Uji Homogenitas Tes Kemampuan Menganalisis

memahami masalah, merencanakan solusi dari masalah tersebut serta mencoba memecahan masalah dengan melaksanakan rencana solusi yang telah dibahas secara bersama dengan anggota kelompok masing-masing. Setelah mencapai solusi kelompok pun melakukan evaluasi atas solusi yang didapat dengan mempresentasikan hasilnya didepan kelas. Selain itu setiap anggota mengisi lembar kerja dan menuliskan hasil dari solusi yang didapat dari hasil kelompoknnya secara individu. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah siswa semakin dilatih dan terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan yang signifikan tersebut juga berbanding lurus dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan model cooperative learning berbasis problem solving terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada konsep fluida dinamis. Hal tersebut didukung oleh hasil uji hipotesis nilai posttest, dimana nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel yaitu 3,679 2,00. Karena nilai t hitung t tabel maka dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima dan H ditolak, artinya terdapat pengaruh penggunaan model cooperative learning berbasis problem solving dalam konsep fluida dinamis terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hariawan, Kamaluddin dan Unggul Wahyono dalam jurnal yang berjudul,” Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu”, bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran creative problem solving yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika. 2 Penggunaan model cooperative learning berbasis problem solving dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini dikarenakan dalam model cooperative learning siswa dikelompokkan dan berdiskusi dalam upaya memecahkan masalah fisika yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah mengusahakan pemberian soal-soal yang berisi kemampuan 2 Hariawan, Kamaluddin dan Unggul Wahyono, Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Vol.1 No.2 h. 48. pemecahan masalah dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa dan isinya pun selalu disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hertiavi menunjukkan hasil penelitian bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 3 Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah memang harus selalu ditingkatkan. Karena kemampuan ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah yang harus diselesaikan, termasuk masalah matematis atau masalah yang solusinya perlu perhitungan matematik. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desti dalam prosiding seminar nasional penelitian dan penerapan pada tahun 2011 menyatakan bahwa melalui pembelajaran matematika dengan pemecahan masalah siswa dilatih untuk menggunakan kemampuan berpikir kritis dalam setiap tahapan pemecahan masalah mulai dari memahami masalah, merencanakan pemecahan, melaksanakan rencana pemecahan sampai pada mengevaluasi kembali pemecahan yang telah dilaksanakan. Dengan selalu dilatih untuk menggunakan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika dengan pemecahan masalah dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. 4 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pembelajaran dengan model cooperative learning berbasis problem solving dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini dapat dilihat peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuaan berupa pembelajaran dengan model cooperative learning berbasis problem solving sebesar 70,40 dan pada kelas kontrol yang tidak menerima perlakuan atau hanya menggunakan model konvensional memiliki nilai rata-rata sebesar 64,77. 3 M. A. Hertiavi, H. Langlang, S. Khanafiyah, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP , Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 2010, h. 1 4 Desti Haryani, Pembelajaran Matematika dengan Pemecahan Masalah Untuk Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikit Kritis Siswa, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011, h. 121.