produksi pengetahuan, struktur kelembagaan sekolah, hubungan sosial di masyarakat luas.
Berdasarkan tinjauan literature yang berhubungan dengan Pendidikan Emansipatoris, tujuan utama pendidikan ini adalah humanisasi, penyadaran kritis,
dan pembentukan system pendidikan permasalahan sikap.
1. Humanisasi, pendidikan memiliki 2 karakter. Pertama, menjadi pedagogi yang
memungkinkan para peserta didik dan pendidik untuk mengembangkan pemahaman kritis atas hubungan mereka dengan dunia. Kedua, perlu menjadi
pedagogi yang memungkinkan peserta didik dan pendidik untuk menjadi subjek mengetahui konteks mereka dan kondisi mereka sebagai manusia
Dharma:2016. Menurut Freire, untuk mengubah dunia menjadi lebih manusiawi dengan melalui dialog sejati dengan kondisi seperti cinta,
kerendahan hati, kepercayaan, harapan dan berpikir kritis.
2. Penyadaran Kritis, salah satu point penting dalam karakteristik Pendidikan
Emansipatoris yaitu penyadaran. Freire mendifinisikan penyadaran sebagai “belajar” untuk melihat sosial, politik, dan kondisi ekonomi dan mengambil
tindakan sebagai suatu realitas. Penyadaran dilakukan pada pembelajaran untuk mempengaruhi perubahan. Menurut Freire dalam Dharma: 2016 kesadaran
merupakan proses inti atau hakikat dari proses pendidikan kaum tertindas, karena dengan tumbuhnya kesadaran akan menjauhkan seseorang dari Fear of
Freedom. Kesadaran adalah sebuah totalitas, penalaran, perasaan, keinginan, kesadaran akan diri sendiri dan dunia, menangkap dunia yang menjadi
intensinya Dharma:2016. Oleh karena itu kesadaran kritis merupakan inti dari pendidikan humanisasi, peserta didik aktif terlibat dan melibatkan diri dengan
realitas.
3. Problem Possing Education, atau pendidikan hadap-masalah, juga signifikan
dengan asa pendidikan yang memanusiakan manusia Suprijono: 2016. Jadi pendidikan ini dikembangkan supaya peserta didik mampu memahami realita
kehidupan. Peserta didik dihadapkan pada sebuah permasalahan, kemudian mereka menghadapinya dengan berdasarkan pemecahan masalah sesuai sudut
pandang masing-masing. Salah satu inti dari pendidikan hadap-masalah yaitu dengan dialog. Pendidikan dapat dipandang sebagai proses dialog yang
merupakan fenomena manusiawi. Dialog mengasumsikan kesetaraan antarmanusia, hubungan subjek-subjek. Dengan sebuah dialog maka terdapat
perjumpaan yang mempersatukan refleksi dan tindakan dari para perilakunya Dharma:2016. Oleh karena itu proses dialog sebagai dasar hubungan antara
peserta didik dengan guru untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran. Pendidikan bukan transfer pengetahuan, tetapi perjumpaan antara peserta didik
dan guru dalam dialog sebagai proses pencarian objek dan proses mengetahui dan berpikir.
2.1.4.3 Prinsip Pendidikan Emansipatoris