Langkah Objektif Analisis Novel “The devil and Miss Prym” dengan Teknik Analisis

70 mengunjungi orang-orang sakit dan orang-orang yang dipenjara, serta memberi makan orang yang kelaparan – seperti yang diperintahkan Kitab Suci. Tak lama kemudian ketenarannya menyebar ke seluruh wilayah dan sampai ke telinga uskup, orang yang terkenal bijaksana dan adil. Coelho, 2005: 185-186 Kutipan teks di atas menunjukkan bahwa pastor adalah seorang katolik. Pastor terkenal sebagai seorang yang cerdas dan beriman. Ia telah menjalani kehidupan sebagai seorang pastor sejak kecil dan ini membantunya untuk menjadi imam yang taat setelah ia ditahbiskan. Kecerdasan dan gaya hidupnya itu terdengar sampai ke telinga Uskup. Kata “Uskup” dalam kutipan tersebut menunjuk pada suatu jabatan dalam susunan hierarki agama Katolik. Katekismus Gereja Katolik artikel 881 menuliskan, jabatan gembala dari Petrus dan para Rasul yang lain termasuk dasar Gereja di bawah kekuasaan tertinggi primat Paus, wewenang itu dilanjutkan oleh para Uskup. Sebagai pastor muda, ia sangat menginginkan kebijaksanaan. Ia merasa sudah bijaksana dengan semangat berderma dan kerendahan hati. Di Viscos pastor menyadari bahwa kebijaksanaannya itu telah membawanya pada kesombongan. 2 “Tidak,” sahut pastor, “aku hanya menginginkan kebijaksanaan” Coelho, 2005: 188 3 Sepuluh tahun berlalu. Pada akhir tahun ke sepuluh, pastor menyadari kesalahannya: pencariannya terhadap kebijaksanaan telah menjadi kesombongan. Ia begitu yakin terhadap keadilan ilahi, sehingga gagal menyeimbangkannya dengan kemampuan diplomasi. Coelho, 2005: 189 Kehidupan sebagai seorang pastor tentu mempercayai kehadiran Tuhan dalam setiap peristiwa kehidupan. Hal ini yang mendorong pastor untuk terus 71 mencari kebijaksanaan. Mengingat bahwa sejak kecil pastor telah menjalani kehidupan sebagai seorang pastor, menjadi pastor di usianya yang masih muda, dan mampu menjadi pastor pembantu yang baik telah membuat pastor merasa dirinya mampu mengubah masyarakat Viscos. Namun ketika dihadapkan pada kehidupan masyarakat Viscos yang tidak membiarkan Tuhan hadir dalam hidup mereka, pastor mulai menyadari bahwa pencariannya selama ini berubah menjadi kesombongan. Pastor terpengaruh oleh keadaan yang tidak berubahdari waktu ke waktu. Ia mulai putus asa dan merasa hidupnya di Viscos menjadi sia-sia. 4 Setelah dua puluh tahun, pada suatu malam ia terbangun dalam keadaan putus asa: hidupnya benar-benar sia-sia. Ia tahu betapa besar kemampuannya dan betapa sedikit yang telah dicapainya. Ia teringat dua carik kertas yang selalu di simpannya di saku, dan sadar kini ia selalu merogoh ke saku kanan. Ia ingin menjadi bijaksana, tapi tidak memiliki kemampuan berpolitik. Ia ingin bersikap adil, namun tidak memiliki kearifan. Ia ingin menjadi politikus, tapi tidak mempunyai keberanian. Coelho, 2005: 190 Kutipan di atas semakin memperjelas karakteristik tokoh pastor dalam hal kebijaksanaan dan keadilan. Pada saku kanan pastor, terdapat secarik kertas yang bertuliskan “Aku bukan apa-apa selain debu dan abu” Coelho, 2005:118. Kalimat ini menunjuk pada kesadaran diri dan kepasrahan diri manusia sebagai ciptaan Allah. Dasar dari sikap manusiawi adalah manusia itu sendiri. Menjadi bijaksana tentu membutuhkan keseimbangan dalam pemikiran dan bersikap. Sebagai seorang katolik yang taat, pastor percaya bahwa Tuhan telah menjawab doa-doanya. Untuk mengembalikan Viscos sebagai desa yang religius, pastor merelakan diri untuk menjadi alat jahat Tuhan. Pastor menunjukkan sifat 72 jahatnya untuk menjadikan dirinya baik di mata Tuhan. Itulah sifat rendah diri pastor yang ditujukan untuk Tuhan. 