Langkah Filosofis Teknik Analisis
69
Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam karya naratif karya sastra. Pembicaraan mengenai tokoh dengan segala perwatakan dengan
berbagai citra jati dirinya, dalam banyak hal, menarik banyak perhatian orang. Tokoh dan penokohan menjadi penting dan menarik karena tokohlah yang
diceritakan dalam suatu karya sastra, tokohlah yang melakukan sesuatu dan dikenai sesuatu, tokohlah yang membuat konflik. Segala hal ini adalah urusan
tokoh dan penokohan Nurgiyantoro, 2005: 164. Tokoh „pastor‟ merupakan tokoh utama tambahan dalam novel ini. Tokoh
utama tambahan adalah tokoh yang tergolong penting dan memiliki kadar keutamaan lebih banyak dari pada tokoh-tokoh tambahan yang lain namun tidak
sebanyak tokoh utama yang utama Nurgiyantoro, 2005: 176-178. Tokoh pastor tidak banyak muncul seperti halnya tokoh orang asing maupun Miss Prym, namun
tokoh pastor memiliki peranan penting dalam perkembangan plot novel ini. Bahkan, Paulo Coelho juga menuliskan kisah tentang tokoh pastor ini dalam bab
tersendiri. Nama „pastor‟ memiliki arti atau makna yang cukup jelas. English
Dictionary menuliskan Priest, a person authorized to perform sacred rites; ...
Roman Catholic clergyman ranking below a Bishop 1999, 335. Jadi, pastor
adalah seorang yang bekerja sebagai pendeta katolik dibawah uskup dan ia berwenang melakukan ritual sakral keagamaan katolik.
1 Sejak masih belia, ia telah disiapkan menjalani kehidupan pastor, dan
itulah panggilan hidupnya. Ketika usianya dua puluh satu tahun, ia telah ditahbiskan sebagai pastor. Semua orang mengagumi talentanya
sebagai pastor pembantu. Ia mengucapkan doanya setiap malam,
70
mengunjungi orang-orang sakit dan orang-orang yang dipenjara, serta memberi makan orang yang kelaparan
– seperti yang diperintahkan Kitab Suci. Tak lama kemudian ketenarannya menyebar ke seluruh
wilayah dan sampai ke telinga uskup, orang yang terkenal bijaksana dan adil. Coelho, 2005: 185-186
Kutipan teks di atas menunjukkan bahwa pastor adalah seorang katolik. Pastor terkenal sebagai seorang yang cerdas dan beriman. Ia telah menjalani
kehidupan sebagai seorang pastor sejak kecil dan ini membantunya untuk menjadi imam yang taat setelah ia ditahbiskan. Kecerdasan dan gaya hidupnya itu
terdengar sampai ke telinga Uskup. Kata “Uskup” dalam kutipan tersebut menunjuk pada suatu jabatan dalam
susunan hierarki agama Katolik. Katekismus Gereja Katolik artikel 881 menuliskan, jabatan gembala dari Petrus dan para Rasul yang lain termasuk dasar
Gereja di bawah kekuasaan tertinggi primat Paus, wewenang itu dilanjutkan oleh para Uskup.
Sebagai pastor muda, ia sangat menginginkan kebijaksanaan. Ia merasa sudah bijaksana dengan semangat berderma dan kerendahan hati. Di Viscos pastor
menyadari bahwa kebijaksanaannya itu telah membawanya pada kesombongan. 2
“Tidak,” sahut pastor, “aku hanya menginginkan kebijaksanaan” Coelho, 2005: 188
3 Sepuluh tahun berlalu. Pada akhir tahun ke sepuluh, pastor menyadari
kesalahannya: pencariannya terhadap kebijaksanaan telah menjadi kesombongan. Ia begitu yakin terhadap keadilan ilahi, sehingga gagal
menyeimbangkannya dengan kemampuan diplomasi. Coelho, 2005: 189
Kehidupan sebagai seorang pastor tentu mempercayai kehadiran Tuhan dalam setiap peristiwa kehidupan. Hal ini yang mendorong pastor untuk terus