Jenis, dan Kegunaan Persediaan

Periodic review systems mengukur pesanan berdasarkan jangka waktu yang tetap untuk menambah kembali persediaan. Contoh periodic review systems yaitu manajemen persediaan pada rak-rak di swalayan. Rak-rak di swalayan mungkin akan diisi setiap sore sejumlah barang yang terjual sepanjang siang. Sistem seperti ini lebih cocok untuk permintaan yang relatif teratur dan jenis barang yang relatif murah.

3.3.4 Sistem Persediaan Permintaan Tidak Bebas

Pada sistem persediaan permintaan tidak bebas terdapat asumsi bahwa permintaan akan suatu jenis barang secara langsung berkaitan dengan permintaan jenis barang lainnya. Hal ini menjadi jelas, ketika permintaan terhadap material berkaitan dengan permintaan terhadap barang jadi. Misalnya suatu pabrik perakitan mobil membutuhkan pintu dan roda, keduanya berkaitan erat dengan permintaan akan mobil jadi. Sistem persediaan tak bebas pada umumnya menggunakan perencanaan produksi untuk peramalan permintaan terhadap masing-masing jenis barang dan kemudian memesan sejumlah unit yang kemudian dapat disebut permintaan. Metode-metode pada sistem ini, yaitu material requirement planning MRP , dan just-in-time JIT.

3.4 Jenis, dan Kegunaan Persediaan

Persediaan adalah sumber daya yang menunggu proses lebih lanjut, seperti sumber daya yang akan digunakan untuk kegiatan produksi pada industri manufaktur, sumber daya yang akan digunakan untuk kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun sumber daya yang akan digunakan untuk dikonsumsi pada sistem rumah tangga. Nasution 2008 membedakan persediaan dalam industri manufaktur, menurut jenisnya, yaitu : 1. Bahan baku adalah barang-barang yang dibeli dari pemasok dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. 21 2. Bahan setengah jadi adalah bahan baku yang sudah diolah atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi. 3. Barang jadi adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasi-lokasi pemasaran 4. Bahan-bahan pembantu adalah barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang produksi, namun tidak akan menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan. Klasifikasi persediaan berdasarkan proses dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Klasifikasi Persediaan Berdasarkan Jenis Sumber : Nasution 2008 Persediaan juga dapat ditemui pada sistem non manufaktur seperti persediaan uang pada bank, persediaan obat-obatan di apotek, dan tanaman hias pada outlet atau showroom tanaman hias. Namun persediaan pada sistem non manufaktur tidak sama jenisnya dengan persediaan pada manufaktur. Hal tersebut dikarenakan pada sistem non manufaktur tidak ada proses produksi yang mengubah bahan mentah menjadi barang jadi. Secara umum, persediaan pada sistem non manufaktur terbagi menjadi dua yaitu persediaan barang jadi dan persediaan bahan pembantu. Persediaan barang jadi merupakan persediaan barang-barang yang siap untuk dijual ke konsumen. Contoh persediaan barang jadi yaitu tempat pensil dan kertas kado pada toko 22 Bahan Mentah Bahan Setengah Jadi Barang Jadi Bahan – Bahan Pembantu Proses Produksi hadiah. Tempat pensil dan kertas kado dapat dibeli secara langsung oleh konsumen. Persediaan bahan pembantu merupakan persediaan barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran proses pengadaan pelayanan dari produsen kepada konsumen. Contoh persediaan bahan pembantu yaitu gunting dan selotip pada toko hadiah. Gunting dan selotip membantu proses pengemasan barang yang diminta sesuai dengan keinginan konsumen. Menurut Hansen dan Mowen 2001 timbulnya persediaan dalam suatu sistem, baik sistem manufaktur maupun non manufaktur adalah merupakan akibat dari tiga kondisi sebagai berikut : 1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan transaction motive. Permintaan akan suatu barang tidak akan dapat dipenuhi dengan segera bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya, karena untuk mengadakan barang tersebut diperlukan waktu untuk pembuatannya maupun untuk mendatangkannya. 2. Adanya keinginan untuk meredam ketidakpastian precautionary motive. Ketidakpastian yang dimaksud adalah adanya permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan; waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk yang lain; waktu tunggu lead time yang cenderung tidak pasti karena berbagai faktor yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya. 3. Keinginan melakukan spekulasi speculative motive yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga barang di masa mendatang. 4. Pada prinsipnya persediaan berfungsi mempermudah dan memperlancar jalannya operasi perusahaan manufaktur yang memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang berbeda dengan bahan mentahnya. Persediaan berguna untuk meminimalkan resiko keterlambatan datangnya barang-barang dari pemasok, menyimpan bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga kontinuitas produksi terjamin, memberikan pelayanan pada pelanggan atau konsumen pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi. 23

3.5 Kerangka Pemikiran Operasional