Sikap Ilmiah KAJIAN TEORI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 38 karakteristik internet cukup khas, sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain yang telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, video, cdroom interaktif, dan lain-lain. Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses pembelajaran di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara pengajar dengan pembelajar sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak pembelajar untuk mengerjakan tugas-tugas dan membantu peserta dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut. Pada penelitian ini, media internet digunakan sebagai wahana siswa untuk mencarimenyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapakibu guru di sekolah. Dalam hal ini tugas yang menyangkut materi bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari- hari.

7. Sikap Ilmiah

Kumpulan pengetahuan atau produk sains itu berupa fakta, generalisasi, teori, dan lain sebagainya. Kumpulan fakta saja, seperti misalnya susunan alat pendengaran manusia, susunan udara, serta massa jenis berbagai zat, bukanlah sains sebagai tumpukan batu bata itu bukan rumah. Keterkaitan fakta dengan fakta yang membentuk suatu generalisasi yang memiliki ruang terapan yang luas serta daya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 39 ramal yang teliti merupakan inti hasil usaha manusia di dalam mengembangkan ilmu sains khususnya kimia. Menurut Unesco Handbook for Science Teachers, dijelaskan bahwa Science is what scientist do. Sains itu adalah apa yang dikerjakan oleh para ilmuwan. Adapun yang dikerjakan oleh para ilmuwan meliputi dua hal, pertama adalah mengumpulkan pengetahuan ilmiah sehingga menjadi body of scientific knowledge sains sebagai kumpulan pengetahuan, dan yang kedua adalah suatu proses untuk mendapatkan scientific knowledge itu Sowondo, 2004:3. Sains sebagai proses untuk mendapatkan scientific knowledge dikenal sebagai metode ilmiah, yang di dalam kepustakaan sains elementer dikenal sebagai proses sains, antara lain: mengamati, mengklasifikasikan, berkomunikasi, mengambil keputusan atau kesimpulan dari data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemahaman akan alam dan membangun sesuatu dari data: prinsip, hokum, teori. Proses sains ialah bekerja dan berpikir dalam memperoleh serta mengembangkan pengetahuan tentang dunia kebendaan. Proses sains merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sains. Dalam mendapatkan scientific knowledge itu para saintis bekerja dengan didasari rasa ingin tahu, kerendahan hati, terbuka, penghindaran atas dogmatisme, keobyektifan dan pendekatan positif atas kegagalan. Sikap ilmiah yang ditunjukkan dalam bekerja dan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan dalam sains antara lain: a. Rasa ingin tahu akan gejala alam Sains muncul karena dorongan dan kebutuhan manusia yang menggerakkan untuk mencari jawaban yang masuk akal atas berbagai pertanyaan. Motivasinya kira- perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 40 kira sama seperti anak-anak senang menemukan kilapan, warna, ukuran, dan berat pasir dipantai, atau dikotak tempat pasir karena pasir itu menarik baginya. Saintis mempelajari keajaiban-keajaiban di alam ini karena gejala-gejala itu merangsangnya. Keterlibatan dinamis para saintis ini dalam mencari jawaban terhadap suatu masalah atau pertanyaan menjadi pendorong bagi kegiatan-kegiatan penelitiannya. Tanpa sikap ingin menemukan suatu penemuan, tidak akan ada penyelidikan ilmiah. Bagi seorang saintis, tidaklah penting penerapan penemuan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan mungkin banyak yang tidak tahu kegunaan hal-hal yang ditemukannya. Dorongan untuk menemukan sesuatu yang baru hanyalah dari kesenangan ketika menemukan hal yang baru. Karena haus akan pengetahuan, saintis menjadi orang yang terus belajar. Ada suatu dorongan kuat untuk mengetahui dan setelah ia tahu maka ia makin mengetahui bahwa pengetahuan sangat terbatas. Ini menimbulkan sikap rendah hati dan tidak mudah percaya. b. Sikap rendah hati Sikap rendah hati yaitu bebas dari kesombongan dan keangkuhan, timbul pada diri seorang saintis sebagai akibat dari semakin luasnya cakrawala ilmu yang dihadapinya dan sebagian dari pengamatannya terhadap manusia dan kecenderungan tingkah laku manusia. Seorang saintis selalu berusaha menghindarkan diri dari menerima sesuatu secara membuta dan tanpa bertanya.sikap tak mudah percaya merupakan sikap penting saintis. Ia harus berusaha agar pikirannya tidak terkekang oleh pemikiran alternatif atau pemikiran lain. Atau, jika disuguhkan suatu pemikiran alternatif, ia mencoba menilai pemikiran itu secara obyektif. Kepatuhan yang bersifat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 41 mutlak tidak sesuai dengan pemikiran ilmiah. Orang yang dogmatis, yang suka menonjolkan diri, dan yang secara apriori menantang buah pikiran yang lain daripada buah pikiran sendiri, bukanlah seorang saintis, sebab pikirannya sudah tertutup bagi sesuatu yang baru. Di pihak lain, seorang saintis tidak mudah terpengaruh oleh gagasan atau aliran baru. Kegagalan memungkinkan saintis mengetahui hal-hal yang sudah dicoba untuk menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan untuk maju kea rah yang baru. Dapat dikatakan bahwa saintis itu pada akhirnya sampai pada sukses dari kegagalan- kegagalan sehari-hari. c. Keobyektifan Seorang saintis harus senantiasa menjaga agar tidak terlalu terpengaruh oleh perasaannya sendiri dan berusaha mengambil sikap yang obyektif agar dapat menemukan beberapa kebenaran tentang alam ini. Seseorang yang ilmiah dan obyektif berusaha mengambil sikap terbuka dengan mempertimbangkan data, sekalipun data ini bertentangan dengan harapannya. Mendasarkan keputusannya atas bukti-bukti, tidak membesar-besarkan sesuatu lebih dari yang sebenarnya ada, dan menunda memberikan pertimbangan sebelum ia mempunyai cukup data untuk hal tersebut. Sikap ilmiah yang ditekankan pada penelitian ini meliputi: teliti, jujur, disiplin, menghargai pendapat orang lain, menyampaikan pendapatide, sikap ingin tahu, bekerjasama, dan kritis. Untuk penilaian sikap ilmiah dilakukan dengan angket, sedangkan unsur-unsur yang dinilai dari sikap ilmiah adalah teliti, jujur, disiplin, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 42 menghargai pendapat orang lain, menyampaikan pendapatide, sikap ingin tahu, bekerjasama, dan kritis.

8. Aktivitas Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

1 3 101

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Contextual Teaching And Learning (CTL) Dan Open Ended Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kreativ

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Solving Dan Contextual Teaching And Learning (CTL)Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 0 20

PENDAHULUAN Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Solving Dan Contextual Teaching And Learning (CTL)Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 1 8

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Solving Dan Contextual Teaching And Learning (CTL)Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 0 14

PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MELALUI MEDIA FLIPCHARTDAN VIDEO DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR.

0 0 12

PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MODEL CTL (Contextual Teaching and Learning) MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN MEDIA LINGKUNGAN DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN GAYA BELAJAR | Rahayuningsih | Inkuiri 3819 8446 1 SM

0 0 11

Contextual Teaching and Learning dan Pem (1)

0 2 10