Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Variabel Jumlah
Sempel Taraf
Signifikan Lhitung
L ₀
Ltabel L
t Keterangan
Pretest Eksperimen 26
0,05 0.1145
0.173 Normal
Pretest Kontrol 26
0,05 0.0889
0.173 Normal
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Variabel Jumlah
Sempel Taraf
Signifikan Lhitung
L ₀
Ltabel L
t Keterangan
Posttest Eksperimen 26
0,05 0.0244
0.173 Normal
Posttest kontrol 26
0,05 0.0279
0.173 Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji fisher. Dari hasil perhitungan Lampiran 22 diperoleh nilai varians posttest kelas eksperimen adalah 92.154
dan varians posttest kelas kontrol adalah 141.115. Sehingga diperoleh nilai F
hitung
1.531 dengan taraf signifikan = 0,05 untuk dk 25 dan dk penyebut =
25 maka didapat F
tabel
1.940 maka karena F hitung pada posttest kelas
eksperimen dan kontrol 1.531 1.940 dari F tabel maka Ho diterima jadi
kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians yang sama atau Homogen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest
Varians Taraf
Signifikan F-hitung
F-tabel Keterangan
Eksperimen Kontrol
0, 05 1.531
1.940 Homogen
92.154 141.115
D.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Uji Hipotesis Penelitian
Setelah uji prasyarat dilakukan dan diketahui bahwa dua kelas berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian selanjutnya adalah pengujian hipotesis
dengan uji-t. Dari data hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen
̅
= 81.92 dengan varians
= 92.154 Lampiran 22 sedangkan untuk kelas varians kontrol diperoleh nilai rata-rata
̅
= 73.65 dengan varians = 141.115 Lampiran 22.
H ₀ menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai
rata-rata hasil belajar Al-Islam yang diajar menggunakan media audio visual dengan siswa yang tidak menggunakan media audio visual dengan
menggunakan uji-t. Berdasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar Al-Islam dengan
menggunakan uji-t, diperoleh harga t
hitung =
2.775 Lampiran 23. Dengan taraf signifikan
= 0,05 dan derajat kebebasan db = 50 diperoleh nilai t
tabel
=
1.645 Lampiran 23. Sehingga t
hitung
berada diluar penerimaan H ₀ atau dengan
kata lain H ₀ ditolak. Dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan
media audio visual lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan tidak menggunakan media audio visual.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, Hipotesis alternative H
a
yang menyatakan hasil belajar Al-Islam siswa yang diajar dengan menggunakan
media audio visual lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan tidak menggunakan media audio visual pada taraf signifikan 5.
Artinya, sebelum diterapkan pembelajaran yang menggunakan media audio visual. Kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru. Siswa
kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi setelah dijelaskan dengan menggunakan media audio visual untuk kelas eksperimen
proses pembelajaran lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang tidak
menggunakan media audio visual. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya siswa lebih semangat dengan menyaksikan film mengenai tatacara
ibadah haji ini tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa kejenuhan. Sebagaimana yang terlampir dalam gambar
dibawah ini.
Gambar 4.1 Proses belajar mengajar dengan media audio visual
Gambar 4.2 Proses penyampaian materi
Gambar 4.3 Proses siswa dalam menjawab soal
Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa Ha diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Al-
Islam siswa dengan menggunakan media audio visual dan mata pelajaran Al- Islam dengan tidak menggunakan media audio visual pada konsep Ibadah Haji.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian belum sempurna, dikarenakan penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya :
1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran Al-Islam pada pokok bahasan Ibadah Haji saja, sehingga belum bisa digeneralisasikan pada
pokok pembahasan yang lain. 2. Kondisi siswa yang sempat merasa bingung dengan proses pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual, karena siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran seperti ini.