Konflik Peran Hubungan Ideologi Gender terhadap Konflik Peran Ganda

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA

6.1 Konflik Peran

Konflik peran ganda merupakan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dalam menjalankan kewajiban atau tuntutan peran yang berbeda secara bersamaan. Konflik peran ganda diukur melalui konflik peran yang berasal dari dalam diri wanita bekerja antara lain saat dimana responden mengalami situasi dilematis karena dituntut untuk menjalankan dua tuntutan peran yang sama-sama penting dalam waktu yang bersamaan, kebingungan dalam membagi waktu dan prioritas antara karier dan rumahtangga. Alat ukur konflik peran ganda diukur dengan 18 pernyataan yang secara tidak langsung mengungkapkan perasaan bersalah dalam hal terganggunya fungsi rumahtangga maupun publik, pernyataan tersebut berisi ungkapan perasaan bersalah, kecewa, gelisah dan ragu-ragu. Hasil jumlah dan persentase responden berdasarkan konflik peran ganda di Kelurahan Menteng Bogor disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Konflik Peran Ganda di Kelurahan Menteng Bogor, Tahun 2009. Konflik Peran Ganda Jumlah orang Persentase Tinggi 16 41 Rendah 23 59 Total 39 100 Wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor sebagian besar memiliki nilai konflik peran ganda rendah 59 persen, sementara lainnya 41 persen memiliki konflik peran ganda tinggi. Berarti sebagian besar sudah tidak merasa kesulitan dalam menjalankan kewajiban atau tuntutan pekerjaan domestik dan publik secara bersamaan.

6.2 Hubungan Ideologi Gender terhadap Konflik Peran Ganda

Hubungan antara ideologi gender dengan konflik peran ganda dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang dan uji Rank Spearman. Pada tabel 17 disajikan hasil tabulasi silang ideologi gender dengan konflik peran ganda. Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Mengenai Ideologi Gender Terhadap Konflik Peran Ganda Responden di Kelurahan Menteng Bogor, Tahun 2009. Konflik Peran Ganda Ideologi Gender Total Kuat n persentase Lemah n persentase Tinggi 3 75 13 37 16 41 Rendah 1 25 22 63 23 59 Total 4 100 35 100 39 100 Keterangan: p-value: 0,153 Taraf nyata : 0,2 Koefisien korelasi: 0,234 Hasil tabulasi silang menyatakan bahwa secara proporsional wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor pada konflik peran ganda tinggi sebagian besar berideologi gender kuat yakni 75 persen, apabila dibandingkan 37 persen konflik peran ganda lainnya yang memiliki ideologi gender lemah. Demikian pada konflik peran ganda rendah lebih besar jumlah responden yang berada pada ideologi gender lemah yakni 63 persen, sementara 25 persen konflik peran ganda rendah memiliki ideologi gender tinggi. Hal tersebut menunjukkan terdapat kecenderungan bahwa semakin lemah ideologi gender maka konflik peran gandanya semakin rendah. Kecenderungan ini dibuktikan oleh uji korelasi Rank Spearman yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara ideologi gender dengan konflik peran ganda. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa p-value 0,153 lebih kecil dari taraf nyata 0,2. Berarti terdapat hubungan yang nyata antara ideologi gender dengan konflik peran ganda. Korelasi antara ideologi gender dan konflik peran ganda berpengaruh positif hal ini dapat dilihat dari nilai korelasinya yang bernilai 0,234. Hubungan antara ideologi gender dengan konflik peran ganda positif berarti semakin rendah ideologi gender maka konflik peran gandanya semakin rendah. Maka hipotesis awal yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara ideologi gender dan konflik peran ganda, semakin tinggi ideologi gender maka konflik peran ganda akan semakin tinggi terbukti. Melemahnya ideologi gender yang dianut wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor memberikan keleluasaan wanita untuk bekerja, sehingga hal-hal yang membatasi wanita untuk bekerja seperti izin, pendapat lingkungan dan keluarga sudah melemah. Hal ini menyebabkan timbulnya perasaan bersalah wanita menjadi berkurang sehingga konflik peran ganda akan berkurang. Pernyataan pada Tabel 8, halaman 34, nomor 8 mendukung alasan ini “Wanita yang bekerja di luar rumah bukanlah seorang istri yang baik”, pernyataan ini tidak disetujui oleh sebagian besar yakni 37 responden 95 persen berarti pendapat dari lingkungan sekitar dan keluarga sudah mengizinkan wanita untuk bekerja publik. Nilai-nilai ideologi gender yang melemah telah membebaskan wanita dari perasaan-perasaan bersalah bila wanita bekerja di luar rumah, hal ini membuat wanita dapat bekerja dengan lebih tenang dan konflik peran gandapun menjadi berkurang.

6.3 Hubungan Dukungan dari Luar terhadap Konflik Peran Ganda