yang terjadi pada peserta didik kelas III Humanis SD Joannes Bosco yaitu kurangnya kesadaran mereka terhadap kepedulian lingkungan, belum bisa
memiliki sepenuhnya apa yang mereka miliki berupa keanekaragaman yang ada di bumi.
Upaya penanaman sikap peduli dengan lingkungan dapat di kembangkan dengan prinsip-prinsip Pendidikan Emansipatoris. Pendidik menerapkan
humanisasi dalam proses pembelajaran karena manusia harus menjadi manusia, menolak diperlakukan sebagai objek seperti hewan.Freire: 50-51. Selain itu
pembelajaran juga mengarahkan peserta didik pada penyadaran kritis yang mengarahkan peserta didik memperoleh kebebasan dalam menemukan
pengetahuan. Kesadaran
merupakan elemen
dari proses
pemerolehan pengetahuan. Ketiga dari prinsip Pendidikan Emansipatoris yaitu problem possing
education atau disebut pendidikan hadap masalah berupa dialog, di mana proses pembelajaran menciptakan dialog antara pendidik dan peserta didik saling
berinteraksi. Pendidikan mempersyaratkan terjadinya proses dialog sebagai acuan karena tanpa dialog pengetahuan dapat tertopengi dan tidak sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Dalam dialog menurut Freire dalam Dharma:2016, peserta didik dan pendidik melakukan penyelidikan, masing-masing saling belajar
dan saling mengajar menyikapi berbagai persoalan di lingkungan sekitar untuk pencapaian pengetahuan. Dari ketiga proses tersebut mengarahkan peserta didik
melakukan aksi dan refleksi Praksis sebagai bagian dari proses pencapaian sikap peduli terhadap lingkungan hidup yang ada di sekitar.
2.1.5 Kurikulum 2013 dan Paradigma Pendidikan Dominikan PPD.
2.1.5.1 Kurikulum 2013
Menurut Bobbit dalam Kurniasih, 2014:5 menyatakan “ kurikulum, sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar kata Bahasa Latin Race-Source,
menjelaskan kurikulum seba gai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang
dialami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa”. Sedangkan menurut Krug dalam Kurniasih, 2014:5 menyatakan
“Kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.” Menurut beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan suatu rencana pembelajaran serta pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan cara yang digunakan
untuk berbagai program pendidikan peserta didik dapat melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong mereka berkembang dan tumbuh sesuai
dengan target pencapaian pendidikan.
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pengembangan karakter peserta didik. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan
berbasis karakter, dengan mengguanakan pendekatan saintifik serta konseptual diharapkan peserta didik mampu mengembangkan pengetahuannya Mulyasa:
2013. Dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 ini proses pembelajaran ditanamkan nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan sebuah pendekatan ilmiah yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan ini menerapkan beberapa aspek seperti
mengamati, menanya, menalar, mencoba serta mengkomunikasikan. Menurut Kemendikbud 2014:18 menjelaskan “ bahwa pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik.” Berikut adalah karakteristik pembelajaran dengan
metode saintifik, yaitu: 1.
Berpusat pada peserta didik 2.
Melibatkan ketrampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hokum atau prinsip.
3. Melibatkan proses-proses kognitif, yang potensial merangsang perkembangan
intelek, khususnya ketrampilan berpikir tingkat tinggi. 4.
Dapat mengembangkan karakter siswa. Hosnanm,2014:36 Jadi, kurikulum 2013 merupakan pedoman proses pembelajaran yang berbasis
karakter untuk mencapai tujuan pendidikan. Di mana pendekatan saintifik mengajarkan peserta didik untuk terlibat langsung dan menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan kritis.
2.1.5.2 Paradigma Pendidikan Dominikan PPD