berikut 1 memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap. 2 menanamkan sikap hidup ilmiah. 3
memberikan ketrampilan untuk melakukan pengamatan. 4 mendidik peserta didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan
penemunya. 5 menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam
memecahkan masalah Laksmi dalam Trianto 2013:142.
Dengan demikian pembelajaran IPA memang sangat dibutuhkan dalam proses pemerolehan pengetahuan peserta didik tentang ruang lingkup di
sekitarnya. Belajar IPA tidaklah sulit, sebab pembelajaran IPA dapat dilakukan di lingkungan sekitar. Melalui belajar IPA peserta didik mendapatkan banyak
pengalaman serta manfaat yang banyak bagi dirinya dan lingkungan.
2.1.1.3 IPA untuk Sekolah Dasar
IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA sangat penting bagi peserta didik. Ada beberapa alasan mengapa
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Alasan tersebut yaitu bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa dalam
menggenapi pengetahuan tentang teknologi pembangunan. Selain itu IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik mampu
berpikir realistis. Pembelajaran IPA juga tidak bersifat hafalan belaka, tetapi dikemas dalam suatu pembelajaran yang menarik seperti percobaan, pengamatan
dan praktikum Samatowa: 2016.
Ketrampilan proses IPA didefinisikan oleh Paolo dan Marten dalam Carin, 1993:5 antara lain mengamati, mencoba memahami apa yang diamati,
mempergunakan pengalaman baru untuk meramalkan apa yang terjadi, menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut
benar.
Jadi, pembelajaran IPA mengandung suatu permasalahan yang nantinya dapat dipecahkan dan dikembangkan oleh peserta didik. Dalam pembelajaran IPA
peserta didik tidak boleh bersikap apa adanya, tetapi dapat memodifikasi melalui model serta penemuan yang didapatkan dari lingkungan sekitar.
2.1.1.4 Memberdayakan Peserta Didik melalui Pembelajaran IPA
Dalam pebelajaran IPA, pada saat ini lebih ditekankan pada peserta didik dibandingkan kepada gurunya. Pembelajaran IPA di dalam kelas dipandang
sebagai suatu proses yang aktif dan sangat dipengaruhi oleh keingintahuan tentang apa yang akan dipelajari siswa. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA yaitu
peserta didik mampu menyadari keterbatasan yang dimilikinya, peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari tahu berbagai pengetahuan
yang baru, dan peserta didik mampu mengaplikasikannya ke dalam kehidupan mereka sehari-hari Samatowa :2016. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pembelajaran IPA yaitu pendidik perlu memahami kondisi peserta didik dalam memulai kegiatan pembelajarannya. Selain itu aktivitas yang dialami oleh
peserta didik harus melalui kegiatan yang nyata terutama dalam hal alam. Dalam proses pembelajaran IPA juga melibatkan peserta didik untuk bertanya dalam
suatu diskusi bersama. Peserta didik dapat saling memberikan tanggapan dalam berbagai permasalahan. Kemudian dalam proses pembelajaran IPA harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah Samatowa:2016. 2.1.2
Karakter Peduli Lingkungan 2.1.2.1
Pendidikan Karakter
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Erni:2015 menyatakan bahwa karakter sama dengan watak. Karakter atau watak adalah paduan dariada segala
tabiat manusia bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain. Driyarkara 2006:488-494
menyamakan karakter dengan budi pekerti. Menurut Driyarkara, seseorang disebut mempunyai budi pekerti atau karakter bila mempunyai kebiasaan
menjalankan dorongan yang baik. Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakter mengandung nilai-nilai dan sikap yang menujukkan
sebuah kebaikan. Karakter akan mempengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan cara pandang seseorang yang akan menjadi tabiat hidupnya. Dengan kata lain
sikap hidup baik tersebut, akan menjadi kebiasaan baik dalam hidupnya. Orang dapat dikatakan berkarakter jika mampu menghargai sesama manusia, mampu
bersikap dalam mengahadapi orang lain, berpikir secara positif dan menghargai
pribadi orang lain.
Sedangkan pendidikan karakter berarti pendidikan yang memiliki tujuan untuk membantu peserta didik untuk memperoleh dan mengalami serta memiliki
karakter yang kuat di dalam dirinya. Pendidikan karakter dengan keyakinan bahwa karakter manusia itu dapat diubah serta dikembangkan Erni:2015. Tugas
pendidikan adalah mengembangkan karakter peserta didik yang sudah baik supaya tidak hilang dan membiasakan karakter yang tidak baik dapat diubah
menjadi karakter yang berbudi pekerti. Maka pendidik perlu mengenal keadaan awal peserta didik dalam hal memperdalam karakternya, sehingga dapat
mengupayakan perkembangan karakter peserta didik dalam dirinya. Nilai karakter yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan kondisi peserta didik dengan
menggunakan model pendekatan yang mendukung. Kondisi saat ini sesuai dengan permasalahan karakter yang perlu dikembangkan yaitu sikap peduli lingkungan.
2.1.2.2 Hakikat Kepedulian