2 Faktor Psikologis
Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor Psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis
yang berbeda-beda terutama dalam hal kadar bukan hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil
belajarnya masing-masing, beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat,
motif dan motivasi, serta kognitif dan daya nalar.
56
b. Faktor Eksternal 1 Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat
pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban udara, dan
sebagainya. Lingkungan sosial baik yang berupa manusia maupun hal- hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses hasil belajar. Sering kali
guru dan para siswa yang sedang belajar didalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar persis di
depan kelas tersebut, apalagi obrolan itu diiringi dengan gelak tawa yang keras dan teriakan. Hiruk pikuk lingkunghan sosial seperti suara
mesin pabrik, lalu lintas dan lain-lain yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itu sekolah hendaknya didirikan
dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.
2 Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan kegunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-
faktor instrumental ini ialah kurikulum, sarana, fasilitas dan guru.
57
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti mendapatkan data bahwa ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Laily Afiya dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Minat Siswa Pada
Pembelajaran PAI. Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa
Ada pengaruh signifikan antara penggunaan media audio visual terhadap minat
56
Ibid., h. 26.
57
Ibid., h. 31-32.
siswa pada pembelajaran PAI. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg sebesar 7,906. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa F
hitung
= 7,906 F
tabel
untuk taraf signifikansi 5 adalah 4,17 sedangkan pada taraf signifikansi 1 adalah 7,35. Karena F
hitung
F
tabel
, maka dapat disimpulkan bahwa
persamaan regresi tersebut signifikan.
2.
Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Rahayu Nurdirjanah dengan judul
Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Al-Quran Hadits Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MI Maarif Donorojo.
Hasil Penelitian tersebut diperoleh bahwa Prestasi belajar al- Qur’an
Hadits pada materi pokok bacaan al-Qamariyah dan al-Syamsiyyah dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode audio visual di kelas III
semester II MI Ma’arif Donorojo meningkatkan pada tiap siklusnya, pada
pra siklus tingkat ketuntasannya ada 19 siswa atau 55, naik menjadi 24 siswa atau 70 pada siklus I, dan naik pada siklus II menjadi 30 siswa
atau 88. Peningkatan juga terjadi pada keaktifan belajar siswa Dimana pada siklus I tingkat ketuntasan ada 21 siswa atau 62 naik menjadi 29
siswa atau 85 pada siklus II, Ini menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam pembelajaran.
3. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Atma dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VI
Enam Di Madrasah Ibtidaiyah Mathlaul Anwar Cimapag Bogor. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa hasil belajar IPS dengan
menggunakan media audio visual lebih tinggi daripada hasil belajar IPS dengan menggunakan model konvensional.
E. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Proses komunikasi proses penyampaian pesan harus diciptakan atau diwujudkan
melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan siswa. Pesan atau informasi yang dimaksud berupa
pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya.
Agar komunikasi dapat diserap dan tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses tersebut, karena
dalam proses tersebut sering terjadi hambatan- hambatan yang mengakibatkan komunikasi yang tidak lancar sebagaimana yang dikemukakan M. Basyuruddin
Usman dan Asnawir, yaitu: 1. Verbalisme, dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui
kata-kata atau lisan. Di sini yang aktif hanya guru sedangkan murid lebih banyak bersifat pasif dan komunikasi bersifat satu arah.
2. Perhatian yang bercabang yaitu perhatian siswa tidak berpusat pada informasi yang disampaikan guru, tetapi bercabang pada perhatian
lain. 3. Kekacauan penafsiran terjadi disebabkan berbeda daya tangkap
murid, sehingga sering terjadi istilah- istilah yang sama diartikan berbeda.
4. Tidak adanya tanggapan yaitu murid- murid tidak merespon secara aktif apa yang disampaikan oleh guru, sehingga tidak terbentuk
sebagaimana mestinya. 5. Kurang perhatian disebabkan prosedur dan metode pengajaran
kurang bervariasi, sehingga penyampaian informasi yang monoton menyebabkan timbulnya kebosanan murid.
6. Keadaan fisik dan lingkungan yang mengganggu misalnya obyek terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan yang terlalu cepat atau
terlalu lambat, dan obyek terlalu komplek serta konsep yang terlalu luas
sehingga menyebabkan
tanggapan murid
menjadi mengambang.
7. Sikap pasif anak didik yaitu tidak bergairahnya siswa dalam mengikuti pelajaran disebabkan kesalahan memilih teknik
komunikasi.
58
Hambatan-hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pemakaian media dalam
pengajaran dapat membantu mengembangkan kreatifitas guru dan murid dengan cara menyajikan pelajarannya dengan media sehingga lebih menarik.
Guru dapat menggunakan media pembelajaran sebagai fasilitator untuk membantu muridnya mendapatkan berbagai kompetensi pengajaran.
Menurut Suparno, Buku teks dan papan tulis pada umumnya membatasi kegiatan latihan utama guru, media pembelajaran dapat membantu
58
M. Basyirudin Usman dan Asnawir, Media pembelajaran, Jakarta: Delia Citra Utama, 2002, h. 6