adenium membatasi investasi persediaan, dan juga dilakukan dengan model two bin system. Input adenium berupa entres relatif tidak membutuhkan perhatian
yang besar. Hal tersebut dikarenakan semakin banyak persediaan entres baik dalam segi jumlah kuantitas maupun jumlah jenis, maka akan semakin baik bagi
perusahaan dalam mengembangkan inovasi. Pengendalian berupa pembatasan pengeluaran terkait dengan pembelian
input berupa bonggol adenium dapat dilakukan oleh manajer keuangan dengan persetujuan dari direktur. Manajer keuangan berhak untuk mengurangi permintaan
input yang diajukan oleh supervisor produksi. Manajer keuangan mengurangi permintaan input karena penjualan yang terjadi tidak sesuai dengan target
penjualan. Selain itu pula, orientasi pembelian tanaman hias yang sedang tren , sehingga perusahaan juga harus mengikuti tren , untuk memenuhi permintaan
konsumen. Pengendalian persediaan bonggol dengan model two bin system, yang
dimana tingkat persediaan dijaga pada tingkat maksimal tertentu, yang dilihat dalam kurun waktu yang sama, dengan bin yang pertama dapat dikatakan terdapat
pada show room. Show room selalu diisi penuh sesuai kapasitas showroom. Kemudian bin ke dua adalah kebun produksi. Stok kebun produksi akan selalu
memenuhi show room. Oleh karena itu, apabila stok produksi mulai berkurang dari batas maksimal persediaan yang ditetapkan, pesanan akan dilakukan. Batas
maksimal persediaan yang ditetapkan oleh GIA, tidak dapat diketahui, karena keterbatasan informasi yang diperoleh.
6.8 Identifikasi Biaya Persediaan Bonggol Adenium Grade A pada PT.Godongijo Asri
Bonggol merupakan bahan baku utama dalam usaha tanaman hias adenium, sehingga pengendalian terhadap bonggol adenium perlu dilakukan, agar
bonggol adenium selalu tersedia dengan biaya minimum. Pemesanan bonggol kepada pemasok yang lebih tinggi daripada penjualan adenium dapat
menimbulkan persediaan pada usaha adenium. Oleh karena itu, pengendalian persediaan pada usaha adenium dapat dilakukan dengan cara mengendalikan
persediaan bonggol adenium.
75
Biaya persediaan bonggol mencakup biaya pemesanan kembali RC dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan kembali bonggol merupakan biaya yang
terjadi karena melakukan pemesanan yang merupakan hasil perkalian antara biaya pemesanan kembali per pesanan dengan frekuensi pemesanan. Biaya
penyimpanan dihitung berdasarkan biaya opportunity dengan menggunakan tingkat suku bunga Bank Indonesia seperti pada Lampiran 3.
Biaya persediaan adenium yang akan dianalisis adalah persediaan bonggol adenium grade A. Bonggol A dipilih karena seluruh bonggol grade A diperoleh
dengan cara pemesanan kepada pemasok. Sebagian persediaan dari populasi grade B,C,D, dan E merupakan akibat dari penumpukan persediaan grade A.
Bonggol grade A apabila dirawat dalam waktu bertahun-tahun dapat mengakibatkan pertumbuhan bonggol, sehingga grade A dapat menjadi grade B,
C, D, atau E. Selain berasal dari penumpukan grade A, persediaan bonggol pada grade B, C, D dan E juga ada yang berasal dari pemesanan kepada pemasok.
