tambahan tersebut dapat dijadikan bisnis pelengkap. Untuk itu, botanical cafe, book store, adenium saloon, and floriculture supplies berdiri.
Botanical cafe merupakan konsep cafe yang menawarkan pemandangan alam secara langsung. Botanical cafe di GIA menyediakan Authentic Thai Food
sebagai main menu. Selain itu, ada pula menu masakan Indonesia, special menu for kids, dan aneka minuman yang menyegarkan dan menyehatkan.
Pengetahuan mengenai pemeliharaan tanaman hias, baik untuk kelas pemula, maupun yang sudah berpengalaman, hingga kunci sukses beragribisnis
dapat diperoleh konsumen melalui buku-buku yang tersedia di book store yang terdapat di GIA. Selain itu, GIA juga menyediakan floriculture supplies yang
menyediakan sarana produksi pertanian. Tak hanya itu pula, GIA juga menyediakan jasa adenium saloon, untuk memberikan manfaat tambahan bagi
pecinta adenium, agar adenium tampil semakin cantik. Sebagian besar tanaman hias yang berada di perusahaan GIA merupakan
tanaman yang hidup di dataran rendah. Tanaman hias yang merupakan hasil produksi GIA sendiri adalah adenium. Adenium yang dihasilkan dibagi ke dalam
lima kategori kelas grade, yaitu: A, adenium berdiameter 3-5 cm
B, adenium berdiameter 5-10 cm C, adenium berdiameter 10-15 cm
D, adenium berdiameter 15-20 cm E, atau Bonsai, adenium berdiameter 20 cm
Semua produk tanaman hias yang dijual GIA memiliki merek Godongijo Nursery GIN. Merek Godongijo Nursery tertera pada label setiap tanaman.
Pengemasan yang dilakukan untuk tanaman hias yaitu dengan menggunakan kantong plastik ataupun kardus terbuka untuk konsumen yang datang langsung
dan bertempat tinggal di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi jarak dekat. Bagi konsumen yang datang langsung atau melalui pesanan, dan
bertempat tinggal di luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi jarak jauh, pengemasan menggunakan kardus tertutup.
5.8 Deskripsi Pelanggan
61
Pelanggan GIA dibedakan menjadi agen, sub agen, dan pelanggan umum. Agen, dan sub agen merupakan suatu bentuk kerjasama penjualan tanaman
adenium bagi kepentingan GIA. Sub agen merupakan suatu agen yang lebih kecil daripada agen dan berada di bawah garis koordinasi dengan agen tersebut.
Pelanggan umum merupakan pelanggan yang tidak memiliki keterikatan bentuk kerjasama penjualan tanaman adenium bagi kepentingan GIA.
GIA memiliki 12 agen, empat sub agen, yang tersebar di Jakarta, Depok, Bali, Surabaya, Kediri, Semarang, Purwokerto, Manado, Pontianak, Yogyakarta,
Batam, dan Mojokerto. Pelanggan umum GIA berdomisili di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan ada pula yang berdomisili di luar negeri. Sebagian besar
pelanggan umum GIA berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Jabodetabek.
5.9 Deskripsi Kegiatan Pemasaran
Perusahaan tentunya menentukan terlebih dahulu segmentasi pasar segmentation, target pasar targetting, dan pemosisian produk positioning
dalam kegiatan pemasaran. Segmentasi pasar GIA adalah tanaman hias dataran rendah. Target pasar adalah masyarakat pecinta tanaman hias yang bermukim di
dataran rendah dan GIA memposisikan produk mereka sebagai produk yang dapat memuaskan konsumen dengan adenium sebagai icon yang melekat pada GIA.
Setelah perusahan mampu menentukan segmentation, targetting dan positioning STP, perusahaan dapat mencapai STP dalam bauran pemasaran. Bauran
pemasaran terdiri dari produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion.
5.9.1 Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang bisa memuaskan
keinginan dan memenuhi kebutuhan. GIA mengkhususkan perdagangannya pada tanaman hias dataran rendah, walaupun ada beberapa koleksi tanaman yang dijual
merupakan tanaman buah-buahan. Tanaman hias dataran rendah yang dijual oleh
62
GIA memiliki nilai komersial yang tinggi. Adenium merupakan core business GIA.
