Perumusan masalah Stategi Pengembangan Usaha Persuteraan Alam di Kecamatan Pangalengan BPKH Pangalengan, KPH Bandung Selatan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

3 karena di wilayah tersebut memiliki potensi alam yang cukup baik untuk dilakukannya pengembangan usaha persuteraan alam. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis mengenai pengembangan persuteraan alam di Kecamatan Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis strategis menggunakan metode SWOT dan juga analisis struktural dengan teknik ISM Interpretative Structural Modelling.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha persuteraan alam. 2. Menentukan model interpretasi struktural. 3. Merumuskan alternatif-alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan usaha persuteraan alam di Kecamatan Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat menjadi bahan informasi dan perbandingan suatu analisis strategi yang dapat diterapkan pada pengembangan persuteraan alam. 2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat Kecamatan Pangalengan dalam memanfaatkan potensi alam untuk usaha persuteraan alam. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Persuteraan Alam

Ada beberapa tujuan orang membudidayakan binatang, antara lain untuk mendapatkan produksi pangan daging, telur, susu, dan madu, untuk tenaga kerja, untuk bahan obat-obatan, untuk bahan industri sandang pakaian serta untuk hobi, dan lain-lain. Budidaya ulat sutera memiliki tujuan untuk menghasilkan benang sutera sebagai bahan sandang Guntoro, 1994. Persuteraan alam merupakan kegiatan agroforestry yang mempunyai rangkaian yang cukup panjang sejak penanaman murbei, pembibitan ulat, sutera, pemeliharaan ulat sutera, processing pengolahan kokon, pemintalan serat, pertenunan dan pemasaran kain sutera. Kegiatan ini sudah lama dikenal dan dibudidayakan sebagian masyarakat Indonesia Sunanto, 1997. Usaha persuteraan alam, khususnya produksi kokon dan benang sutera dirasakan sangat menguntungkan karena cepat mendapatkan hasil dan memiliki nilai ekonomi tinggi, teknologi yang digunakan relatif sederhana, tidak memerlukan keterampilan khusus, dapat dilakukan sebagai usaha pokok ataupun sambilan, serta dapat dilakukan oleh pria, wanita, dewasa maupun anak-anak. Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan peranan sektor kehutanan dan perkebunan dalam mendorong perekonomian masyarakat di pedesaan, memberikan lapangan pekerjaan serta mendukung kegiatan reboisasi dan penghijauan Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Brantas, 2000.

1. Deskripsi Ulat Sutera

Dalam dunia persuteraan alam dikenal 4 jenis atau ras kupu sutera unggul yang memiliki produksi kokon yang tinggi dan dapat menghasilkan benang sutera dengan kualitas yang baik yakni Ras Cina, Ras Jepang, Ras Eropa dan Ras Tropika. Di Indonesia yang banyak dikembangkan adalah kupu ras Cina dan Jepang, dan hasil persilangan kedua ras tersebut. Namun, belakangan ini hasil persilangan ras Jepang dan ras Cina yang lebih banyak dikembangkan. karena dengan persilangan kedua ras kupu tersebut, maka