Tujuan dan Kegunaan Budi Daya Organik

29

2.2. Tujuan dan Kegunaan Budi Daya Organik

Sutanto 2002 membagi tujuan budi daya organik dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Adapun tujuan dari pertanian organik dalam jangka panjang adalah sebagai berikut: 1. Melindungi dan melestarikan keragaman hayati serta fungsi keragaman di dalam bidang pertanian. 2. Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan akibat residu pestisida dan pupuk serta bahan kimia pertanian lainnya. 3. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan input kimia yang berharga mahal dan menyebabkan pencemaran lingkungan. 4. Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara menyediakan produk-produk pertanian bebas pestisida, residu pupuk dan bahan kimia lainnya. 5. Mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi pertanian organik yang telah dimiliki secara turun temurun. 6. Meningkatkan peluang pasar organik, baik domestik maupun global dengan menjalin kemitraan antara petani dan pengusaha bidang pertanian. Adapun tujuan jangka pendek dari pertanian organik adalah: 1. Membantu menyediakan produk pertanian bebas residu kimia untuk ikut menyehatkan masyarakat. 2. Mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehinga mampu berproduksi secara berkelanjutan. 3. Mempertahankan dan meningkatkan minat petani pada pertanian organik serta mengembangkan agribisnis dengan menjalin kemitraan antara petani dan pengusaha pertanian. Budidaya organik memiliki kegunaan yang pada dasarnya ialah meniadakan atau membatasi kemungkinan adanya dampak negatif yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimiawi. Pupuk organik merupakan keluaran dari setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan telah tersedia dengan sendirinya. Pupuk organik dan pupuk hayati berdaya ameliorasi ganda dengan berbagai macam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan 13 30 sekaligus mengkonservasikan serta menyehatkan ekosistem tanah dan menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkngan Sutanto, 2002. Pupuk organik dapat berasal dari sekitar lingkungan usahatani seperti kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah serta limbah agroindustri. Kotoran hewan dapat digunakan sebagai pupuk kandang baik dari hewan ternak besar atau ternak kecil, bahan tanaman dapat berasal dari rerumputan, semak, perdu dan pohon, adapun limbah pertanaman dapat berasal dari jerami padi, batang jagung, sekam dan lain sebagainya. Tanah yang dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur tanah yang baik sehingga tanah tersebut mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar daripada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah. Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik diantara bahan pembenah lainnya. pada umunya nilai pupuk yang terkandung pada pupuk organik terutama unsur makro nitrogen N, fosfor P dan kalium K rendah, oleh karena itu kebutuhan pupuk organik haruslah dalam jumlah yang banyak. Akan tetapi pupuk organik juga mengandung unsur mikro esensial yang lainnya. Selain sebagai pembenah tanah, pupuk organik juga membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan retakan tanah.

2.3. Konsep Pertanian Ekologis dan Berkelanjutan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Motivasi petani dalam menerapkan metode SRI (System of Rice Intensification): studi kasus di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya

0 10 118

DAMPAK BUDIDAYA PADI ORGANIK DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) TERHADAP SUSTAINABILITAS KANDUNGAN C ORGANIK TANAH DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 16 191

Analisis pendapatan dan margin pemasaran padi ramah lingkungan metode SRI (System of Rice Intensification) (Kasus: desa Ponggang kecamatan Sagalaherang kabupaten Subang, Jawa-Barat)

0 19 177

Analisis Usahatani Padi Konvensional dan Padi System Of Rice Intensification (SRI) Organik (Studi Kasus di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)

1 13 168

Analisis Dampak System Rice Of Intensification (SRI) Terhadap Penggunaan Input, Produksi dan pendapatan Usahatani Padi Sawah di Desa Jambenenggang, Sukabumi, Jawa Barat

0 7 233

Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Kedelai di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur

3 9 62

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI.

0 4 142

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI

0 0 20