Biaya pemesanan kembali bonggol grade A per pesanan dapat diketahui dengan cara membagi biaya pemesanan kembali bonggol per pesanan dengan
jumlah grade adenium. Berdasarkan Tabel 15, biaya pemesanan kembali grade A per pesanan yaitu sebesar Rp 31.200,-. Perincian biaya pesanan kembali per
pesanan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Biaya Pemesanan Kembali Bonggol Per Pesanan PT. Godongijo Asri
Jenis Biaya Biaya Pemesanan Kembali
Bonggol Per Pesanan Rp Biaya Pemesanan Kembali
Bonggol Per Kelas Per Pesanan Rp
Biaya Telepon Rp 5.000
1.000 Biaya Administrasi Rp
1.000 200
Biaya Transportasi Rata-Rata Rp1x angkutan
150.000 30.000
Total 156.000
31.200
Berdasarkan Tabel 14 biaya pemesanan kembali bonggol terbesar yaitu biaya transportasi, sebesar 96 persen. Biaya transportasi cukup mahal karena
pemasok bonggol GIA merupakan nursery atau petani bonggol yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Biaya pemesanan kembali per
kelas per pesanan diasumsikan sama pada masing-masing kelas. Hal tersebut
76
dikarenakan bobot kepentingan akan pengadaan input bonggol masing-masing kelas dianggap sama.
Pemesanan kembali bonggol yang dilakukan oleh GIA relatif tidak menentu. Hal tersebut disebabkan oleh ketersediaan bonggol dari pemasok dan
informasi harga, dan kebutuhan produksi. Frekuensi pemesanan kembali yang dilakukan selama tahun 2009 yaitu sebanyak tiga kali dengan rata-rata kuantitas
pesanan sebesar 340 pot bonggol adenium grade A seperti pada Lampiran 4. Biaya pemesanan kembali bonggol grade A yaitu sebesar Rp 31.200,- dan
frekuensi pemesanan sebanyak tiga kali. Dengan demikian biaya pemesanan kembali bonggol grade A yaitu Rp 93.600,-. Perincian biaya pemesanan kembali
bonggol grade A dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Biaya Pemesanan Kembali Bonggol Grade A PT.Godongijo Asri Tahun 2009
Uraian Jumlah
Biaya Pemesanan Kembali Grade A Per Pesanan Rp
31.200 Frekuensi Selama Tahun 2009 Kali
3 Biaya Pemesanan Kembali Bonggol
Grade A Tahun 2009 Rp 93.600
Biaya penyimpanan bonggol adenium grade A yang terdapat pada GIA adalah biaya opportunity. Biaya opportunity diperoleh dari perkalian antara nilai
total pembelian bonggol adenium grade A dengan tingkat suku bunga pada bulan yang sama, kemudian dibagi dengan jumlah pot pembelian bonggol Lampiran 5.
Biaya opportunity bonggol grade A yaitu sebesar Rp 628,- per pot per bulan. Biaya penyimpanan dihitung berdasarkan besarnya tingkat pengadaan
persediaan rata-rata yang ada di GIA yaitu dihitung berdasarkan rata-rata volume pembelian bonggol adenium yang terjadi selama tahun 2009, kemudian dikalikan
dengan biaya opportunity bonggol grade A. Biaya penyimpanan bonggol grade A selama tahun 2009 yaitu sebesar Rp 1.281.120,-. Perincian biaya penyimpanan
bonggol grade A dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Biaya Penyimpanan Bonggol Grade A PT.Godongijo Asri Tahun 2009
77
Uraian Jumlah
Rata-Rata Volume Pembelian Bonggol Grade A Pot
340 Biaya opportunity bonggol grade A
RpPotbulan 628
Biaya opportunity bonggol grade A Per Tahun RpPotTahun
7.536 Biaya Penyimpanan bonggol grade A
Per Tahun 1.281.120
Biaya persediaan bonggol grade A merupakan penjumlahan antara biaya pemesanan kembali bonggol grade A dengan biaya penyimpanan bonggol grade
A. Biaya pemesanan kembali bonggol grade A GIA pada tahun 2009 sebesar Rp 93.600,- dan biaya penyimpanan bonggol grade A sebesar Rp 213.500,-.
Dengan demikian, biaya persediaan bonggol grade A GIA pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 1.374.720,- Tabel 17.
Tabel 17. Biaya Persediaan Bonggol Grade A PT.Godongijo Asri Tahun 2009 Uraian
Jumlah Rp
Biaya Pemesanan Kembali 93.600
Biaya Penyimpanan 1.281.120
Biaya Persediaan 1.374.720
6.9 Evaluasi Terhadap Manajemen Persediaan yang dilakukan GIA