26
pernyataan yaitu: 1 taraf kemampuan anak saat ini, 2 tujuan umum yang akan dicapai dalam satu tahun melalui tujuan khusus
,
3 pelayanan khusus, 4 proyeksi kapan dimulainya kegiatan dan waktu
yang diperlukan untuk memberikan pelayanan, serta 5 prosedur evaluasi dan kriteria keberhasilan program.
Kirtano dan Kirby Parwoto, 2007:50 menjelaskan ada lima langkah dalam merancang PPI, yaitu 1 membentuk TIM PPI
minimal terdiri dari guru khusus, guru reguler, kepala sekolah, dan orang tua, 2 menilai kebutuhan anak, 3 mengembangkan tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek, 4 merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan, dan 5 menentukan metode evaluasi
untuk menentukan kemajuan anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan
proses mengumpulkan data seorang anak untuk melihat kemampuannya, kesulitan yang dialami, serta menentukan apa yang dibutuhkan. Asesmen
penting dilakukan karena hasil dari asesmen itu sendiri digunakan guru sebagai acuan untuk menyusun dan mengembangkan program
pembelajaran individual PPI yang sesuai dengan keadaan anak.
3. Layanan Bimbingan Belajar Bagi Anak Autistik
a. Layanan Bimbingan Belajar yang Dibutuhkan Anak Autistik
Jenis dan karakteristik anak berkebutuhan khusus sangat bervariasi, begitu pula faktor-faktor penyebabnya cenderung berbeda,
sehingga dalam alternatif bantuan, serta teknik-teknik yang digunakan
27
dalam layanan bimbingan cenderung berbeda. Sunaryo Kartadinata, dkk 2002:136 mengemukakan bahwa anak berkebutuhan khusus pada
dasarnya memiliki kebutuhan yang sama dengan anak normal, hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus disebabkan kelainannya, seperti:
kebutuhan sosial, kebutuhan pendidikan, kebutuhan disiplin, kebutuhan akan gambaran diri, kepercayaan diri, dan kebebasan berkembang.
National Research Council of the National Academy of Sciences
merekomendasikan enam kemampuan yang harus diberikan dalam pendidikan kepada anak autistik secara prioritas yakni:
1 functional, spontaneous communication,
2 social skill that are age-appropriate e.g., with very young
children, responding to mother, 3
play skills, especially play with peers, 4
cognitive thinking skills that are useful and applied in everday life,
5 appropriate behavior to replace problem behavior,
6
functional academic skills, when appopriate to the needs of the child
Hallahan Kauffman, 2006:413. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka kemampuan yang
harus diberikan dalam pendidikan yaitu: 1 komunikasi spontan dan fungsional, 2 kemampuan sosial yang sesuai umur contohnya anak
yang masih kecil menanggapi ibunya, 3 kemampuan bermain dengan teman sebaya, 4 kemampuan kognitif berpikir yang berguna dan
berlaku dalam kehidupans sehari-hari, 5 perilaku yang lebih pantas untuk menggantikan perilaku yang bermasalah, dan 6 kemampuan
akademik yang fungsional, yang cocok dengan kebutuhan anak.
28
Senada dengan pendapat di atas, Jamila Muhammad 2008:109, mengemukakan pembelajaran yang efektif untuk anak autistik yaitu:
pengawasan tingkah laku, kemampuan komunikasi, dan sosial. Untuk mencapai itu semua, setiap pihak yang terlibat harus bekerja sama
dengan orang tua untuk memastikan pendekatan terus diaplikasikkan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, anak autistik
pada umumnya memerlukan bimbingan belajar yakni bimbingan ketrampilan dasar belajar, pengawasan tingkah laku atau sikap,
bimbingan kemampuan komunikasi, dan sosial. Akan tetapi pemberian layanan bimbingan belajar lebih baik berdasarkan hasil asesmen pada
anak.
b. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Belajar Anak Autistik