Adenium memiliki nilai komersial yang tinggi karena memiliki karakter yang mudah dirawat, mudah ditransportasikan jarak jauh, tidak mudah mati,
bunga beraneka ragam, dan mudah disilangkan. Selain karakter tersebut, adenium juga memiliki karakter unggulan lain, yaitu keindahan tanaman ini, tak hanya
terlihat pada cantiknya bunga, namun juga pada keindahan bonggol dan tajuk yang dapat dibentuk oleh pecinta tanaman.
Adenium sebagai core business merupakan bibit yang telah berusia minimal enam bulan dengan diameter bonggol minimal tiga centimeter cm dan
telah digrafting dengan bunga adenium hibridisasi. Adenium dikelaskan atas ukuran diameter bonggolnya yaitu kelas A 3-5 cm , kelas B 5-10 cm , kelas C
10-15 cm , kelas D 15-20 cm , dan Bonsai 20 cm . GIA merupakan yang pertama kali menetapkan pengkelasan adenium secara jelas. Selain itu adenium
yang dikeluarkan oleh perusahaan selalu dirilis setiap enam bulan sekali. Hal ini membuat trend adenium tetap eksis di dunia industri tanaman hias.
5.9.2
Harga
Penetapan harga jual adenium berdasarkan penjumlahan Harga Pokok Produksi HPP dengan Under Expend dan Expected Net Margin. Skematik
penetapan harga jual ini lebih banyak “bermain” di Under Expend yaitu nilai seni yang dimiliki oleh adenium tersebut. Skematik penetapan harga jual dapat dilihat
pada Gambar 12.
63
Gambar 12 . Penetapan Harga Jual pada PT Godongijo Asri
Harga jual yang berlaku di agen-agen GIA pada umumnya sama dengan harga jual yang berlaku di cabang maupun di showroom GIA. Harga jual adenium
yang ditawarkan memang relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan adenium nursery lainnya pesaing. Namun hal tersebut berbanding lurus dengan kualitas
tanaman, pelayanan, dan jenis tanaman yang dijual mengikuti trend, sehingga harga yang relatif mahal masih dapat diterima oleh konsumen dengan baik. Harga
produk adenium, dapat dilihat pada Lampiran 2. Selain adenium, perusahaan juga menentukan sendiri harga produk cafe, dan tarif jasa klinik.
Harga produk tanaman hias non adenium, sprotan dan buku tidak dapat ditentukan sendiri oleh perusahaan. Harga jual tanaman hias yang merupakan
tanaman konsinyasi, ditentukan oleh nursery pemasok. Tanaman hias lainnya misalkan Euphorbia mili yang dibeli putus oleh GIA, ditentukan berdasarkan
harga jual umum yang berlaku di pasar. Kemudian, produk saprotan dan buku juga dijual berdasarkan harga yang berlaku di pasar.
64
Harga Jual Adenium
= HPP + Under Expend + Expected
Net Margin
Harga Pokok Produksi HPP
= Biaya Bahan + OHP+ TK langsung
Under Expend
=
Biaya Operasional + Asumsi
Expected Net Margin
Besarnya sekitar 20 persen
5.9.3 Tempat
GIA mempunyai unit pemasaran berbentuk showroom yang juga satu areal dengan kantor pusat yaitu di Jalan Cinangka Raya 60, Desa Serua, Sawangan,
Depok, dan cabang, yang terletak di Perumahan Alam Sutera, Tangerang. Selain itu, perusahaan juga dibantu oleh agen yang tersebar di kota-kota besar di
Indonesia. Showroom dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas demi kenyamanan
konsumen. Terdapat areal parkir yang luas, book store yang didesain untuk tempat bersantai dan bermain anak-anak, klinik tanaman, botanical cafe, kolam
pemancingan, floriculture supplies yang menyediakan sarana produksi pertanian saprotan, kemudahan transaksi melalui credit atau debit card. Sesuai tagline
GIA yaitu Not Just a Nursery, but It’s Experience, GIA ingin benar-benar menciptakan suasana yang lebih dari sekedar nursery.
