perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 125
dalam kehidupan sehari-hari dengan mengalami dan menemukan sendiri pengetahuan mereka.
Hal ini berarti siswa dengan pembelajaran model CTL media lingkungan maupun media internet yang mempunyai aktivitas tinggi mempunyai prestasi lebih baik dibandingkan
siswa yang mempunyai aktivitas rendah.
4. Hipotesis Keempat
Hasil analisis anava tiga jalan General Linier Model pada hipotesis keempat untuk prestasi kognitif diperoleh p - value = 0,046 a 0,05, maka H
Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif ditolak, artinya ada interaksi antara
media pembelajaran dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif. Untuk prestasi afektif diperoleh p – value = 0,682 a 0,05, makaH
Tidak ada interaksi antara media pembelajaran dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar afektif diterima, artinya tidak ada interaksi antara media
pembelajaran dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar kognitif Sedangkan pada uji lanjut anava untuk prestasi kognitif terlihat bahwa nilai mean pada model CTL menggunakan media lingkungan
prestasi belajarnya lebih baik daripada model CTL menggunakan media internet, faktor sikap ilmiah tinggi lebih efektif pengaruhnya terhadap prestasi belajar kimia materi bahan-bahan kimia
dalam kehidupan sehari-hari. Adanya interaksi antara media pembelajaran dengan sikap ilmiah dapat dijelaskan sebagai
berikut. Berdasarkan hipotesis pertama, pembelajaran kimia menggunakan model CTL menggunakan media lingkungan lebih baik dari pada menggunakan model CTL menggunakan
media internet terhadap prestasi belajar. Adapun pada hipotesis kedua sikap imiah tinggi dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, terbukti siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan sikap ilmiah rendah. Media pembelajaran dan sikap ilmiah mempengaruhi prestasi belajar secara bersama, sehingga ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 126
interaksi antara keduanya, karena keduanya mendukung pembelajaran model CTL. Sedangkan pada prestasi afektif, tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan sikap ilmiah siswa. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa pada kedua model pembelajaran ini juga menerapkan kerja sama dalam kelompok dimana tiap anggota kelompok akan bekerja sama saling membantu yang dapat
menumbuhkan kepedulian dan empati antar teman, saling menghargai, dan juga meningkatkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas dan membentuk pribadi yang jujur dalam diri tiap-tiap
siswa.
5. Hipotesis Kelima