Pendidikan Inklusif KAJIAN PUSTAKA

34 menjalin hubungan kerjasama dengan semua orang yang terkait dengan upaya memberikan bantuan kepada anak berkebutuhan khusus, seperti guru reguler atau guru kelas, tim ahli dan orang tua. Selanjutnya Polloway dan Patton menambahkan kolaborasi secara esensial lebih baik daripada peran kooperasi untuk kesuksesan program integrasi. Hubungan kemitraan ini dapat berbentuk layanan sebagai konsultan antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan Parwoto, 2007:122. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa GPK merupakan mitra kerja guru kelas. GPK dan guru mempunyai peran kolaborasi yang berarti memiliki posisi yang sama untuk saling memberi ide, latihan, materi dan saling berkerjasama dalam memberikan pelayanan.

C. Pendidikan Inklusif

1. Pengertian Inklusi Istilah inklusi muncul ke dunia pendidikan sebagai upaya untuk memperbaiki layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Direktorat PLB Mohammad Takdir, 2013: 26 mendefinisikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Smith 2006:45 mengungkapkan istilah inklusi memiliki deskripsi yang positif sebagai upaya untuk menyatukan anak-anak yang berkelainan dalam setting pendidikan reguler. Sementara itu, Suparno, dkk 2007:69 mengemukakan bahwa konsep inklusi lebih menekankan 35 pada upaya pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Dalam dokumen internasional Pernyataan Salamanca dan Kerangka Aksi pada Pendidikan Kebutuhan Khusus dikemukakan beberapa prinsip dasar inklusi yang fundamental. Beberapa konsep inti inklusi yang terdapat dalam Pernyataan Salamanca tersebut meliputi Sunaryo, 2009: 3: a. Anak-anak memiliki keberagaman yang luas dalam karakteristik dan kebutuhannya. b. Perbedaan itu normal dan oleh karenanya pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. c. Sekolah perlu mengakomodasi semua anak. d. Anak penyandang cacat seyogyanya bersekolah di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. e. Partisipasi masyarakat itu sangat penting bagi inklusi. f. Pengajaran berpusat pada anak merupakan inti inklusi. g. Kurikulum harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. h. Inklusi memerlukan sumber-sumber dan dukungan yang tepat. i. Inklusi penting bagi harga diri manusia dan pelaksanaan hak asasi manusia secara penuh. j. Sekolah inklusif memberikan manfaat untuk semua anak karena membantu menciptakan masyarakat yang inklusif. k. Inklusi meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya pendidikan. l. Sekolah reguler dengan orientasi inklusif merupakan cara yang paling efektif untuk memerangi sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yang terbuka, membangun suatu masyarakat inklusif dan mencapai pendidikan untuk semua. m. Sekolah inklusif memberikan pendidikan yang efektif kepada mayoritas anak dan meningkatkan efisiensi sehingga menekan biaya untuk keseluruhan sistem pendidikan. Berdasarkan pada beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inklusi adalah sebuah program yang mengikutsertakan anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama anak normal di sekolah dan memerlukan kerja sama serta tanggung jawab para warga sekolah untuk 36 membangun iklim sosial sekolah yang dapat memberikan dukungan pada anak berkebutuhan khusus untuk belajar. 2. Pengertian Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif mempercayai semua anak berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik sesuai dengan usia atau perkembangannya, tanpa memandang derajat, kondisi ekonomi, ataupun kelainannya Suparno, dkk, 2007:69. Sapon-Shevin Suparno, 2007: 69 menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama teman-teman seusianya. Senada dengan pendapat Sapon Shevin, Direktorat PLB Sunaryo, 2009:5 mengemukakan pendidikan inklusif adalah layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama teman sebayanya di sekolah reguler yang dekat dengan tempat tinggalnya. Berdasarkan Pasal 1 Permendiknas RI Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan danatau Bakat Istimewa disebutkan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan 37 pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya Sunaryo, 2009: 5. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusif merupakan layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak- anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak-anak normal di kelas reguler.

D. Pertanyaan Penelitian