Perubahan yang Dimungkinkan Model Interpretasi Struktural

58 keberhasilan program pengembangan usaha persuteraan alam di Pangalengan, namun punya sedikit ketergantungan terhadap program. L1 L2 L3 Gambar 18. Diagram Model Struktural untuk Elemen Perubahan yang Dimungkinkan Keterangan : Mendorong perubahan, L : Level D riv er power 5 1 4 IV 5 4 III 3 2 I 2 II 1 3 0 1 2 3 4 5 Dependence Gambar 19. Matriks Driver power-Dependence untuk Elemen Perubahan yang Dimungkinkan Pada sektor III atau peubah pengait linkage terdapat sub-elemen 4 peningkatan teknologi pengolahan kokon. Yang berarti bahwa setiap tindakan perubahan-perubahan tersebut akan menghasilkan sukses program pengembangan usaha persuteraan alam di Pangalengan, sedangkan lemahnya perhatian terhadap terjadinya perubahan-perubahan akan menyebabkan kegagalan program. Sedangkan sub-elemen yang berada pada sektor II atau peubah tidak bebas dependent adalah sub-elemen 2 peningkatan mutu kokon dan 3 efektifitas pemasaran yang berarti 1. Peningkatan kualitas SDM 5. Memperkuat kelembagaan 3. Efektifitas pemasaran 2. Peningkatan mutu kokon 4. Peningkatan teknologi pengolahan kokon 59 merupakan akibat dari tindakan terhadap sub-elemen perubahan yang dimungkinkan lainnya.

7. Model Stuktural Pengembangan Usaha Persuteraan Alam

Berdasarkan hasil analisis struktural, maka didapatkan suatu model struktural untuk pengembangan usaha persuteraan alam di Kecamatan Pangalengan. Model struktural pengembangan usaha persuteraan alam dapat dilihat pada Gambar 20 berikut ini. Gambar 20. Model Interpretasi Struktural Pengembangan Usaha persuteraan Alam di Kecamatan Pangalengan Hasil analisis struktural untuk pada usaha pengembangan usaha persuteraan alam di Kecamatan Pangalengan telah menghasilkan suatu model interpretasi struktural. Pada model tersebut dapat terlihat bahwa sub- elemen kunci dari sektor masyarakat yang terpengaruhi termasuk dalam Kendala Utama Kurangnya permodalan Sektor IV Kualitas SDM rendah Sektor III Lembaga yang Terkait dengan Program KPH Bandung Selatan Sektor IV BKPH Pangalengan Sektor III Perubahan yang Dimungkinkan Peningkatan kualitas SDM Sektor IV Sektor Masyarakat yang Terpengaruhi Petani murbei dan ulat sutera Sektor III Tujuan Program Meningkatkan usaha persuteraan alam Sektor IV Memenuhi permintaan yang besar akan kain sutera Sektor III Kebutuhan dari Program Permodalan Sektor IV Pengembangan Usaha Persuteraan Alam di Pangalengan 60 sektor 3, sub-elemen kunci pada elemen kebutuhan dari program dan perubahan yang dimungkinkan termasuk dalam sektor 4. Dan sub-elemen kunci pada elemen tujuan program, kendala utama dan lembaga yang terkait dengan program termasuk pada sektor 3 dan 4. Sub-elemen tersebut memerlukan perhatian agar dapat menunjang usaha persuteraan alam. Sektor masyarakat yang paling terpengaruhi adalah petani murbei dan ulat sutera. Petani sangat membutuhkan perhatian agar dapat berperan serta dalam rangka mencapai tujuan dari pengembangan usaha persuteraan alam. Permodalan sangat dibutuhkan dalan pengembangan usaha persuteraan alam. Namun hal tersebut belum dapat terpenuhi sehingga menjadi kendala utama yang dihadapi pengusaha persuteraan alam. Keterlibatan lembaga-lembaga yang terkait dengan pelaksanaan pengembangan usaha persuteraan alam sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dari program ini dan juga sebagai penentu kebijakan-kebijakan perubahan yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan usaha persuteraan alam.

C. Strategi Pengembangan

Usaha persuteraan alam di kecamatan Pengalengan memiliki banyak kekuatan internal yang mendukung selain itu juga peluang yang ada juga cukup baik sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Berdasarkan hasil analisis strategis dan analisis struktural yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa informasi penting yang dapat dijadikan sebagai acuan strategi pengembangan usaha persuteraan alam di Kecamatan Pangalengan. Peubah unsur kekuatan yang memiliki nilai pengaruh yang paling besar adalah kondisi biofisik lingkungan yang menunjang usaha persuteraan alam. Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian 1200 m dpl – 1400 m dpl dengan suhu udara berkisar antara 20 °C-26°C, dengan kelembaban udara sekitar 75 - 90. Kondisi tersebut sangat menunjang bagi kegiatan