5.5 Hubungan Dukungan dari Luar terhadap Beban Ganda
Hubungan antara dukungan dari luar dengan beban ganda dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang dan uji Rank Spearman. Tabel 15 akan
menjelaskan hasil tabulasi silang dukungan dari luar dan beban ganda. Tabel 15. Jumlah dan Presentase Dukungan dari Luar Terhadap Beban Ganda
Responden di Kelurahan Menteng Bogor, Tahun 2009.
Beban Ganda Dukungan dari Luar
Total Tinggi
n persentase Rendah
n persentase Tinggi
20 56 3 100
23 59 Rendah
16 44 0 0
16 41 Total
36 100 3 100
39 100
Keterangan: p-value: 0,140 Taraf nyata : 0,2 Koefisien korelasi: -0,241
Hasil penelitian menyatakan bahwa secara proporsional sebagian besar wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor yang mempunyai
beban ganda tinggi lebih banyak mendapatkan dukungan dari luar rendah yakni 100 persen, apabila dibandingkan dengan wanita dengan beban ganda tinggi yang
mendapatkan dukungan dari luar tinggi yakni hanya 56 persen. Demikian halnya dengan wanita yang mempunyai beban ganda rendah lebih banyak yang
mendapatkan dukungan dari luar tinggi, yakni 44 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan semakin tinggi dukungan dari luar,
beban ganda makin rendah. Hasil ini dibuktikan oleh hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan
bahwa korelasi antara dukungan dari luar dan peran ganda nyata, berdasarkan dari nilai p-value 0,140 yang lebih kecil dari alpha 0.2. Arah hubungan
dukungan dari luar dengan beban ganda negatif sesuai dengan koefisien korelasi - 0,241, hal ini menandakan bahwa semakin tinggi dukungan dari luar maka beban
ganda makin rendah. Dengan demikian hipotesis awal yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara beban ganda dan dukungan dari luar, semakin tinggi
dukungan dari luar, maka beban ganda seseorang akan semakin rendah terbukti. Sementara itu baik pada dukungan dari luar tinggi, maupun rendah lebih
banyak jumlah yang tersebar dalam kategori beban ganda tinggi. Hal ini menandakan bahwa walaupun dukungan dari luar cukup tinggi 92 persen, para
wanita menikah yang bekerja tetap tidak diringankan oleh bantuan tersebut,
nampak dari masih banyaknya beban wanita bekerja yang masih tinggi 59 persen. Seharusnya semakin banyak responden yang mendapatkan dukungan
tinggi, semakin banyak responden yang diringankan beban kerjanya. Besarnya dukungan dari luar yang besar terhadap wanita dapat
meringankan sebagian beban kerja wanita secara fisik maupun psikis. Dalam penelitian ini beban ganda diukur dari jam kerja publik dan domestik. Mungkin
saja dukungan dari orang-orang yang membantu pekerjaan domestik maupun suami mengurangi jam kerja yang seharusnya dilakukan wanita. Berdasarkan hasil
penelitian jam kerja yang dilakukan oleh orang-orang yang membantu pekerjaan domestik Tabel 12 halaman 41, sebagian besar yakni 23 orang 59 persen
responden berada dalam kategori tinggi. Kategori tinggi menandakan bahwa orang-orang yang membantu pekerjaan domestik melakukan pekerjaan
rumahtangga sebanyak lebih dari tujuh jam sehari. Rata-rata wanita mendapatkan keringanan tugas domestik sebanyak 7 jam perhari. Adanya orang-orang yang
membantu pekerjaan domestik bukan berarti wanita tidak mempunyai beban ganda sama sekali. Adanya bantuan dari orang-orang yang membantu pekerjaan
domestik bukan berarti wanita dapat terlepas dari tugas domestik, karena masih terdapat esensi ideologi gender yang belum dilepas sepenuhnya bahwa wanita
masih harus bekerja rumahtangga. Orang-orang yang membantu pekerjaan domestik banyak mengerjakan pekerjaan rumahtangga sewaktu wanita sedang
kerja publik, seusai pulang bekerja wanita masih harus mengerjakan beberapa pekerjaan rumahtangga walaupun tidak begitu berat. Dukungan dari suami lebih
bersifat dukungan moril terhadap wanita, walaupun ada beberapa pekerjaan yang dibantu oleh suami selama istrinya mengerjakan pekerjaan lain namun
kontribusinya belum begitu besar. Hal ini mengakibatkan beban ganda yang dipikul oleh wanita masih cukup besar, seperti yang diungkapkan MRT 34 tahun
“...orang-orang yang membantu pekerjaan domestik saya mah kerjanya pulang pergi mba kan rumahnya deket, pas saya lagi
ngantor dia nyuci baju, ngasuh anak, sama beberes rumah, sekalian jagain rumah. Tapi setelah saya pulang kantor, dia juga
pulang ke rumahnya, jadi saya masih harus masak sama jagain anak setelah pulang kantor. Lumayan lah jadi nggak terlalu capek,
rumah udah rapih...”
Pernyataan MRT menggambarkan walaupun sudah ada peran orang- orang yang membantu pekerjaan domestik yang menggantikan pekerjaan
rumahtangga, namun masih terdapat esensi ideologi gender yang menuntut seorang wanita bahwa masih memiliki tugas utama yakni mengurus rumahtangga.
5.6 Ikhtisar