mereka ketika menanam bibit cabai. Setelah menanam bibit cabai peserta didik membuat laporan singkat tentang kegiatan yang dilakukan. Dalam proses
menanam mengandung nilai humanisasi, karena peserta didik belajar mengetahui apa yang harus mereka lakukan dengan menggunakan lembar kerja yang sudah
disediakan di dalam modul. Selain itu juga mengandung nilai kesadaran kritis dan dialog murni, karena peserta didik mendapatkan pengalaman nyata dengan
berdialog dengan sesama memecahkan permasalahan. Selanjutnya peserta didik masuk ke kegiatan belajar 3 dengan subtema “ Aku
Pasti Bisa”. Pada pembelajaran ini dilaksanakan sangat singkat karena waktu sudah hamper habis. Tetapi pembelajaran tetap terlaksana dengan baik. Pada
kegiatan ini peserta didik mengerjakan soal matematika. Kemudian dilanjutkan contemplating, actuating, sharing dan reflecting seperti pada pertemuan pertama.
Semua kegiatan dan pemahaman materi yang diajarkan mengandung nilai-nilai Pendidikan Emansipatoris.
4.1.1.5 Evaluasi
1 Hasil Implementasi
Setelah dilakukan implementasi peneliti menganalisis setiap proses saat pembelajaran berlangsung. Pada saat proses pembelajaran peneliti juga belajar
dari reaksi yang diperlihatkan oleh para peserta didik. Proses pembelajaran berjalan selama dua hari dan berjalan dengan lancar. Peserta didik sangat antusiasi
mengikuti pembelajaran karena modul yang digunakan banyak belajar di luar kelas dan dilakukan secara berkelompok. Berdasarkan pengalaman pada saat
proses menanam peserta didik diminta untuk membawa perlengkapan untuk menanam, alhasil mereka tidak membawa perlengkapan sesuai instruksi. Tetapi
semua dapat diatasi menggunakan peralatan yang ada serta beberapa yang disediakan oleh peneliti. Hasil dari pembelajaran hari kedua peserta didik
menanam bibit cabai secara berkelompok. Hasil menanam di letakkan di sekitar
halaman sekolah untuk mereka amati selanjutnya.
Pada saat pembelajaran peserta didik banyak yang kurang paham dengan beberapa bahasa yang digunakan dalam modul. Contohnya pada perintah
“analisislah” dengan menggunakan kata ini peserta didik tidak dapat memahami
maksud perintahnya. Selain itu pada saat proses pembelajaran peneliti menemukan perintah yang kurang tepat pada bagian menempel menggunakan
biji-bijian, yaitu bagian bawah perintah masih bertuliskan menempel menggunakan potongan sedotan. Peneliti kurang teliti dalam proses revisi pada
tahap sebelumnya. Secara keseluruhan proses implementasi berhasil membuat peserta didik
antusias dalam melakukan setiap kegiatannya serta dapat menjawab pertanyaan yang ada di dalam modul pembelajaran.
2 Hasil Wawancara Peserta Didik
Wawancara dilakukan kepada 3 peserta didik pada tanggal 09 Desember 2016 untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan modul yang telah digunakan dalam
proses pembelajaran. Hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, pertanyaan tentang pemahaman peserta didik mengerjakan soal yang
ada di dalam modul. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi yaitu dua peserta didik 66,7 menyatakan bahwa mereka paham dalam
mengerjakan modul karena sudah ada petunjuk di dalam modul. Satu peserta didik 33,3 menyatakan bahwa ia kurang paham dalam mengerjakan modul karena
terdapat kata-kata yang tidak dimengerti. Kedua, pertanyaan tentang manfaat yang peserta didik dapatkan setelah
mengerjakan modul. Hasil wawancara peserta didik setelah implementasi yaitu ketiga peserta didik 100 menyatakan bahwa mereka dapat mempelajari
tumbuhan. Peserta didik yang pertama menyatakan bahwa ia dapat belajar bagaimana menanam bibit cabai, peserta didik yang kedua menyatakan jika ia
dapat mengenal berbagai macam tumbuhan. Sedangkan peserta didik yang ketiga menyatakan bahwa ia bisa belajar tentang menanam dan menempel biji-bijian.
Ketiga, pertanyaan tentang kesulitan yang dialami peserta didik pada saat mengerjakan modul. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi
yaitu ketiga peserta didik 100 menyatakan bahwa kesulitan yang dialami terjadi pada saat menanam bibit cabai.
Keempat, pertanyaan tentang tindakan yang akan dilakukan selanjutnya setelah mempelajari perkembangbiakan tumbuhan. Hasil dari wawancara peserta didik
setelah implementasi yaitu dua peserta didik 66,7 menyatakan bahwa mereka
akan menanam tanaman serta memanfaatkannya. Sedangkan satu peserta didik 33,3 menyatakan jika akan merawat tumbuhan supaya tidak rusak.
Kelima, pertanyaan tentang perasaan yang peserta didik rasakan pada saat belajar menggunakan modul tersebut. Hasil dari wawancara peserta didik setelah
implementasi yaitu ketiganya merasa senang. Satu peserta didik 33,3 merasa senang karena modul yang digunakan banyak terdiri dari gambar-gambar
sehingga tidak membosankan. Dua peserta didik 66,7 merasa senang karena dapat belajar di luar kelas.
3 Kelebihan dan Kelemahan Modul
Dari hasil observasi saat implementasi serta wawancara 3 peserta didik makan dapat disimpulkan kelebihan dan kelemahan modul yang dapat
dijelaskan sebagai berikut. Kelebihan modul yang dikembangkan oleh peneliti yaitu modul menyajikan materi peduli lingkungan. Sikap peduli lingkungan
terdapat dalam materi kurikulum 2013 yang terintegrasi ke dalam 3 mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia, matematika dan PKn yang kemudian menjadi
modul pembelajaran IPA. Setiap kegiatan mengajarkan peserta didik untuk berpikir kritis, berdialog dengan guru dan sesama temannya dalam mencapai
pengetahuan. Modul disertai petunjuk-petunjuk disetiap kegiatannya dan dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik sehingga peserta didik tidak
merasa bosan. Modul memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara nyata di lingkungan sekitar, sehingga peserta didik dapat mengeksplor dirinya untuk
menambah pengalaman. Modul pembelajaran yang dihasilkan tidak hanya memiliki beberapa
kelebihan saja, namun modul tersebut juga memiliki beberapa kelemahan yaitu bahasa yang digunakan dalam modul masih kurang sesuai dengan peserta
didik, sehingga masih ada beberapa kata yang kurang dimengerti. Kelemahan pada modul juga terletak pada pengembangan modul hanya terbatas pada cara
menanamkan sikap peduli lingkungan.
4.1.2 Kualitas Produk