. 13-14. 2 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik Bandung: Nusa Media, 2008, h. 8. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 240. 4 Nuryani Y. Rustaman, Soendjojo Dirdjosoemarno, Yusnani Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Biologi Bandung, h. 128. pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin 1995 dinyatakan bahwa: 1 penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat lain, 2 pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. 5 Beberapa ciri pembelajaran kooperatif adalah: 1 setiap anggota memiliki peranan; 2 terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa; 3 setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya; 4 guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan masing-masing kelompok, 5 guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Ada beberapa unsur yang dapat menjamin ketika siswa bekerja secara berkelompok yaitu 1 anggota kelompok harus saling peduli bahwa mereka adalah tim yang memiliki tujuan bersama; 2 anggota kelompok harus sadar bahwa masala h harus diselesaikan bersama dan sukses atau gagal kelompok adalah tanggung jawab seluruh anggotanya, sehingga siswa akan saling berdiskusi satu sama lain; 3 masalah itu harus diselesaikan oleh setiap anggota kelompok untuk keberhasilan bersama. 6 Menurut Roger dan David Johnson Lie, 2008 menjelaskan bahwa ada 5 hal penting yang melekat pada keberhasilan pembelajaran kooperatif, yaitu: a. Prinsip ketergantungan positif positive interdependence, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. 5 Rusman, Model-Model Pembelajaran Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2014, h. 205- 206. 6 T Gok and Silay, The Effects of Problem Solving Strategies in Student’s Achevment, Attitude and Motivation. Journal of Physics Educ. Vol. 4, No. 1, 2010. h. 7.