Perencanaan Produksi Manajemen persediaan usaha adenium: studi kasus PT.Godongijo Asri, Depok, Jawa Barat

Tabel 13. Penjualan Adenium PT. Godongijo Asri Tahun 2006-2009 Tahun Caturwulan Kelas A B C D E 2006 I 4.945 2.221 137 224 205 II 3.458 2.017 114 227 173 III 4.554 2.439 141 206 200 2007 I 4.307 1.854 117 190 198 II 3.025 1.702 98 191 173 III 3.786 2.021 123 206 200 2008 I 3.197 1.854 20 27 37 II 2.680 1.389 6 24 22 III 3.786 1.478 8 27 20 2009 I 2.705 689 4 12 20 II 1.680 458 3 19 11 III 2.567 718 2 6 2 Jumlah 2006-2009 40.690 18.840 773 1.359 1.261 Sumber : GIA 2010 Penjualan tanaman hias adenium paling tinggi berada pada kelas A, dengan tingkat penjualan sebesar 65 persen dari penjualan adenium, dan paling rendah berada pada kelas C, dengan tingkat penjualan sebesar dua persen. Penjualan adenium paling tinggi berada di kelas A karena dibandingkan dengan kelas lainnya, kelas A merupakan kelas yang berukuran paling kecil, dan harga yang murah. Kelas C menjadi kelas yang paling rendah dalam penjualan adenium, karena sebagian konsumen melihat bahwa ukuran kelas C dinilai tanggung. Tanggung dalam arti, masih kurang dalam memberikan kecantikan bonggolnya, dan juga relatif sulit untuk dijual kembali. Secara umum, penjualan adenium menurun dari tahun 2006 hingga 2009, dengan rata-rata penurunan sebesar 24,30 persen per tahunnya. Penurunan terjadi karena munculnya beberapa jenis tanaman hias baru, sehingga tren permintaan adenium cenderung menurun. Selain itu pula sejak tahun 2007 berdiri pula perusahaan pesaing sejenis, dengan modal yang relatif sama, berjarak dekat dengan perusahaan, dan bergerak pula dalam industri yang sama dengan perusahaan, yaitu penjualan tanaman hias adenium.

6.2 Perencanaan Produksi

67 Proses produksi adenium pada GIA dimulai dari pengadaan input yaitu batang bawah bonggol, batang atas entres, media tanam, air, pupuk, obat- obatan, tenaga kerja, dan peralatan. Pengadaan input adenium dimulai dari perencanaan produksi adenium. Pengadaan input adenium yang relatif membutuhkan perhatian yang besar adalah pengadaan bonggol dan entres . Hal ini dikarenakan ketersediaan input media tanam, air, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan peralatan relatif mudah didapatkan. Selain itu, kualitas bonggol dan entres merupakan hal yang menjadi keunggulan GIA dalam menyediakan adenium yang cantik, sehingga membutuhkan konsentrasi yang lebih banyak dalam pengadaan input adenium berupa bonggol dan entres. Perencanaan produksi dimulai dari penyusunan target penjualan tahunan adenium. Penyusunan target penjualan tahunan adenium ditetapkan oleh direktur GIA. Direktur GIA menetapkan target penjualan berdasarkan informasi data penjualan adenium selama tiga tahun sebelumnya dan informasi atau isu pada industri tanaman hias . Informasi atau isu pada industri tanaman hias dapat ditelusuri melalui media cetak atau media elektronik. Contoh informasi atau isu pada industri tananaman hias yang digunakan oleh direktur dalam menenetapkan target penjualan yaitu informasi mengenai tanaman hias apa yang akan di blow up oleh media cetak maupun elektronik, yang diperkirakan akan mempengaruhi penjualan tanaman hias, khususnya adenium. Sistimatika perencanaan produksi seperti pada Gambar 13. 68 Data Penjualan Adenium Tiga Tahun Informasi atau Isu pada Industri Tanaman Hias Target Penjualan Tahunan Adenium Gambar 13. Proses Perencanaan Produksi Adenium PT.Godongijo Asri Target penjualan tahunan adenium disusun bulan Agustus, menargetkan penjualan untuk Januari hingga Desember, pada tahun berikutnya. Perencanaan produksi tahunan adenium disusun pada bulan September, yang berlaku untuk perencanaan produksi bulan Oktober hingga September tahun berikutnya. Kegiatan produksi bulan Oktober merupakan kegiatan produksi yang mengacu pada target penjualan bulan Januari berikutnya. Hal tersebut dikarenakan waktu yang dibutuhkan dari kegiatan produksi berupa penyambungan grafting hingga siap berbunga yaitu sekitar tiga sampai empat bulan.

6.3 Perencanaan Input Adenium