karena itu modul merupakan kumpulan kegiatan pembelajaran yang dibuat untuk
membantu peserta didik belajar memperoleh suatu pengetahuannya.
Berdasarkan pendapat beberapa sumber di atas maka modul merupakan serangkaian alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penyusunan modul
sesuai dengan kebutuhan dan materi pelajaran yang dikemas secara sistematis. Modul harus mampu mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya
perkembangan peserta didik. Modul yang dibuat diharapkan mampu membuat peserta didik lebih aktif untuk belajar sendiri. Modul yang baik mencakup
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang mendukung pengembangan peserta didik.
2.1.6.2 Pengembangan Materi
Menurut Tomlinson dalam Harsono:2007 kriteria materi pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut: 1 materials should achieve impact, 2
materials should help learners feel at ease, 3 materials should help learners to develop confidence, 4 what is being taught should be perceived by learners as
relevant and useful, 5 materials should require and facilitate learners’ self-
investment, 6 learners must be ready to acquire the points to be taught, 7 materials should expose the learners to language in authentic use, 8 The
learners attention should be drawn to linguistic feature of the input, 9 Materials should provide the learners with opportunities to use the target language to
achieve communicative purpose, 10 Materials should take into account that learners have different learning styles, 11 Materials should take into account
that learners differ in affective attitude, 12 Materials should permit a silent period at the beginning of instruction, 13 Materials should maximize learning
potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement both right and left brain activities, 14 Materials should not rely too much on
controlled practice, 15 Materials should provide opportunities for outcome feedback.
Berdasarkan pernyataan di atas terdiri dari 15 prinsip yang dikemukakan oleh Tomlinson. Kriteria pembelajaran menurut Tomlinson di atas kesimpulannya
yaitu bahan dalam pembuatan pengembangan modul pembelajaran harus mencapai dampak dari tujuan yang telah ditetapkan. Bahan yang dibuat harus
membuat peserta didik nyaman dalam mempelajarinya, jadi isi dari modul harus disesuaikan dengan umur serta analisis kebutuhan pada umumnya. Bahan yang
digunakan dalam pengembangan modul juga harus dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan percaya dirinya, sehingga isi dari modul harus menunjang
kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Kemudian bahan yang diajarkan harus relevan dan berguna serta dapat diterima oleh peserta didik. Bahan yang
dibuat merupakan salah satu fasilitas dalam pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh hal-hal yang penting dari pembelajaran. Bahan yang dibuat
tidak boleh terlalu banyak tetapi lebih baik mengandalkan praktik yang lebih terkontrol dari pada materi yang terlalu banyak. Dalam hal ini yang terpenting
adalah bahan yang dibuat dalam modul pembelajaran harus menghasilkan umpan balik bagi peserta didik.
Langkah pengembangan modul menurut Tomlinson dalam Harsono : 2007 terdiri dari 5 langkah, yaitu 1 analisis kebutuhan, 2 desain, 3 revisi, 4
implementasi, 5 evaluasi.
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat dipaparkan sebagai berikut.
2.2.1 Penelitian tentang Peduli Lingkungan
Ani Handayani 2013 melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Implementasi Pendekatan Sains teknologi
Masyarakat STM Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV.1 di SD N Keputran “A”. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK.
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yang bekerja sama dengan Bapak Subardo, S.Pd selaku wali kelas untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan
pada siswa kelas IV.1SD N Keputran “A”. Penelitian ini menggunakan instrumen observasi dan angket dalam pemerolehan data. Hasil observasi menunjukkan
sikap peduli lingkungan siswa pada kategori rendah sedangkan hasil angket