5.9.4 Promosi
GIA memiliki brand image yang kuat di kalangan masyarakat pecinta tanaman hias, khususnya adenium. Kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan
tentunya tak semata-mata hanya untuk kepentingan perusahaan sendiri, tetapi juga bertujuan untuk dapat mengedukasi konsumen.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu pameran tanaman hias di kota-kota besar, baik dalam maupun luar negeri, memberikan poster
mengenai pemeliharaan adenium bagi konsumen, program diskon, program edutainment bagi pelajar sekolah Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Dasar,
program kupon undian yang berhadiah utama kendaraan roda empat, program promosi melalui media cetak seperti peluncuran buku “Membuat Adenium
Tampil Cantik”, program promosi melalui media elektronik seperti kesediaan GIA ketika diminta untuk dijadikan lokasi shooting suatu acara di suatu stasiun
Televisi, dan melalui media website, yaitu www.Godongijo.com.
65
VI MANAJEMEN PERSEDIAAN TANAMAN HIAS ADENIUM
Persediaan dipengaruhi oleh permintaan. Tingkat persediaan yang berubah-ubah dipengaruhi oleh permintaan. Hal tersebut juga berlaku pada
industri tanaman hias. Oleh karena itu pada bab enam ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai permintaan konsumen pada tanaman hias, dengan mengambil
studi kasus adenium, atau penjualan adenium. Setelah pembahasan mengenai penjualann pada usaha adenium, pembahasan selanjutnya yaitu perencanaan
produksi. Hal ini dikarenakan perencanaan produksi akan didasarkan pada proyeksi permintaan. Kemudian pembahasan selanjutnya adalah mengenai
manajemen persediaan pada usaha tanaman hias adenium.
6.1 Penjualan Adenium
Penjualan adenium cenderung membentuk pola yang sama. Penjualan pada caturwulan pertama di awal tahun lebih tinggi dibandingkan dengan
caturwulan kedua. Kemudian permintaan akan kembali meningkat pada caturwulan ketiga. Hal ini disebabkan oleh hari libur nasional sebagian besar
berada pada caturwulan pertama dan caturwulan ketiga. Selain itu pula, pada caturwulan pertama dan ketiga kegiatan pameran banyak dilakukan. Hari libur
nasional, dan kegiatan pameran membantu untuk meningkatkan penjualan, karena konsumen memiliki lebih banyak waktu untuk membeli tanaman hias, dan juga
perusahaan dapat lebih dekat dengan konsumen melalui kegiatan pameran tanaman hias. Data Penjualan Adenium per periode dari tahun 2006-2009 dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Penjualan Adenium PT. Godongijo Asri Tahun 2006-2009 Tahun
Caturwulan Kelas
A B
C D
E
2006 I
4.945 2.221
137 224
205 II
3.458 2.017
114 227
173 III
4.554 2.439
141 206
200 2007
I 4.307
1.854 117
190 198
II 3.025
1.702 98
191 173
III 3.786
2.021 123
206 200
2008 I
3.197 1.854
20 27
37 II
2.680 1.389
6 24
22 III
3.786 1.478
8 27
20 2009
I 2.705
689 4
12 20
II 1.680
458 3
19 11
III 2.567
718 2
6 2
Jumlah 2006-2009 40.690
18.840 773
1.359 1.261
Sumber : GIA 2010
Penjualan tanaman hias adenium paling tinggi berada pada kelas A, dengan tingkat penjualan sebesar 65 persen dari penjualan adenium, dan paling
rendah berada pada kelas C, dengan tingkat penjualan sebesar dua persen. Penjualan adenium paling tinggi berada di kelas A karena dibandingkan dengan
kelas lainnya, kelas A merupakan kelas yang berukuran paling kecil, dan harga yang murah. Kelas C menjadi kelas yang paling rendah dalam penjualan adenium,
karena sebagian konsumen melihat bahwa ukuran kelas C dinilai tanggung. Tanggung dalam arti, masih kurang dalam memberikan kecantikan bonggolnya,
dan juga relatif sulit untuk dijual kembali. Secara umum, penjualan adenium menurun dari tahun 2006 hingga 2009,
dengan rata-rata penurunan sebesar 24,30 persen per tahunnya. Penurunan terjadi karena munculnya beberapa jenis tanaman hias baru, sehingga tren permintaan
adenium cenderung menurun. Selain itu pula sejak tahun 2007 berdiri pula perusahaan pesaing sejenis, dengan modal yang relatif sama, berjarak dekat
dengan perusahaan, dan bergerak pula dalam industri yang sama dengan perusahaan, yaitu penjualan tanaman hias adenium.
6.2 Perencanaan Produksi