5 Baru ketika miss Prym mengutarakan tentang tawaran itulah ia menyadari doa-doanya telah terjawab. Coelho, 2005: 192 6 “Kejahatan perlu mewujudkan dirinya agar penduduk Viscos mengerti nilai kebaika n.” Sebagaimana pengkhianat di Alkitab memahami apa yang telah dilakukannya segera setelah ia mengkhianati Yesus, orang- orang di desa inipun akan menyadari perbuatan mereka. Mereka akan merasa sangat menyesal, hingga satu-satunya tempat mereka mengadu adalah Gereja. Dan setelah bertahun-tahun, Viscos sekali lagi akan menjadi desa Kristiani. Coelho, 2005: 192 7 Perannya adalah menjadi alat Jahat; itulah tindakan paling rendah hati yang bisa dipersembahkannya kepada Tuhan. Coelho, 2005: 192 Kutipan pada nomor 5 mengacu pada peristiwa ketika Miss Prym mengungkapkan tentang emas dan pembunuhan yang diinginkan tokoh pria asing Coelho, 2005: 98-103.Perlu diketahui, kedatangan pria asing ke Viscos adalah untuk menemukan pencarian atas pertanyaan dalam dirinya tentang sifat dasar manusia apakah baik atau jahat. Pria asing datang dengan membawa sebelas batang emas sebagai imbalan bagi penduduk Viscos jika ada seorang penduduk yang dikorbankan dibunuh Coelho,2005: 18-33. Alasan inilah yang memunculkan hasrat dalam diri pastor untuk menjadi alat jahat Tuhan. Pastor adalah seorang hamba Tuhan yang sangat patuh pada agamanya. Ia adalah seorang katolik yang taat dan mempercayai kisah pengorbanan Yesus sebagai kisah penyelamatan umat manusia. 8 “Satu-satunya yang kutahu adalah agamaku. Dalam agamaku, pengorbanan satu orang manusia menyelamatkan seluruh manusia” Coelho, 2005: 139 73 Kata “agamaku” dalam kutipan di atas jelas menunjuk pada agama katolik yang dianut oleh pastor. Dalam agama katolik, “pengorbanan satu orang manusia” yang dapat menyelamatkan seluruh manusia adalah pengorbanan Yesus bdk. KGK art 517. Tokoh pastor ingin membuktikan keberadaannya sebagai orang yang saleh di desa itu. Ia tetap mengadakan berbagai ritual keagamaan meski ia tahu bahwa penduduk Viscos tidak benar-benar religius. 9 Yang jelas, hanya sedikit yang mau repot-repot menghadiri misa yang diadakan dua kali seminggu, satu pada hari Sabtu dan satu lagi hari Minggu, keduanya dimulai pukul sebelas pagi. Meski demikian, pastor selalu memastikan misa ini ini tetap diadakan, meski hanya sebagai pembenaran atas keberadaannya di Viscos. Ia ingin memberi kesan dirinya orang saleh yang sibuk. Coelho, 2005: 161 Pastor dapat melihat ketakutan penduduk desa, karena itu ia memanfaatkan situasi tersebut untuk menunjukkan sifatnya sebagai seorang pemimpin yang pandai berdiplomasi. 10 “Biar aku saja yang memimpin pertemuan,” sahut pastor Coelho, 2005: 193 11 “Lagi-lagi rasa takut,” pikir pastor. “kalau ingin mengendalikan seseorang, kau hanya perlu membuat mere ka takut,” Coelho, 2005: 193 Pastor tidak bisa mengatakan dengan terus terang siapa yang akan dikorbankan meskipun ia telah memiliki korban itu sendiri. Ia mengusulkan tiga nama termasuk dirinya. Pasor menyusun seolah-olah dia ingin mengorbankan dirinya. 