A tanaman hias adenium pada bulan Desember 2008 yaitu sebesar, bulan Januari 2009 yaitu sebesar 13.745, bulan Maret 2009 yaitu sebesar 12.883 pot, bulan Mei
13.042 pot, dan bulan Juni 2009 sebesar 11.756 pot, sedangkan penjualan rata-rata adenium kelas A per bulan pada tahun 2009 sebanyak 556 pot. Penumpukan
terjadi disebabkan oleh pemesanan input adenium dan produksi adenium dalam jumlah yang relatif banyak di tahun-tahun sebelumnya, sedangkan penjualan
tahunan adenium secara umum dari tahun 2006 hingga 2009 menurun. Persediaan adenium grade A yang cenderung menumpuk akan
menyebabkan pertumbuhan pada adenium grade A. Pertumbuhan pada adenium grade A akan menyebabkan adenium grade A menjadi grade yang lebih besar,
yaitu grade B dalam jangka waktu setahun. Kemudian pada tahun berikutnya dapat menjadi grade C, D, ataupun E. Dengan demikian penumpukan persediaan
adenium grade A dapat menyebabkan penumpukan persediaan adenium pada grade yang lebih tinggi yaitu B,C,D, dan E. Biaya pemeliharaan ataupun biaya
kerusakan tanaman yang menjadi komponen dalam biaya persediaan tanaman hias pun akan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya grade tanaman hias
tersebut. Oleh karena itu dapat dirumuskan suatu pertanyaan, apakah persediaan tanaman hias dapat diminimumkan ?
Jumlah persediaan yang semakin besar, pada akhirnya akan berdampak pada biaya persediaan yang semakin besar pula. Oleh karena itu, dapat
dirumuskan suatu pertanyaan lainnya, yaitu adakah metode persediaan yang tepat untuk meminimalkan biaya persediaan pada usaha tanaman hias?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah :
1. Mempelajari manajemen persediaan tanaman hias dengan mengambil studi kasus adenium pada PT. Godongijo Asri.
2. Mengidentifikasi metode persediaan yang mungkin dilakukan pada tanaman hias dengan mengambil studi kasus adenium pada PT. Godongijo Asri.
3. Menentukan pilihan metode pengendalian persediaan adenium yang paling mungkin diterapkan di PT. Godongijo Asri.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah : 1. Bagi perusahaan adalah sebagai bahan rujukan mengenai manajemen
persediaan tanaman hias yang dilakukan selama ini. 2. Bagi penulis adalah mengetahui mengenai manajemen persediaan tanaman hias
3. Bagi pembaca adalah sebagai bahan rujukan mengenai manajemen persediaan pada tanaman hias.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah manajemen persediaan dalam bentuk perencanaan dan pengendalian persediaan tanaman hias, dengan
mengambil contoh tanaman Adenium . Penelitian ini mempelajari mengenai manajemen persediaan input adenium berupa bonggol dan entres adenium secara
keseluruhan, dan mengkaji biaya persediaan berupa bonggol adenium grade A.
