Kekuatan Identifikasi dan Evaluasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal
25 Penjelasan setiap peubah yang bersifat strategis unsur kekuatan disajikan
berikut ini. a. Kondisi biofisik lingkungan menunjang
Kesesuaian suhu udara akan mempermudah usaha persuteraan alam, karena tidak memerlukan perlakuan-perlakuan khusus. Suhu udara
ideal untuk pemeliharaan ulat sutera adalah 20–30
o
C. Suhu seperti ini biasanya terdapat di tempat yang memiliki ketinggian sekitar 400 m dpl-
800 m dpl. Selain itu dalam pemeliharaan ulat sutera dibutuhkan kelembaban ideal yang berkisar antara 70-90 Tim Penulis Penebar
Swadaya, 1995. Secara umum, daerah Pangalengan merupakan daerah pegunungan
dengan suhu udara rata-rata 20
o
C dan memiliki kelembaban udara sekitar 75-90 serta mempunyai tanah yang cukup subur. Kondisi ini sangat
menunjang terhadap pemeliharaan ulat sutera dan penanaman tanaman murbei sebagai bahan makanan ulat sutera.
b. Keuntungan yang cukup tinggi Keuntungan usaha kokon per kotak per siklus produksi di
Kabupaten Garut yaitu Rp 35.278, di Sukabumi Rp 139.397, sedangkan di Soppeng Rp 83.288 Tim Peneliti IPB, 2006.
Bila diusahakan dalam skala yang cukup besar serta didukung oleh para petani sutera yang lain, maka usaha ini akan menghasilkan cukup
banyak keuntungan. Namun saat ini pengusahaan sutera alam masih dilakukan secara sederhana dengan modal yang minim sehingga
keuntungan yang didapatkan tidak begitu banyak. c. Dapat dilakukan oleh pria, wanita, dewasa dan anak-anak
Memelihara ulat sutera tidak terlalu sulit. Setiap orang baik pria maupun wanita dan baik dewasa maupun anak-anak dapat melakukannya
dengan bekal keterampilan yang cukup mengenai cara-cara pemeliharaan ulat sutera yang benar. Tetapi pada kenyataan di lapangan, usaha ini
masih didominasi oleh orang dewasa pria dan wanita. Karena di Pangalengan kegiatan ini dilakukan pada wilayah hutan yang cukup jauh
dari pemukiman petani.
26 d. Peningkatan penghasilan
Sebagian besar masyarakat Pangalengan memiliki mata pencaharian sebagai petani sayuran. Penghasilan yang mereka dapatkan
telah cukup dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Apabila kegiatan persuteraan alam mereka lakukan sebagai usaha
sampingan, maka mereka akan mendapatkan penghasilan tambahan selain dari pekerjaan utama mereka.
e. Ketersediaan sumberdaya manusia Semenjak dikeluarkannya SK Gubernur No. 5221224Bimprod
tanggal 20 Mei 2003 tentang penutupan tumpangsari di kawasan Perum Perhutani, banyak petani yang kehilangan pekerjaan awal sebagai petani
sayuran. Maka mulai dilakukan kegiatan persuteraan alam dengan langkah-langkah kegiatan yang tidak bertentangan dengan ketentuan
pemerintah. Karena kegiatan ini memiliki sifat yang padat karya sehingga dapat memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat
menambah penghasilan masyarakat. f. Waktu dari penanaman murbei hingga produksi kokon singkat
Hal lain yang menarik dari usaha persuteraan alam ini adalah relatif singkatnya masa penanaman murbei hingga pemeliharaan ulat.
Mulai penanaman tanaman murbei dan melakukan pemanenan daun murbei pertama hanya sekitar 9-12 bulan. Dan pada pemeliharaan ulat
sutera, dalam waktu sekitar sebulan, kokon dapat dipanen dan dapat segera dijual.
Pemeliharaan ulat sebanyak 12 kali dalam setahun dapat saja dilakukan di Indonesia, asal tersedia paling sedikit empat bagian kebun
murbei yang berlainan waktu penanamannya dan sedikitnya harus ada dua tempat pemeliharaan ulat sutera Atmosoedarjo et al, 2000.
g. Pemanfaatan lahan kehutanan Status kawasan BKPH Pangalengan saat ini telah berubah dari
hutan produksi menjadi hutan lindung. Kawasan Hutan BKPH Pangalengan berdasarkan kondisi fisik terbagi menjadi blok perlindungan
seluas 5.699,17 ha dan blok pemanfaatan seluas 3.035,50 ha Sehingga
27 kegiatan persuteraan alam yang merupakan pola agroforestry adalah
solusi yang tepat dalam rangka memanfaatkan lahan di bawah tegakan serta memanfaatkan lahan yang sebelumnya digunakan untuk
tumpangsari sayuran oleh masyarakat sekitar kawasan hutan. h. Teknologi cukup sederhana
Kegiatan persuteraan alam sebenarnya tidak begitu sulit. Teknologi yang digunakan cukup sederhana sehingga petani dapat dengan mudah
melakukannya. Alat yang digunakan dalam usaha persuteraan alam adalah rak atau sasag kayu, kotak bingkai yang terbuat dari papan, rak
bertingkat, seriframe, floss removal dan lain-lain. Selain itu prasarana berupa rumah ulat kecil dan rumah ulat besar juga perlu dibangun untuk
menunjang kegiatan persuteraan alam.
Gambar 5. Seriframe Kegiatan seperti budidaya murbei, pemeliharaan ulat sutera dan
produksi kokon cukup mudah dilakukan. Yang diperlukan dalam usaha persuteraan alam adalah keuletan dan ketelatenan, karena ulat sutera
perlu diberi makan daun murbei yang cukup secara rutin.