menandakan bahwa terdapat hubungan antara beban ganda dan konflik peran ganda, hubungan tersebut positif apabila dilihat dari koefisien korelasinya 0,378.
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara beban ganda dan konflik peran ganda, semakin tinggi beban
ganda seseorang, maka konflik peran ganda akan semakin tinggi terbukti. Semakin tinggi beban ganda maka semakin tinggi konflik peran
gandanya. Hal ini dapat dimengerti karena orang yang mencurahkan waktunya untuk bekerja di dua ranah sekaligus yakni publik dan domestik akan lebih sulit
untuk bekerja sepenuhnya dengan baik, sehingga dapat menimbulkan konflik pada dirinya. Akibat yang timbul dari konflik ini ialah ia tidak dapat menghasilkan
kinerja yang baik pada pekerjaan domestik dan publik, ini merupakan gambaran dari suatu konflik peran wanita yang dituntut untuk melakukan peran ganda.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa walaupun ideologi gender telah melemah dianut oleh wanita menikah yang bekerja di kelurahan Menteng Bogor
namun beban ganda masih tinggi, karena masih terdapat ideologi gender mendasar esensial yang masih dipertahankan. Meskipun ada bantuan dari luar yang
diharapkan dapat meringankan, ternyata tidak mengurangi beban ganda para wanita kerja, sehingga masih mengakibatkan terjadinya konflik peran ganda pada
wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor. Hasil penelitian menggambarkan makin berkurang beban ganda, makin berkurang juga konflik
peran ganda yang dialami wanita kerja.
7.3 Hubungan Konflik Peran terhadap Karier
Hubungan antara konflik peran ganda dengan karier dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang dan uji Rank Spearman. Tabel 21 akan menjelaskan
hasil tabulasi silang konflik peran ganda dengan karier wanita kerja.
Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Mengenai Konflik Peran Ganda Terhadap Karier di Kelurahan Menteng Bogor, Tahun 2009.
Karier Konflik Peran Ganda
Total Tinggi
n persentase Rendah
n persentase Tinggi
6 38 14 61
20 51 Rendah
10 62 9 39
19 49 Total
16 100 23 100
39 100
Keterangan: p-value: 0,159 Taraf nyata : 0,2
Koefisien korelasi: -0,230
Pada Tabel 21 secara proporsional dapat dilihat bahwa sebagian besar wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor yang memiliki karier
tinggi 61 persen banyak dimiliki oleh orang yang berkonflik peran ganda rendah. Sementara karier tinggi yang memiliki konflik peran ganda tinggi hanya 38
persen. Demikian halnya pada karier yang rendah yakni 62 persen memiliki konflik peran ganda yang tinggi. Sementara karier rendah yang memiliki konflik
peran ganda rendah hanya 39 persen Hal ini menandakan terdapat kecenderungan bahwa semakin rendah konflik peran ganda seseorang maka karier akan semakin
tinggi, sama hal nya apabila konflik peran ganda semakin tinggi maka kariernya akan semakin rendah.
Dari hasil uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat bahwa korelasi antara konflik peran ganda dan karir nyata, hal ini dapat dilihat dari nilai p-value 0,159
yang lebih kecil dari alpha 0.2 dengan koefisien korelasi -0,230. Hal ini menandakan bahwa terdapat hubungan negatif antara konflik peran ganda dengan
karier, yakni semakin rendah konflik peran ganda maka karier akan semakin tinggi. Dengan demikian hipotesis awal terbukti yakni, terdapat hubungan antara
konflik peran ganda dan karier, semakin tinggi konflik peran maka karier makin rendah.
Wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor akan memiliki konflik peran ganda yang tinggi, apabila tidak dapat menjalankan
tuntutan peran domestik dan publik dengan baik. Hal ini disebabkan karena ia mempunyai tanggung jawab lain selain pekerjaannya yakni tanggung jawab
pekerjaan rumahtangga, ataupun pada saat bekerja publik pikirannya tidak fokus terhadap pekerjaannya karena harus memikirkan urusan rumahtangga. Hal
semacam ini akan menimbulkan perasaan bersalah pada wanita menikah yang
bekerja karena tidak dapat mengerjakan kedua tuntutan peran publik dan domestik dengan sama baiknya, sehingga menghambat kinerja wanita. Kinerja
dan produktifitas kerja yang buruk tentunya akan menghambat perkembangan karier seseorang. Meskipun wanita memiliki kemampuan, pendidikan dan
pengetahuan yang cukup baik namun apabila terdapat konflik peran dalam dirinya maka produktifitas kerja yang dihasilkannya akan rendah sehingga kariernya
terhambat.
7.4 Hubungan Ideologi Gender terhadap Karier