6
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Tanaman Hias
Sebagian besar orang menganggap belanja tanaman hias bukanlah kebutuhan mendesak Sunardi, 2007. Tanaman hias dapat dikatakan sebagai
kebutuhan sekunder, atau bahkan tersier mengingat sebagian komoditas tanaman hias memiliki harga jual yang dapat mencapai puluhan bahkan ratusan juta, yang
pemenuhannya setelah orang bisa memenuhi kebutuhan pokok sandang, pangan dan papan. Kebutuhan diluar kebutuhan pokok, adalah barang-barang yang
memiliki sensitifitas yang tinggi. Suatu saat akan digemari dan harganya akan melambung karena permintaan menjadi banyak, disaat lain akan menurun tajam
begitu permintaannya rendah Tanaman hias dapat dikatakan sebagai suatu mode, yang setiap saat akan
berganti Sintia,2006. Pergantian mode yang bisa berganti setiap saat ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Vinca Nusery 2009, mode sangat dipengaruhi
oleh : 1 Promosi bintang terkenal, atau tokoh masyarakat, contohnya suatu saat ada seorang bintang film terkenal menyukai anggrek, maka dengan cepat jenis
anggrek akan disukai oleh banyak orang, terutama mereka yang juga menyukai bintang film tersebut. Promosi yang dilakukan oleh bintang film atau tokoh
masyarakat menentukan mode tanaman hias karena pada umumnya apa yang disukai oleh bintang film atau tokoh masyarakat akan lebih mudah disukai oleh
masyarakat; 2 Musim, karena tanaman hias tertentu hanya bisa dinikmati dengan baik pada musim-musim tertentu saja, dan kondisnya tidak begitu baik
pada musim yang lain; 3 Fluktuasi perekonomian global maupun kondisi perekonomian setiap individ, misalnya ada saat musim anak masuk sekolah, atau
memasuki bulan puasa dan lebaran, atau tahun baru, biasanya tren tanaman hias menurun, dan akan naik lagi pada saat yang lain. Demikian pula perekonomian
global. Pada saat bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi, maka tanaman hias adalah salah satu produk yang mendapat dampak sangat buruk. Banyak
petani tanaman hias yang gulung tikar karena tidak ada pembeli; 4 Ketersediaan yang terbatas di suatu waktu, atau tanaman hias tidak bisa
diproduksi massal pada waktu yang instant. Pertumbuhannya sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Sehingga pada saat menjadi tren, harganya bisa melonjak tajam karena suplainya tidak bisa langsung tersedia secara massal.
Selanjutnya, berdasarkan komunikasi lisan pada tahun 2007 dengan pemilik GIA, Chandra Gunawan, beliau memprediksikan tanaman hias yang
dapat tercipta trennya, adalah tanaman yang mudah perawatannya, mudah ditransportasikan jarak jauh, mudah dihibridisasi atau disilangkan, dan dapat
tumbuh diketinggian yang relatif berbeda. Tanaman yang mudah perawatannya, tentu akan disukai oleh konsumen tanaman hias, karena sebagian besar
konsumen tanaman hias merupakan orang yang awam terhadap tanaman hias. Apabila konsumen , memiliki pengetahuan yang sangat terbatas, mencoba untuk
merawat di rumah, dan berikutnya tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik, maka tentu konsumen tersebut akan merasa suka, dan kemungkinan besar, pada
masa berikutnya konsumen akan mencari jenis tersebut, atau varietas lainnya yang mungkin saja berharga lebih mahal dari varietas sebelumnya. Tanaman
harus bisa ditransportasikan dari satu kota ke kota yang lain dengan mudah, tidak membutuhkan penanganan yang rumit, bisa ditumpuk sehingga efisien ruangan,
dan sampai ditempat tujuan walaupun memakan waktu beberapa hari tetapi tanaman tetap dalam kondisi yang cukup prima untuk ditanam lagi. Tanaman
yang tidak mudah ditransportasikan jarak jauh dengan mudah, akan perlu biaya tinggi dalam pemindahan antar kota, atau harus mendapat perlakuan yang sangat
khusus contohnya ruangan dengan suhu terkendali, media tertentu, hanya akan menjadi tren sesaat di kota tertentu saja, dan tidak akan menjadi tren yang meluas
dan lama. Khususnya, daerah perkotaan di Indonesia sebagian besar merupakan dataran rendah, sehingga ciri khas tanaman hias yang mampu menjadi tren dan
terjaga trennya adalah tanaman hias yang mampu hidup di daerah dataran rendah. Permintaan tanaman hias yang mengikuti trend permintaan yang bisa
berubah setiap saat menyebabkan permintaan tanaman hias cenderung sulit untuk diprediksi. Bila permintaan suatu tanaman hias meningkat, maka persediaan akan
permintaan tanaman hias tersebut diperbanyak. Ketika permintaan tanaman hias tersebut menurun, sedangkan persediaannya terlanjur melimpah, maka
menimbulkan suatu konsekuensi bahwa persediaan tanaman hias tersebut menumpuk. Oleh sebab itu permintaan tanaman hias yang cenderung sulit
8
diprediksi menyebabkan perusahaan dalam industri tanaman hias relatif sulit mengatur strategi terkait persediaan tanaman hias yang dijual.
2.2 Bukti-Bukti Empiris Mengenai Manajemen Persediaan