i. Media memberikan kesempatan siswa untuk belajar mandiri, pada
tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri; j.
Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun siswa.
13
4. Macam-Macam Media Audio Visual
Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam dua kategori sebagaimana dikatakan Syaiful Bahri, yaitu:
a. Audio-visual diam yaitu: media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti: film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara.
b. Audio-visual gerak yaitu: media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti: film suara dan video-cassette, televisi,
OHP, dan komputer.
14
Berbicara masalah Audio Visual gerak sebagaimana yang telah dikutip di atas, sehubungan peneliti yang lebih fokus kepada jenis audio visual gerak,
Berikut akan peneliti uraikan beberapa penjelasan tentang macam-macam media audio visual gerak, sebagaimana dikatakan M. Basyirudin Usman dan
Asnawir, yaitu: a. Film;
Film yang dimaksudkan disini adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan dan penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan
melalui film.
15
Selain itu Fatah Syukur juga mengemukakan bahwa, Film merupakan salah satu media yang dianggap efektif digunakan sebagai alat bantu
pengajaran.
16
Sebagaimana kutipan di atas Film dapat diputar didepan siswa dalam rangka membantu siswa dalam proses belajar. Dengan film, dapat melengkapi
pengalaman-pengalaman dasar, memancing inspirasi baru, menarik perhatian,
13
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2004, h. 458-460.
14
Syaiful Bahri Djamarah, Azwan Zaian, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h.141
15
M. Basyiruddin Usman dan H. Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta: Delia Citra Utama, 2002, h. 95.
16
Fatah Syukur, Teknologi Pengajaran, Semarang: Rasail, 2009, h. 30.
penyajiannya lebih baik karena mengandung nilai-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya, menjelaskan hal-hal abstrak
dan lain-lain. b. Televisi
Televisi dianggap barang mewah karena sulit dijangkau. Menurut Yusuf Hadi Miarso, penggunaan TV dapat dilakukan dengan berbagai alternatif
sebagai berikut: 1 Televisi siaran, yaitu pemancaran melalui saluran televisi umum
dengan bebas pancaran meluas atau tidak tertuju kearah tertentu dan bersifat terbuka, open sircuit;
2 Televisi rangkaian tertutup yang panacarannya tidak dapat melalui kabel kuasial atau gelombang mikro diperlukan penerimaan khusus;
3 Televisi pengajaran dengan pelayanan tertentu instructional TV fixed service yaitu sistem pemancaran dan penerimaan TV pada
frekuensi istimewa yang khusus dialokasikan; 4 TV slow scan yaitu sistem pemancaran gambar mati secara bertahap
dengan melalui saluran telepon atau radio biasa; 5 TV time shared yaitu rangkaian sistem yang satu-satunya saluran TV
memancarkan, misalnya, 300 gambar mat kepada 300 penonton yang berlainan, masing-masing untuk 30 detik;
6 Tele black board, yaitu suatu tehnik yang dikembangkan oleh ITB yang bekerja sama dengan TH Delf yang mampu memancarkan
secara serentak suara tulisan dan garis yang dibuat disebidang papan khusus.
17
5. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual
Media Audio Visual telah hadir dan ikut berpartisipasi dalam dunia pendidikan ini telah memiliki berbagai peranan dan kelebihan, namun
disamping itu terdapat pula kelemahan dari media audio visual tersebut, Kelebihan Audio Visual sebagaimana yang dikatakan Amir Hamzah, yaitu:
a. Membuahkan hasil belajar lebih baik, karena semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi
semakin informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan;
b. Siswa akan belajar lebih banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus dengar saja atau dengan stimulus
pandang saja.
18
17
Ibid., h. 31.
18
Amir Hamzah Sulaeiman, Media Audio-Visual, Jakarta: Pustaka Media, 2003, h. 9.
Sedangkan, Kelemahan Audio Visual sebagaimana yang dikatakan Nana Sudjana, yaitu:
a. Terlalu menekankan pentingnya materi bahan-bahan audio visual ketimbang proses pengembangannya, seperti: desain, prouksi, dan
evaluasi; b. Tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru
dalam mengajar, sehingga keterpaduan antara bahan-bahan dan alat bantu tersebut diabaikan.
19
Selain itu, Arief S, Sadiman juga mengatakan bahwa media audio visual memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
a. Perhatian sulit dikuasai, partisipasi siswa jarang dipraktikkan; b. Sifat komunikasinya hanya satu arah dan harus diimbangi dengan
pencarian umpan balik yang lain kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.
20
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah cabang ilmu yang sangat luas, oleh karena itu sebelum membahas pengertian Pendidikan Agama Islam,
penulis akan terlebih dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya. Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam
mengatakan bahwa: Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan
pe dan akhiran kan mengandung arti perbuatan hal, cara dan sebagainya. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani,
yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang
berarti pendidikan.
21
Selain itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap, dan tata laku seseorang, atau kelompok orang, dalam
19
Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Al-Gensindo, 2001, h. 58.
20
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h. 75.
21
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004 Cet IV, h. 1.
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
22
Nur Uhbiyati mengatakan bahwa: Bilamana pendidikan kita artikan sebagai latihan mental, moral dan
fisik jasmaniah yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat
selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas kepribadian serta menanamkan rasa tanggung jawab.
Usaha kependidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia.
23
Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa, Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
24
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu
menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagian yang setinggi-tingginya.
25
Menurut Dr Ahmad Tafsir, Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang pendidik terhadap seseorang anak didik agar
tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. Satu diantaranya adalah dengan cara mengajarnya, yaitu mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya.
26
Dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah istilah yang memiliki berbagai macam pengertian, bagi orang awam
mungkin pendidikan itu adalah mengajarkan murid di sekolah, melatih anak untuk hidup sehat, mengajari sopan santun kepada orang yang lebih tua, dan
22
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, jilid IV, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 326.
23
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999 Cet II, h. 12.
24
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-maarif, 1981, Cet. V, h. 19.
25
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, Cet. IV, h. 4.
26
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2010 Cet. IX, h. 28.