12 Semua orang di desa ini memiliki seseorang yang akan merasa kehilangan bila sesuatu terjadi kepada mereka, dan tak satupun dari 74 kita ingin sesuatu menimpa orang-orang yang kita kasihi. Hanya tiga orang yang tidur sendirian di desa ini: aku sendiri, Berta, dan Miss Prym.” Coelho, 2005: 177 13 “Apakah kau menawarkan dirimu sendiri untuk berkorban, pastor? “ “ Jika itu demi kebaikan semua” Coelho, 2005: 177 14 Hanya beberapa jam sebelumnya, ia menawarkan dirinya sendiri untuk menjadi martir. Tindakan itu penuh resiko, tapi ia sudah mempersiapkan diri nya kalau saja orang-orang itu berfikiran panjang dan tidak mudah dimanipulasi. Coelho, 2005: 185 Cerdik adalah gambaran sifat yang dapat menjelaskan tokoh pastor dalam kutipan di atas. Pastor memilih orang-orang yang tidak memiliki kerabat di desa itu untuk dijadikan korban. Sebagai pastor, ia adalah orang asing yang datang untuk melakukan pelayanan secara total kepada umat di Viscos. Dengan alasan ini, ia menunjukkan kepada penduduk bahwa dirinya siap menjadi korban. Namun hal ini hanyalah manipulasi belaka. Pastor tidak sungguh-sungguh ingin mengorbankan dirinya. Jika ia mati maka ia tidak dapat menikmati eksistensinya sebagai pastor. Terlebih lagi, ia tidak dapat mempertobatkan penduduk Viscos seperti harapannya. Pastor meyakinkan mereka bahwa membunuh hamba Tuhan adalah dosa besar. Ia menginginkan Berta sebagai korban. Namun ia tidak bisa mengusulkannya langsung hingga orang lain yang mengusulkannya dan ia meyakinkan pilihan mereka itu. Dari sini muncullah sifat licik tokoh pastor, bahkan ia menuduh Berta membiarkan Jahat masuk, maka Bertalah yang pantas menjadi korban. 15 “Aku tidak bisa melakukannya.” Ujar pastor. “Para martir mengorbankan diri jika orang-orang ingin membunuh mereka. Mereka 75 tidak pernah mengusulkan kematian mereka sendiri, karena Gereja mengatakan hidup ini adalah hadiah dari Tuhan. Kalianlah yang harus me njelaskan kepada orang banyak.” Coelho, 2005: 178 16 “Sebaliknya,” kata pastor, “seperti kata kalian, orang yang membiarkan Jahat masuk, dia jugalah yang harus mengusirnya.” Coelho, 2005: 179 Martirium adalah kesaksian teragung yang dapat diberikan orang untuk kebenaran iman hingga mati. Seorang martir memberikan kesaksian untuk Kristus. Ia memberikan kesaksian untuk kebenaran iman dan ajaran iman kristen dan menerima kematian dalam kekuatan kristen KGK art. 2473. Seorang martir memang tidak bisa mengusukan kematiannya sendiri. Yesus pun tidak pernah mengusulkan kematian-Nya di salib meskipun Ia sudah tahu apa yang akan terjadi pada-Nya. Alasan ini dimanfaatkan oleh pastor untuk membebaskan dirinya menjadi seorang korban. Pastor dapat melihat ketakutan penduduk desa, karena itu ia memanfaatkan situasi tersebut untuk menunjukkan sifatnya sebagai seorang pemimpin yang pandai berdiplomasi. 