Hubungan Beban Ganda terhadap Konflik Peran Ganda

Adapun bila responden dipaksa untuk memilih antara karier dan keluarga bila istri dihadapkan pada dua pilihan tersebut, sebagian besar 72 responden mengatakan tetap memilih keluarga. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan ialah bahwa bagaimanapun keluarga adalah nomer satu bagi mereka. Adapun responden yang menyatakan lebih memilih karier daripada keluarga hanya sekitar 18 persen. Alasan mereka antara lain adalah dengan berkarier seorang istri akan menjadi mandiri dan tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain suami. Alasan lainnya ialah sebelum menikah mereka sudah terlebih dahulu bekerja.

7.2 Hubungan Beban Ganda terhadap Konflik Peran Ganda

Hubungan antara beban ganda dengan konflik peran ganda dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang dan uji Rank Spearman. Hasil tabulasi silang beban ganda terhadap konflik peran ganda disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Beban Ganda Tterhadap Konflik Peran Ganda di Kelurahan Menteng Bogor, Tahun 2009. Konflik Peran Ganda Beban ganda Total Tinggi n persentase Rendah n persentase Tinggi 13 56 3 19 16 41 Rendah 10 43 13 81 23 59 Total 23 100 16 100 39 100 Keterangan: p-value: 0,018 Taraf nyata : 0,2 Koefisien korelasi: 0,378 Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa data di lapangan menunjukkan bahwa secara proporsional wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor pada konflik peran ganda tinggi sebagian besar memiliki beban ganda tinggi yakni 56 persen, sementara itu hanya terdapat 19 persen wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor yang memiliki konflik peran ganda tinggi dan beban ganda rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi konflik peran ganda, makin tinggi beban ganda. Hasil ini dibuktikan dengan uji korelasi Rank Spearman yang menunjukkan bahwa beban ganda dan konflik peran ganda nyata, hal ini dapat dilihat dari nilai p-value 0,018 yang lebih kecil dari alpha 0.2. Hal ini menandakan bahwa terdapat hubungan antara beban ganda dan konflik peran ganda, hubungan tersebut positif apabila dilihat dari koefisien korelasinya 0,378. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara beban ganda dan konflik peran ganda, semakin tinggi beban ganda seseorang, maka konflik peran ganda akan semakin tinggi terbukti. Semakin tinggi beban ganda maka semakin tinggi konflik peran gandanya. Hal ini dapat dimengerti karena orang yang mencurahkan waktunya untuk bekerja di dua ranah sekaligus yakni publik dan domestik akan lebih sulit untuk bekerja sepenuhnya dengan baik, sehingga dapat menimbulkan konflik pada dirinya. Akibat yang timbul dari konflik ini ialah ia tidak dapat menghasilkan kinerja yang baik pada pekerjaan domestik dan publik, ini merupakan gambaran dari suatu konflik peran wanita yang dituntut untuk melakukan peran ganda. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa walaupun ideologi gender telah melemah dianut oleh wanita menikah yang bekerja di kelurahan Menteng Bogor namun beban ganda masih tinggi, karena masih terdapat ideologi gender mendasar esensial yang masih dipertahankan. Meskipun ada bantuan dari luar yang diharapkan dapat meringankan, ternyata tidak mengurangi beban ganda para wanita kerja, sehingga masih mengakibatkan terjadinya konflik peran ganda pada wanita menikah yang bekerja di Kelurahan Menteng Bogor. Hasil penelitian menggambarkan makin berkurang beban ganda, makin berkurang juga konflik peran ganda yang dialami wanita kerja.

7.3 Hubungan Konflik Peran terhadap Karier