48
itu termuat dalam seruan para Rasul untuk bertobat sesudah Pentakosta. Yesus sendiri, ketika dari salib mengamjugai mereka, dan kemudian
Petrus, memaafkan baik orang- orang Yahudi di Yerusalem yang “tidak
tahu ”, maupun para pemimpin mereka Kis 3: 17. Lebih lagi kita tidak
dapat melimpahkan tanggung jawab kepada orang-orang Yahudi lainnya dari zaman dan tempat-tempat lain, semata-mata didasarkan pada
teriakan khalayak: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-
anak kami “ Mat 27: 25, suatu rumusan untuk mensahkan satu putusan pengadilan KGK art. 597.
Kutipan dari Katekismus Gereja Katolik artikel 597 di atas menunjukkan bahwa kita tidak dapat menyalahkan peristiwa penangkapan, penganiayaan,
penyaliban hingga wafat Yesus itu kepada seluruh bangsa Yahudi. Artikel selanjutnya KGK art. 598 menegaskan kembali bahwa semua orang berdosa
turut menyebabkan kesengsaraan Allah. Karena dosa semua oranglah yang mengantar Kristus menuju ke penderitaan-Nya.
b. Alasan secara Ilahi
Kisah Para Rasul bab 2 ayat 23 menuliskan: “ Dia yang diserahkan Allah
menurut maksud dan rencana-Nya,... ”. Kutipan ini memberi petunjuk bahwa apa
yang terjadi atas Yesus di dunia merupakan maksud dan rencana Allah. Inilah misteri rencana Allah. Dari kutipan ini juga dapat dilihat bahwa mereka yang
telah “menyerahkan” Yesus hanya merupakan pelakon tidak bebas dari sebuah skenario yang telah ditentukan oleh Allah KGK art. 599.
Rencana ilahi untuk mendatangkan keselamatan melalui kematian keji Yesus sudah dimaklumkan lebih dahulu dalam Kitab Suci, yaitu sebagai misteri
penebusan yang mencakup segala sesuatu, artinya sebagai tebusan, yang membebaskan manusia dari perhambaan dosa. Wafat Yesus yang menebuskan
49
ini merupakan pemenuhan nubuat mengenai hamba Allah yang menderita KGK art. 601. Dengan menyerahkan Putera-Nya karena dosa kita, Allah
menunjukkan bahwa rencana-Nya untuk kita adalah satu keputusan cinta yang penuh kebaikan dan kasih KGK art. 604.
c. Makna Pengorbanan Yesus
Kisah sengsara adalah drama moral yang tidak akan pernah berarti jika tidak diimani. Kisah sengsara adalah pergumulan antara kebaikan dan kejahatan.
Makna dari semua kisah ini adalah untuk mengalahkan kekuasaan amoral dan kejahatan atas kehidupan. Yesus membunuh kematian dengan menghilangkan
kebuntuannya, bukan
dengan menghilangkan
kematian itu
sendiri McBride,2003: 195.
Kematian Kristus adalah kurban Paska, di mana “Anak Domba Allah,
yang menghapus dosa dunia” melaksanakan penebusan umat manusia secara defintif. Yesus adalah kurban Perjanjian Baru yang menempatkan kembali
manusia dalam persekutuan dengan Allah KGK art. 613. Kurban Kristus ini menyempurnakan dan mengakhiri segala kurban. Kurban itu merupakan satu
anugerah Allah Bapa sendiri. Bapa menyerahkan Putra-Nya supaya mendamaikan kita dengan diri-Nya KGK art. 614. Yesus menjadi Hamba
Allah yang menderita, yang sebagai ganti menyerahkan diri-Nya untuk kurban pemulihan sebagai bentuk ketaatan-Nya kepada Allah. Yesus telah menebus
dosa-dosa kita dan memberi pemulihan kepada Allah Bapa untuk kita KGK art. 615.
50
“Cinta sampai kepada kesudahannya” Yoh 13:1 memberi nilai khusus kepada kurban Kristus dan mengakibatkan bahwa Ia menebus dan
memperbaiki, mendamaikan dan menyilih. Pada waktu menyerahkan kehidupan-Nya untuk kita, Yesus mengenal kita semua dan mencintai
kita semua. “Kasih Kristus menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa kalau satu orang sudah mati untuk semua orang, maka semua
sudah mati” 2 Kor 5: 14. Tidak seorang manusia, malahan orang kudus terbesar sekalijuga, yang mampu menanggung dosa semua manusia dan
menyerahkan diri sebagai kurban untuk semua. Tetapi berkat Pribadi Putera ilahi di dalam Kristus, yang melampaui semua pribadi manusiawi
dan sekaligus merangkulnya dan membuat Kristus menjadi kepala seluruh umat manusia, maka kurban Kristus dapat menebus semua orang
KGK art. 616.
Artikel di atas menunjukkan kepada kita bahwa sengsara dan kematian Yesus merupakan wujud cinta Yesus kepada Allah. Kurban Yesus membawa
nilai khusus untuk manusia, yaitu kurban penebusan. Keilahian Yesus sebagai Putera Allah mengakibatkan pengorbanan Yesus ini menjadi kurban
keselamatan untuk semua orang berdosa. Jadi makna pengorbanan Yesus itu adalah bentuk cinta-Nya kepada Allah secara total dan sadar dengan
melaksanakan karya Keselamatan Allah hingga wafat demi menebus dosa semua orang. Allah mengasihi manusia dan telah mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa manusia 1 Yoh 4: 10. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus 2 Kor 5: 19.