17 “Biar aku saja yang memimpin pertemuan,” sahut pastor Coelho, 2005: 193 18 “Lagi-lagi rasa takut,” pikir pastor. “kalau ingin mengendalikan seseorang, kau hanya perlu membuat mereka takut,” Coelho, 2005: 193 Hidup di Viscos selama dua puluh tahun membuat pastor merasa seperti hidup dalam neraka. Ia merasa kecewa dan lelah terhadap penduduk Viscos, karenanya ia menginginkan balas dendam. Peristiwa pengorbanan yang diinginkan orang asing itu menjadi jawabannya. Pastor merasa menjadi orang baik dengan berbuat jahat. 76 19 “Belum. Tapi aku pernah ke neraka dan aku tahu betapa mengerikannya tempat itu, seindah apapun kelihatannya dari luar.” Coelho, 2005: 219 20 “Memang terkutuk,” ujar pastor. “Selama lebih dari dua puluh tahun aku berusaha memberkati desa ini, tapi tak seorang pun mendengar seruanku. Selama dua puluh tahun ini aku mencoba menanamkan kebaikan di dalam hati semua orang, sampai akhirnya aku menyadari bahwa Tuhan memilihku untuk menjadi tangan kiri- Nya dan menunjukkan kejahatan yang ada pada diri manusia. Mungkin dengan cara ini penduduk Viscos akan takut, dan akhirnya mau menerima kepercayaan itu.” Coelho, 2005: 221 Kutipan nomor 20 menunjukkan sikap pastor yang pantang menyerah. Selama lebih dari 20 tahun ia berusaha untuk melayani penduduk Viscos sebagai pastor. Namun ketika pastor sampai pada titik keputusasaan, ia memilih menjadi alat jahat Tuhan sebagai cara untuk mewartakan keagungan Tuhan. Berdasarkan analisis dari kutipan-kutipan diatas, penulis dapat merangkumnya sebagai berikut: Tokoh pastor digambarkan sebagai seorang katolik yang taat. Sejak kecil ia sudah diarahkan untuk menjalani kehiduan seorang pastor, dan oleh karena itu pula, di usianya yang masih muda ia sudah ditahbiskan menjadi seorang pastor. Tokoh pastor terkenal sebagai seorang pastor yang pandai dan cerdas. Bahkan di kisahkan ia pernah memimpin sebuah paroki penting. Sepanjang hidupnya, pastor ingin mejadi seorang yang bijaksana. Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang dianggapnya membawa kepada kebijaksanaan, namun akhirnya ia menyadari bahwa pencariannya itu membuatnya sombong. Setelah tinggal di Viscos, pastor menyadari keberadaannya di sana sia-sia. Pastor merasa dirinya gagal membawa penduduk Viscos untuk percaya kepada 77 Tuhan. Namun kegagalannya itu tidak membawanya lari dari Tuhan. Ia tetap menjadi hamba Tuhan yang percaya hingga akhirnya Chantal Prym menceritakan permainan yang dibuat oleh orang asing dan menganggap itu adalah jawaban dari Tuhan atas dosa-dosanya. Pastor menggunakan kecerdasan dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin untuk mempengaruhi penduduk Viscos. Pastor ingin memperlihatkan bahwa dirinya adalah hamba Tuhan yang baik dengan berbuat jahat. Berdasarkan analisis di atas, tokoh pastor termasuk tokoh bulat atau kompleks. Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya Nurgiyantoro, 2005: 183. Melihat pergulatan yang dialami tokoh pastor ini, penulis melihat kekayaan yang terungkap dari sisi hidupnya. Bermula dari seorang pastor yang pandai dan terkenal, berubah menjadi pastor yang putus asa. Tokoh pastor yang ingin mencari kebijaksanaan, namun berubah menjadi seorang pastor yang sombong. Tokoh pastor ini memiliki berbagai kemungkinan sikap dan tindakan dan juga sering memberikan kejutan. Hal ini tampak dari sikap pastor menanggapi tawaran orang asing dan sikap pastor yang menggunakan nama Tuhan untuk berbuat jahat demi menunjukkan keberadaannya di Viscos.

