100
c. Pengembangan Langkah-Langkah
1 Pembukaan
a Pengantar
Teman-teman yang terkasih, hampir setiap hari ketika kita melihat, membaca atau mendengar berita dari televisi maupun surat kabar tentang suatu
kasus kriminalitas, seringkali kita mendengar kata korban di dalamnya. Seolah- olah hampir setiap hari kita menerima kenyataan bahwa ada pihak tertentu yang
dirugikan karena perbuatan orang lain. Meski kita sering mendengar kata korban, namun jarang sekali kita mendengar, membaca, ataupun melihat kata pengorbanan.
Baik itu korban maupun pengorbanan, keduanya cenderung berakhir pada suatu penderitaan, pelepasan, atau sesuatu yang mengakibatkan kerugian bagi diri
sendiri maupun orang lain. Dalam surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus, ia mengajak kita untuk
meninjau kembali makna pengorbanan lewat peristiwa pengorbanan Yesus. Belajar dari Yesus yang menderita dan wafat, Paulus mengajak kita untuk berfikir
bahwa tindakan pengorbanan dapat membawa sukacita bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Teman-teman yang terkasih, untuk memulai pertemuan kita hari ini, marilah kita menyanyikan lagu “Kasih setia-Mu ya Tuhan”.
b Lagu pembukaan : “Kasih setia-Mu ya Tuhan”
c Doa pembukaan
Allah Bapa yang Maha Baik, kami bersyukur atas berkat yang selalu Engkau berikan kepada kami. Terimakasih karena pada kesempatan ini Engkau
101
telah mengizinkan kami berkumpul di tempat ini untuk kembali mengenang cinta kasih Mu yang besar kepada Putera dan umat-Mu. Bapa, dalam kehidupan kami
sehari-hari kami selalu mendengar banyak korban karena ulah manusia, namun jarang sekali kami mendengar pengorbanan bagi sesama kami manusia. Bapa, kini
kami menghadap-Mu untuk belajar tentang arti pengorbanan sejati yang kau ajarkan kepada kami melalui Putera-Mu Yesus Kristus. Bantulah kami untuk
mampu melihat bahwa dibalik pengorbanan sejati Putera-Mu, terdapat perdamaian yang telah menanti. Bantulah kami untuk dapat belajar dari Putera-
Mu. Doa ini kami haturkan kepada-Mu lewat perantaraan Tuhan Kami Yesus Kristus. Amin.
2 Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman hidup peserta
a Mengajak peserta untuk membaca kutipan sinopsis novel “The Devil and
Miss Prym ” Lampiran
b Intisari Cerita
Pastor mengetahui panggilan hidupnya dan telah menjalani kehidupan sebagai seorang pastor sejak usianya masih belia. Ia ditahbiskan saat usianya
masih sangat muda, dan banyak orang mengakui dan mengagumi kecerdasannya sebagai seorang pastor. Salah satu orang yang mengagumi kepiawaiannya adalah
seorang Uskup terkenal hingga akhirnya ia di tempatkan untuk berkarya pada suatu paroki dan mendapatkan posisi yang penting.
Setelah Uskup tersebut wafat, pastor ditempatkan di suatu desa bernama Viscos oleh Uskup yang baru. Dengan penuh semangat dan kerendahan hati, ia
102
mulai berkarya di desa itu. Namun hingga tahun yang ke 20, ia mendapati usahanya sia-sia. Hingga pada suatu hari salah seorang penuduk desa
mengungkapkan suatu permainan yang diajukan oleh seorang pria asing. Pada saat itulah pastor merasa seluruh doa dan penantiannya terjawab. Ia bersedia
menjadi alat jahat Tuhan untuk membawa perdamaian dan pertobatan bagi seluruh penduduk desa.
c Pengungkapan pengalaman: peserta diajak untuk mendalami cerita
tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan -
Ceritakan pengorbanan apa yang akan dilakukan pastor dalam kisah tersebut -
Ceritakan pengalaman pengorbanan yang pernah saudara-saudari lakukan d
Suatu Contoh Arahan Rangkuman Dalam kutipan sinopsis novel yang telah teman-teman baca, kita telah
menemukan tokoh seorang pastor yang cerdas dan melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Namun karena sikap iri hati seorang Uskup baru,
ia di pindahkan di tempat di mana Tuhan tidak begitu di percaya. Karyanya selama puluhan tahun tidak menghasilkan apapun hingga suatu hari terdapat
tawaran yang ia rasa merupakan jawaban atas pencariannya. Pada akhirnya, pastor memutuskan untuk menjadi alat jahat Tuhan, demi perdamaian dan keselamatan
penduduk di sana. Pastor yang menjadi korban iri hati Uskup baru tersebut memiliki suatu pemikiran bahwa untuk mendapatkan suatu kedamaian dalam
masyarakat, maka pengorbanan itu perlu. Pastor rela menjadi alat jahat Tuhan supaya peristiwa pengorbanan dapat terlaksana dan penduduk mendapatkan
perdamaian.