Pengairan Sawah Budidaya Padi Organik Metode SRI

73 pada budidaya padi SRI relatif lebih banyak dan sering dibandingkan dengan pengendalian pada konvensional yang hanya dilakukan jika ada serangan hama atau penyakit dengan pestisida kimia, bahkan tidak hanya hama sasaran yang musnah, organisme lainnya yang bukan sasaran seperti serangga, kupu-kupu dan sebagainya ikut musnah.

5.3.8. Pengairan Sawah

Kebutuhan air di Desa Cipeuyeum untuk kegiatan usahatani padi pada umumnya tercukupi dengan adanya irigasi yang bersumber dari sungai Cihea. Pengelolaan air irigasi untuk usahatani padi SRI tidak dipungut biaya dikarenakan pengaturan dan pemeliharaannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Namun pengairan yang dilakukan oleh petani padi SRI berbeda dengan petani padi konvensional. Dalam metode konvensional biasanya padi selalu tergenang dari awal penanaman sampai panen, sedangkan metode SRI pengairan dilakukan secara berselang intermitten. Sehingga padi tidak selalu tergenang oleh air, karena pada dasarnya padi bukanlah tanaman air tetapi tanaman yang butuh air. Pengairan yang dilakukan oleh petani padi metode SRI adalah pada saat penanam tandur lahan dalam kondisi tidak terlalu tergenang macak–macak, hal ini berguna dalam mengoptimalkan pertumbuhan akar. Kemudian pada umur padi 7–10 hari hingga umur 45–50 kondisi lahan tetap macak–macak terkecuali jika akan dilakukan penyiangan kondisi lahan harus tergenang, hal ini dilakukan untuk memudahkan penyiangan agar tanah lebih berstruktur. Pada umur padi 45–50 ialah fase generatif yaitu pada saat padi akan berbunga, keadaan lahan pada kondisi ini dikeringkan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga tunas atau anakan agar tidak terus menerus menumbuhkan anakan yang tidak produktif. Setelah itu pada saat umur padi 60 hari kondisi lahan kembali macak–macak hingga dalam waktu seminggu menjelang panen kondisi air dikeringkan, hal ini dilakukan untuk menjaga agar tidak tumbuh tunas tersier yang akan mengganggu pemasakan bulir. Kegiatan pengaturan pengairan pada usahatani padi SRI dilakukan secara terus menerus hingga panen, berbeda halnya dengan kegiatan pengairan yang dilakukan pada budidaya padi konvensional yang tidak ada pengaturan air. Hal ini 57 74 menunjukkan kegiatan pengairan sawah usahatani padi SRI lebih banyak daripada kegiatan padi konvensional.

5.3.9. Panen dan Pasca Panen

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Motivasi petani dalam menerapkan metode SRI (System of Rice Intensification): studi kasus di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

0 10 118

DAMPAK BUDIDAYA PADI ORGANIK DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) TERHADAP SUSTAINABILITAS KANDUNGAN C ORGANIK TANAH DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 16 191

Analisis pendapatan dan margin pemasaran padi ramah lingkungan metode SRI (System of Rice Intensification) (Kasus: desa Ponggang kecamatan Sagalaherang kabupaten Subang, Jawa-Barat)

0 19 177

Analisis Usahatani Padi Konvensional dan Padi System Of Rice Intensification (SRI) Organik (Studi Kasus di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)

1 13 168

Analisis Dampak System Rice Of Intensification (SRI) Terhadap Penggunaan Input, Produksi dan pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Jambenenggang, Sukabumi, Jawa Barat

0 7 233

Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur

3 9 62

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI.

0 4 142

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI

0 0 20