2. Langkah Reflektif

Langkah kedua dalam teknik analisis hermeneutika adalah langkah reflektif. Langkah reflektif atau pemahaman yaitu menghubungkan dunia objektif teks dengan dunia yang diacu reference. Dunia objektif teks merupakan hal-hal 78 yang terkandung dalam teks itu sendiri. Sementara dunia yang diacu reference merupakan pemahaman yang mendalam mengenai hal-hal yang terkandung dalam teks tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa langkah ini mencari tahu “tentang apa” teks tersebut berbicara. Dalam kutipan teks nomor 1, dituliskan bahwa pastor menyadari tujuan hidupnya sejak ia masih belia. Kata “panggilan hidupnya” menunjuk pada suatu kesadaran diri akan pilihan arah hidup yang bermakna. Sebagai seorang pastor, ia telah menemukan makna dalam penghayatan hidupnya. Menjalani kehidupan seorang pastor sejak masih usia belia membawa pengaruh besar dalam pemaknaan pada panggilan hidupnya. Dengan kata lain, kehidupan sebagai seorang pastor telah membudaya dalam dirinya. Poros kebudayaan tersebut adalah Tuhan, melalui agama dan hatinya; kegiatannya dalam menjalani hidup sehari-hari; dan akhirnya ia masih terus-menerus berkonfrontasi dengan dirinya sendiri karena ia berkembang dalam ikatan kebudayaan itu KWI, 4. Kemudian, penghayatan akan panggilan hidupnya sebagai seorang pastor terwujud setelah ia benar-benar ditahbiskan menjadi seorang pastor. Hakikat hidup seorang pastor berdasar pada semangat perutusan Yesus Kristus. Sebagai seorang pastor berarti turut mengeban tugas para rasul untuk menjadi pelayan Yesus Kristus. Tujuan dari pelayanan ini maupun hidup pastor adalah untuk kemuliaan Allah Bapa dalam Kristus. Hal ini dapat terlakasana jika secara sadar, bebas, dan penuh syukur menerima karya Allah dan menampakkannya melalui hidup mereka PO art. 2. Maka, sikap pastor yang 79 bersedia meluangkan waktu untuk berdoa dan sembah sujud, mewartakan sabda, melayani orang miskin, berarti ia telah hidup seturut hakikat seorang pastor. Kutipan teks nomor 2 dalam skripsi ini menyebutkan bahwa dalam kehidupannya, pastor menginginkan kebijaksanaan. Kebijaksanaan merupakan sifat dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, akal sehat dan wawasan yang dalam. Kebijaksanaan dalam hidup seorang pastor merujuk pada penghayatan dan aplikasi pesan Kitab Suci dalam kehidupan sehari-hari. Kebijaksanaan menurut Kitab Suci selalu berasal dari Allah. Kitab Suci merupakan sumber inspirasi, peneguhan, dan dorongan bagi orang Kristen guna mengembangkan keterlibatan sosial atau aturan keadilan. Keadilan dalam masyarakat dimulai dengan kejujuran dan cinta akan kebenaran, terutama dalam relasi pribadi. Keadilan menuntut bahwa tidak semua ditentukan oleh orang di puncak KWI, 110-113. Kutipan teks nomor 5 mengacu pada peristiwa ketika Miss Prym mengungkapkan tentang emas dan pembunuhan yang diinginkan pria asing Coelho, 2005: 98-103. Pada kutipan selanjutnya, nomor 6 hasrat segitiga mulai terbentuk. Hasrat segitiga merupakan suatu pola yang terbentuk karena adanya mediator yang menghubungkan subjek dan objek Sindhunata, 2007: 21. Dalam hal ini, pastor merupakan subjek dengan mediator pria asing dan objeknya adalah pertobatan penduduk Viscos. Pola ini dibentuk berdasarkan pada kutipan teks nomor 6 yang menyebutkan bahwa pastor merasa perlu untuk mewujudkan kejahatan agar penduduk Viscos bertobat. Hal ini semakin diperjelas pada kutipan teks nomor 7.

Dokumen yang terkait

Good and Evil in Human Behavior Found in the novel The Devil and Miss Prym by Paulo Coelho.

0 70 56

Upaya meningkatkan semangat persaudaraan siswa-siswa SMA Seminari Santa Maria Immaculata Lalian Atambua Nusa Tenggara Timur, melalui katekese umat model shared Christian Praxis.

0 6 198

Upaya peningkatan pendampingan iman remaja putri di Asrama Dharmawati Sintang Kalimantan Barat dengan katekese model Shared Christian Praxis.

3 22 162

Usaha meningkatkan pelaksananaan pembinaan iman mantan penderita kusta di lingkungan Sitanala Tangerang Keuskupan Agung Jakarta melalui katekese model Shared Christian Praxis (SCP).

0 1 119

Belajar dari Kitab Ayub: menemukan makna dibalik penderitaan manusia dan aplikasinya melalui katekese pembebasan model Shared Christian Praxis (SCP).

0 4 185

Belajar dari Kitab Ayub menemukan makna dibalik penderitaan manusia dan aplikasinya melalui katekese pembebasan model Shared Christian Praxis (SCP)

0 29 183

SKRIPSI BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA MELALUI KATEKESE MODEL SCP (SHARED CHRISTIAN PRAXIS)

0 1 125

Usaha meningkatkan efektivitas pelayanan para suster Puteri Kasih Indonesia terhadap orang miskin melalui katekese model Shared Christian Praxis - USD Repository

0 0 170

Katekese model SCP (Shared Christian Praxis) dalam pembinaan iman remaja Katolik di Paroki St. Maria Assumpta Tanjung, Ketapang Kalimantan Barat - USD Repository

0 2 161

Sumbangan katekese umat bagi prodiakon melalui model shared christian praxis di Paroki Roh Kudus Kebonarum, Klaten, Jawa Tengah - USD Repository

0 4 178