bekerja karena tidak dapat mengerjakan kedua tuntutan peran publik dan domestik dengan sama baiknya, sehingga menghambat kinerja wanita. Kinerja
dan produktifitas kerja yang buruk tentunya akan menghambat perkembangan karier seseorang. Meskipun wanita memiliki kemampuan, pendidikan dan
pengetahuan yang cukup baik namun apabila terdapat konflik peran dalam dirinya maka produktifitas kerja yang dihasilkannya akan rendah sehingga kariernya
terhambat.
7.4 Hubungan Ideologi Gender terhadap Karier
Ideologi gender merupakan salah satu hal yang secara tidak langsung menentukan karier. Hubungan antara ideologi gender dan karier akan di analisis
dengan menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman. Hasil tabulasi silang antara jumlah dan persentase ideologi gender terhadap beban ganda
responden disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Ideologi
Gender Terhadap Karier di Kelurahan Menteng Bogor, Tahun 2009.
Karier Ideologi Gender
Total Kuat
n persentase Lemah
n persentase Tinggi
0 0 20 57
20 51 Rendah
4 100 15 43
19 49 Total
4 100 35 100
39 100
Keterangan: p-value: 0,031 Taraf nyata : 0,2
Koefisien korelasi: -0,347
Data pada Tabel 22 menunjukkan terdapat kecenderungan bahwa semakin lemah ideologi gender, maka semakin tinggi karier wanita menikah yang
bekerja di Kelurahan Menteng Bogor. Hal ini ditunjukkan oleh karier yang tinggi sebagian besar 57 persen dimiliki wanita yang ideologi gender lemah. Demikian
halnya pada karier yang rendah lebih besar 100 persen yang berideologi gender kuat, sementara wanita yang kariernya rendah hanya 43 persen dimiliki ideologi
gender lemah. Berdasarkan hasil output uji korelasi Rank Spearman terdapat korelasi
antara ideologi gender dan karir yang nyata, hal ini dapat dilihat dari nilai p-value 0,031 yang lebih kecil dari alpha 0.2. Korelasi antara ideologi gender dan karir
berpengaruh negatif tetapi tidak terlalu kuat, hal ini dapat dilihat dari nilai
korelasinya yang bernilai -0.347. Hal ini menandakan bahwa semakin kuat ideologi gender seseorang maka kariernya akan semakin rendah.
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ideologi gender dan karier. Pengaruhnya ialah semakin
kuat ideologi gender maka akan semakin rendah karier seseorang. Sehingga hipotesis awal yang menyatakan terdapat hubungan antara ideologi gender dan
karier, serta semakin tinggi ideologi gender maka karier akan semakin rendah terbukti.
Hasil tersebut menandakan bahwa ideologi gender mengenai stereotipe negatif pada wanita yang bekerja sudah tidak dianut lagi oleh sebagian besar
responden. Melemahnya stereotipe negatif yang tertanam pada wanita akan membuka kesempatan wanita untuk mengembangkan kariernya, wanita juga dapat
mengerjakan pekerjaan publik yang selama ini lebih banyak di kerjakan oleh pria. Tuntutan-tuntutan lingkungan terhadap wanita kerja yang semakin berkurang
telah memotivasi para wanita untuk bekerja serta mengembangkan karier lebih bebas.
Ideologi gender yang semakin lemah telah membuka kesempatan wanita untuk berkarier lebih maju, walaupun masih terdapat beberapa ideologi gender
yang masih melekat. Anggapan-anggapan yang menyatakan bahwa dalam suatu rumahtangga posisi pria dalam pekerjaan harus lebih tinggi dari posisi wanita juga
tidak sepenuhnya didukung oleh responden. Hal ini sesuai dengan hasil pada Tabel 8. halaman 34, pernyataan nomor 12 yakni “Posisi tertinggi dalam
pekerjaan sebaiknya dipegang oleh pria” yang tidak disetujui oleh 62 persen responden. Sebagian besar responden telah dapat menerima posisi wanita yang
lebih tinggi dari pria. Selain itu dibuktikan oleh 6 orang 15 persen rumahtangga yang mempunyai penghasilan dan jabatan istri yang lebih besar daripada suami.
Kenyataan ini tidak menjadi suatu permasalahan dalam rumahtangga, dengan alasan untuk meningkatkan perekonomian keluarga, justru suami mendukung
keadaan tersebut asalkan istri tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri dengan baik.
7.5 Hubungan Dukungan dari Luar terhadap Karier Seseorang