wanita bekerja, sehingga akan mengurangi perasaan bersalah wanita saat bekerja
publik meninggalkan rumah.
BAB VII KARIER WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA
7.1 Karier Wanita Bekerja
Menurut Hall 1996, karier adalah rangkaian dari sikap-sikap dan tingkah laku yang dirasakan secara pribadi yang berkaitan dengan pengalaman-
pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan sepanjang masa kehidupan seseorang. Karier dalam penelitian ini diukur dari posisi yang
diduduki responden saat ini, frekuensi naiknya jabatan dalam 5 tahun terakhir, serta frekuensi naiknya upahgaji dalam 5 tahun terakhir. Pada Tabel 19 disajikan
jumlah dan persentase karier wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor.
Tabel 19. Jumlah dan persentase karier responden di Kelurahan Menteng Bogor, 2009.
Karier Jumlah orang
Persentase
Tinggi 20
51 Rendah
19 49
Total 39
100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor memiliki karier tinggi 51 persen.
Sementara itu 49 persen wanita lainnya memiliki karier rendah. Hal ini menandakan bahwa wanita-wanita di Kelurahan Menteng Bogor telah memiliki
kesempatan berkarier yang cukup besar. Alasan terbesar yang menjadi motivasi bekerja bagi wanita di Kelurahan
Menteng Bogor 53,8 persen responden ialah untuk membantu perekonomian keluarga. Tuntutan ekonomi yang semakin mendesak, memaksa wanita untuk
turut turun dalam sektor publik. Selain itu juga terdapat alasan lain yang dipilih oleh 12 orang atau 30,8 persen responden lainnya yang memilih alasan bekerja
untuk aktualisasi diri dan mengaplikasikan ilmu yang telah dimiliki. Makin majunya pendidikan mengakibatkan semakin banyak wanita yang berpotensi
untuk kerja di sektor publik, sehingga kesempatan wanita untuk meningkatkan kariernya semakin terbuka luas.
Adapun bila responden dipaksa untuk memilih antara karier dan keluarga bila istri dihadapkan pada dua pilihan tersebut, sebagian besar 72 responden
mengatakan tetap memilih keluarga. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan ialah bahwa bagaimanapun keluarga adalah nomer satu bagi mereka. Adapun
responden yang menyatakan lebih memilih karier daripada keluarga hanya sekitar 18 persen. Alasan mereka antara lain adalah dengan berkarier seorang istri akan
menjadi mandiri dan tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain suami. Alasan lainnya ialah sebelum menikah mereka sudah terlebih dahulu bekerja.
7.2 Hubungan Beban Ganda terhadap Konflik Peran Ganda
Hubungan antara beban ganda dengan konflik peran ganda dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang dan uji Rank Spearman. Hasil tabulasi silang
beban ganda terhadap konflik peran ganda disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Beban
Ganda Tterhadap Konflik Peran Ganda di Kelurahan Menteng Bogor, Tahun 2009.
Konflik Peran Ganda Beban ganda
Total Tinggi
n persentase Rendah
n persentase Tinggi
13 56 3 19
16 41 Rendah
10 43 13 81
23 59 Total
23 100 16 100
39 100
Keterangan: p-value: 0,018 Taraf nyata : 0,2
Koefisien korelasi: 0,378
Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa data di lapangan menunjukkan bahwa secara proporsional wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng
Bogor pada konflik peran ganda tinggi sebagian besar memiliki beban ganda tinggi yakni 56 persen, sementara itu hanya terdapat 19 persen wanita menikah
yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor yang memiliki konflik peran ganda tinggi dan beban ganda rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
kecenderungan bahwa semakin tinggi konflik peran ganda, makin tinggi beban ganda.
Hasil ini dibuktikan dengan uji korelasi Rank Spearman yang
menunjukkan bahwa beban ganda dan konflik peran ganda nyata, hal ini dapat
dilihat dari nilai p-value 0,018 yang lebih kecil dari alpha 0.2. Hal ini