Metode Penelitian Metodologi Penelitian
56
wacana ditulis bukan karena tidak diucapkan, oleh karena itu teks berdiri secara otonom Ikhwan, 2010:151-152.
Ricoeur mengembangkan teks sebagai wacana dengan mengacu pada dialektika antara peristiwa dan makna, yaitu peristiwa sebagai proposisi yang
dianggap sebagai fungsi predikatif yang digabung dengan identifikasi. Jadi, wacana diaktualisasikan sebagai peristiwa; dan semua wacana dipahami sebagai
makna. Seperti dua fungsi sebagai identifikasi dan predikasi, makna atau sense berarti menunjukkan pada isi proposisional. Penekanan dan pelampauan peristiwa
dalam makna inilah ciri utama wacana hermeneutika Paul Ricoeur Ikhwan, 2010:153.
Makna teks ini mengacu pada apa yang dilakukan pembaca dan apa yang dilakukan kalimat. Makna teks sebagai proposisi merupakan sisi “objektif” makna
ini. Penjelasan mengenai sisi objektif wacana dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dapat diartikan “apa”-nya wacana sense dan “tentang apa” wacana
reference. Jika sense imanen terhadap wacana dan objektif dalam arti ideal, dengan kata lain sense berkolerasi dengan fungsi identifikasi dan fungsi predikatif
dalam kalimat. Sedangkan reference mengungkap gerak ketika bahasa melampaui dirinya sendiri, maka reference menghubungkan bahasa dengan dunia Ikhwan,
2010: 153. Dialektika sense dan reference memiliki kaitan dengan dialektika
per istiwa dan makna karena “mengacu” pada apa yang dituju kalimat dalam
situasi tertentu seperti apa yang dilakukan pembicara ketika ia menerapkan kata- katanya dalam realitas. Peristiwa ujaran terjadi ketika seseorang mengacu pada
57
suatu waktu tertentu. Akan tetapi, peristiwa itu menerima strukturnya dari apa makna sebagai sense yang dilewati oleh intensi yang mengacu pembicara. Ricoeur
membedakan arti reference setiap proposisi. Arti adalah objek ideal yang dimaksudkan oleh proposisi sehingga bersifat imanen. Reference adalah nilai
kebenaran dari proposisi sehingga tuntunannya menjangkau kebenaran. Referensi membedakan wacana dari bahasa sebagai language. Bahasa sebagai language
tidak memiliki kenyataan dan hanya dengan kata-kata leksikal belaka. Hanya wacana yang memaksudkan kenyataan, menerapkan dirinya pada kenyataan, dan
menyatakan dunia Ikhwan, 2010: 153-154. Ricoeur menekankan kajian hermeneutikanya pada pemahaman teks
otonomi semantik teks, yang interpretasinya didasarkan pada teks. Jadi konsep ini tidak lagi berhubungan dengan psikologi pengarangnya karena tali-tali antara
pengarang dan karyanya telah diputuskan. Teks mempunyai dunianya sendiri yang terlepas dari beban psikologis mental pengarangnya. Interpretasi bergerak
pada dua wilayah karena teks adalah bahasa tulis yang memenuhi dirinya sendiri. Wilayah itu adalah “kedalam” sense yang berupa “penjelasan” explanation
terhadap dunia dalam teks yang bersifat objektivasi dan “keluar” reference yang berupa pemahaman terhadap dunia luar yang diacu oleh teks yang bersifat
subjektivasi Ikhwan, 2010: 154:155.