33
inklusi Tarmansyah, 2007:200. Evaluasi dalam pembelajaran di sekolah inklusi pada dasarnya sama seperti sekolah pada
umumnya. Suparno, dkk 2007:61 mengemukakan bahwa cara penilaian yang digunakan tidak berbeda dengan yang digunakan
pada sekolah umum. Guru bisa memodifikasi dan menyesuaikan sesuai dengan kemampuan anak.
4. Kerjasama Guru Pembimbing Khusus dengan Guru Reguler
Depdiknas mengemukakan bahwa guru pembimbing khusus GPK merupakan mitra guru kelas normal yang bertugas membantu
dalam mendampingi anak autistik pada saat dibutuhkan untuk memperlancar proses pembelajaran di kelas. GPK juga bertugas untuk
menjembatani intruksi antara guru dan anak, mengendalikan perilaku anak di kelas, membantu anak untuk tetap konsentrasi dalam belajar,
membantu anak belajar bermain dan berinteraksi dengan teman- temannya, dan sebagai media informasi antara guru dan orangtua dalam
membantu anak mengejar ketinggalan pelajaran dan teman sekelasnya Abdul Hadis, 2006:106.
Wahyu Sri Ambar 2009:86-87 menjelaskan GPK yang mengunjungi sekolah atau kelas berperan untuk memberikan bantuan,
sebagai guru konsultan bagi guru kelasbidang studi, serta memberikan layanan khusus bagi anak berkebutuhan khusus. Salah satu kompetensi
yang perlu dikuasai GPK adalah kompetensi konsultasi kolaboratif. Kompetensi konsultasi kolaboratif mencakup kemampuan untuk
34
menjalin hubungan kerjasama dengan semua orang yang terkait dengan upaya memberikan bantuan kepada anak berkebutuhan khusus, seperti
guru reguler atau guru kelas, tim ahli dan orang tua. Selanjutnya Polloway dan Patton menambahkan kolaborasi secara esensial lebih baik
daripada peran kooperasi untuk kesuksesan program integrasi. Hubungan kemitraan ini dapat berbentuk layanan sebagai konsultan antara satu
dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan Parwoto, 2007:122. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa GPK merupakan mitra
kerja guru kelas. GPK dan guru mempunyai peran kolaborasi yang berarti memiliki posisi yang sama untuk saling memberi ide, latihan,
materi dan saling berkerjasama dalam memberikan pelayanan.
C. Pendidikan Inklusif
1.
Pengertian Inklusi
Istilah inklusi muncul ke dunia pendidikan sebagai upaya untuk memperbaiki layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Direktorat PLB Mohammad Takdir, 2013: 26 mendefinisikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak
berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Smith 2006:45 mengungkapkan istilah inklusi memiliki deskripsi yang positif sebagai upaya untuk menyatukan anak-anak yang
berkelainan dalam setting pendidikan reguler. Sementara itu, Suparno, dkk 2007:69 mengemukakan bahwa konsep inklusi lebih menekankan