54
kualitatif yaitu membandingkan usahatani padi metode SRI dengan usahatani padi konvensional, dalam hal ini perbandingan usahatani dilakukan pada proses
budidaya. Pengolahan data tersebut dilakukan secara deskriptif. Pengolahan data secara kuantitatif juga dilakukan dalam analisis usahatani
ini. Data yang diperlukan dalam analisis ini ialah data tentang penerimaan, penggunaan dan biaya input serta risiko penggunaan tenaga kerja dan pendapatan
usahatani. Selain itu analisis yang digunakan untuk melihat efisiensi dari pendapatan usahatani dilakukan analisis return to labour, return to land serta
perbandingan antara penerimaan dan biaya RC Rasio, dari analisis RC Rasio ini bisa mengukur apakah kegiatan usahatani yang dijalankan dapat dikatakan
berhasil atau tidak, menguntungkan atau tidak menguntungkan jika dijalankan.
4.5.1. Analisis Penerimaan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang didapat dalam usahatani padi organik metode SRI dan usahatani padi
konvensional. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan tersebut secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut Soekartawi, 1995: TR
i
= Y
i
x P
yi
Dimana: TR
= Penerimaan total usahatani Rp Y
i
= Hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i Kg P
yi
= Harga jual produk per unit RpKg
4.5.2. Analisis Biaya
Analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya–biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi organik SRI dan usahatani padi konvensional. Dalam
analisis ini biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya tidak tunai diperhitungkan.
Biaya tunai pada usahatani padi SRI meliputi biaya benih padi, Tenaga Kerja Luar Kelarga TKLK, sewa lahan, pembelian karung, kompos dan sewa
traktor sama halnya pada usahatani padi konvensional, hanya yang berbeda biaya
38
55
tunai usahatani padi konvensioanal meliputi biaya pengadaan pupuk kimia, pestisida dan biaya pengairan.
Biaya tidak tunai pada usahatani padi konvensional meliputi biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK, dan penyusutan alat sama halnya dengan
usahatani padi SRI namun biaya tidak tunai ini juga meliputi biaya pengadaan kompos dan MOL atau pestisida nabati.
Biaya tunai maupun tidak tunai tersebut dalam perhitungan dibedakan juga kedalam dua bagian yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tetap umumnya
tidak tergantung kepada besar kecilnya produksi yang diperoleh seperti pada biaya penyusutan alat sedangkan biaya variabel sangat tergantung kepada besar kecilnya
produksi seperti pada biaya tenaga kerja, pupuk, kompos, pestisida, MOL, pembelian karung, biaya pembelian karung dan sewa traktor.
Dalam perhitungannya nilai biaya tetap dapat ditetapkan saja, lebih lanjut nilai tersebut langsung dihitung berapa rupiah yang dibayarkan untuk biaya yang
merupakan biaya tetap tersebut sedangkan biaya variabel dapat diperoleh dari pengurangan antara total cost dan fixed cost. Adapun rumus matematisnya sebagai
berikut Soekartawi, 1995: TC = FC + VC
Keterangan : TC
= Total Cost FC
= Fixed Cost VC
= Variable Cost Biaya penyusutan pada dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan cost
sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat Suratiyah, 2009 atau biaya penyusutan alat dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai
pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dibagi umur ekonomi dari alat tersebut. Berdasarkan Suratiyah 2009 perhitungan penyusutan berdasarkan
metode garis lurus straight line method adalah sebagai berikut: Biaya penyusutan = cost – nilai sisa
Umur ekonomis tahun Keterangan:
Cost = nilai pembelian
39
56
4.5.3. Analisis Pendapatan Usahatani