Model Stuktural Pengembangan Usaha Persuteraan Alam

60 sektor 3, sub-elemen kunci pada elemen kebutuhan dari program dan perubahan yang dimungkinkan termasuk dalam sektor 4. Dan sub-elemen kunci pada elemen tujuan program, kendala utama dan lembaga yang terkait dengan program termasuk pada sektor 3 dan 4. Sub-elemen tersebut memerlukan perhatian agar dapat menunjang usaha persuteraan alam. Sektor masyarakat yang paling terpengaruhi adalah petani murbei dan ulat sutera. Petani sangat membutuhkan perhatian agar dapat berperan serta dalam rangka mencapai tujuan dari pengembangan usaha persuteraan alam. Permodalan sangat dibutuhkan dalan pengembangan usaha persuteraan alam. Namun hal tersebut belum dapat terpenuhi sehingga menjadi kendala utama yang dihadapi pengusaha persuteraan alam. Keterlibatan lembaga-lembaga yang terkait dengan pelaksanaan pengembangan usaha persuteraan alam sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dari program ini dan juga sebagai penentu kebijakan-kebijakan perubahan yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan usaha persuteraan alam.

C. Strategi Pengembangan

Usaha persuteraan alam di kecamatan Pengalengan memiliki banyak kekuatan internal yang mendukung selain itu juga peluang yang ada juga cukup baik sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Berdasarkan hasil analisis strategis dan analisis struktural yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa informasi penting yang dapat dijadikan sebagai acuan strategi pengembangan usaha persuteraan alam di Kecamatan Pangalengan. Peubah unsur kekuatan yang memiliki nilai pengaruh yang paling besar adalah kondisi biofisik lingkungan yang menunjang usaha persuteraan alam. Kecamatan Pangalengan berada pada ketinggian 1200 m dpl – 1400 m dpl dengan suhu udara berkisar antara 20 °C-26°C, dengan kelembaban udara sekitar 75 - 90. Kondisi tersebut sangat menunjang bagi kegiatan 61 pembudidayaan tanaman murbei sehingga pakan ulat sutera dapat terjamin ketersediaannya. Kebutuhan yang paling penting adalah adanya permodalan dalam usaha persuteraan alam. Sedangkan di Kecamatan Pangalengan permodalan merupakan unsur kelemahan yang sangat mempengaruhi usaha tersebut. Masyarakat masih membutuhkan bantuan berupa kredit usaha serta penyediaan sarana dan prasarana dari pemerintah atau dari para investor. Beberapa analisis menyatakan bahwa sutera alam mempunyai prospek yang baik, dan diperkirakan permintaan sutera akan meningkat antara 2 – 3 per tahun ISA sementara FAO meramalkan lebih besar hingga 5, sementara peningkatan permintaan di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai 12,24 Kuncoro, 2000 dalam Pemda Kabupaten Tasikmalaya, 2003. Peluang tersebut sangat baik dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Pangalengan untuk mengembangkan usaha persuteraan alam. Ancaman yang paling berpengaruh dalam usaha persuteraan alam di Pangalengan adalah adanya penghasilan yang lebih besar selain dari usaha persuteraan alam. Hal ini karena usaha persuteraan alam di Pangalengan belum cukup besar dan kuat, sehingga kontribusi dalam memenuhi pendapatan petani belum begitu terasa. Petani murbei dan ulat sutera adalah sektor masyarakat yang terpengaruhi dan merupakan kunci keberhasilan usaha persuteraan alam di Pangalengan. Oleh karena itu petani harus lebih aktif dalam upaya pengembangan usaha persuteraan alam. Pengembangan usaha persuteraan alam memiliki beberapa tujuan salah satunya adalah meningkatkan kegiatan persuteraan alam agar dapat memenuhi permintaan akan benang sutera yang makin meningkat tiap tahunnya. Maka diharapka pengembangan usaha persuteraan alam dapat memenuhi kebutuhan akan benang sutera juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pangalengan. Permodalan merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan usaha persuteraan alam. Pemerintah perlu memberikan fasilitas kepada petani agar para petani dan pengusaha persuteraan alam