Kerangka Pemikiran Stategi Pengembangan Usaha Persuteraan Alam di Kecamatan Pangalengan BPKH Pangalengan, KPH Bandung Selatan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

11 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem System Approach Model Struktural Usaha Persuteraan Alam Strategi Pengembangan Usaha Persuteraan Alam Faktor Eksternal dan Internal Usaha Persuteraan Alam Diagram dan matriks SWOT Analisis Strategis Analisis SWOT Analisis Struktural Teknik ISM Usaha Persuteraan Alam Elemen penentu usaha persuteraan alam 12

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di Kecamatan Pangalengan, BKPH Pangalengan, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani III Unit Jawa Barat dan Banten. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat daerah ini melakukan usaha persuteraan alam yang dibimbing oleh BKPH Pangalengan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, mulai bulan Mei hingga bulan Juni 2006.

C. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan kuisioner, alat perekam suara tape recorder, alat tulis menulis dan alat hitung yang diperlukan. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini berupa lahan kegiatan persuteraan alam yang dilakukan oleh masyarakat pada lokasi penelitian.

D. Metode Pengambilan Contoh

Dalam penelitian ini jumlah responden terdiri dari 8 orang responden yang terdiri dari petani, pengusaha persuteraan alam, pihak Perum Perhutani, dan para pakar persuteraan alam, serta masyarakat umum.. Menurut David 2003, dalam analisis ini SWOT untuk menentukan responden tidak ada jumlah minimal yang diperlukan sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli expert pada bidangnya. Hal ini berarti bahwa responden adalah orang-orang yang mengenal betul bisnis yang dijalani. Namun demikian semakin banyak responden yang dilibatkan akan semakin baik untuk mengurangi unsur subyektivitas.

E. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam terhadap para pakar yang terpilih. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap pembudidayaan tanaman murbei dan cara pemeliharaan ulat sutera. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan data-data dari pihak yang terkait dengan usaha persuteraan alam. 13

F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua tahapan, yakni analisis strategis dengan metode SWOT dan analisis struktural dengan teknik ISM.

1. Identifikasi dan Evaluasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Metode SWOT merupakan identifikasi yang sistematis dari faktor kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities dan ancaman threats. Metode ini diawali dengan mengidentifikasi variabel lingkungan internal dan eksternal kegiatan persuteraan alam. Variabel lingkungan internal dijadikan rujukan dalam menentukan kekuatan dan kelemahan dari kegiatan persuteraan alam. Sedangkan variabel eksternal dijadikan rujukan dalam penentuan peluang dan ancaman yang dihadapi kegiatan persuteraan alam. Selanjutnya dilakukan pembandingan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi usaha persuteraan alam. Data yang termasuk faktor internal dimasukkan ke dalam Matriks Internal Factor Evaluation IFE sedangkan data yang termasuk faktor eksternal dimasukkan ke Matriks External Factor Evaluation EFE.

a. Matriks EFE dan Matriks IFE

Tahapan untuk menentukan faktor-faktor lingkungan dalam matriks EFE dan IFE adalah sebagai berikut : 1. Tuliskan faktor-faktor eksternal dan internal yang diidentifikasi dalam proses evaluasi sebanyak 5-10 faktor. 2. Beri bobot masing-masing faktor dengan skala mulai dari 0,00 tidak penting sampai dengan 1,00 sangat penting. Penentuan bobot ini diperoleh dengan mengisi tabel dengan metode Paired Comparison . Jumlah dari pembobotan ini tidak boleh melebihi skor total 1,00. Bobot setiap peubah diperoleh dengan menentukan nilai setiap peubah terhadap jumlah nilai keseluruhan peubah, dengan rumus berikut :