24
2. Asesmen dan Program Pembelajaran Individual PPI
Pemberian layanan kepada anak berkebutuhan khusus tidak dapat berdasarkan pengelompokan atas kelainannya atau labeling. Sunardi dan
Sunaryo 2007:82 mengemukakan bahwa dalam kegiatan pemberian layanan diperlukan pemahaman awal tentang kondisi obyektif anak,
melalui kegiatan asesmen. Tanpa asesmen sulit untuk merencanakan program layanan yang sistematis, konkret, dan relevan dengan kondisi
obyektif anak.
a. Asesmen
Mcloughin dan Lewis Sunardi dan Sunaryo, 2007:83 mendefinisikan asesmen adalah proses pengumpulan informasi yang
relevan dengan kepentingan pendidikan anak, yang dilakukan secara sistematis dalam rangka pembuatan keputusan pengajaran atau
layanan khusus. Asesmen bertujuan sebagai berikut: 1 memperoleh data yang relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi
anak, 2 memperoleh profil anak secara utuh, termasuk hambatan belajarnya, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya,
serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak, 3 menentukan layanan yang dibutuhkan Sunardi dan Sunaryo, 2007:85. Wallace,
Larsen Elksnin Parwoto, 2007:45 mengatakan bahwa hasil asesmen pendidikan akan secara jelas menunjukkan bagaimana
mengajar siswa secara individual.
25
Sasaran asesmen anak autistik adalah kekuatan dan kelemahan anak dibidang: 1 kognitif, 2 motorik kasar, 4 bahasa dan
komunikasi, 5 interaksi sosial, 6 kemampuan bantu diri, 7 penglihatan, 8 pendengaran, 9 nutrisi, dan 10 otot-otot mulut.
Dalam pelaksanaan asesmen anak autistik, diperlukan keterlibatan aktif dan kerja sama antara orangtua, guru reguler, guru, tenaga medis,
psikolog, terapis, pembimbing khusus Yosfan Azwandi, 2007:58-59.
b. Program Pembelajaran Individual PPI
Sekolah yang baik memang seharusnya menyediakan program pendidikan yang efektif bagi anak berkebutuhan khusus. Salah satu
program pendidikan yang dirancang untuk anak-anak berkebutuhan khusus adalah program pembelajaran individual PPI. Istilah program
pembelajaran individual PPI merupakan terjemahan dari
The Individualized
Educational Program
. Parwoto
2007:49 mengemukakan bahwa PPI diperuntukan bagi anak berkebutuhan
khusus agar mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan khususnya Senada dengan pendapat di atas, Deded Koswara
2013:18 mengatakan bahwa untuk mengantisipasi berbagai masalah belajar anak autistik yang dilaksanakan dalam setting inklusi
diperlukan program individual untuk mengatasi sejumlah hambatan yang dialami anak.
The United States Code
Parwoto, 2007:49 mengemukakan
bahwa program pembelajaran individual hendaknya memuat lima
26
pernyataan yaitu: 1 taraf kemampuan anak saat ini, 2 tujuan umum yang akan dicapai dalam satu tahun melalui tujuan khusus
,
3 pelayanan khusus, 4 proyeksi kapan dimulainya kegiatan dan waktu
yang diperlukan untuk memberikan pelayanan, serta 5 prosedur evaluasi dan kriteria keberhasilan program.
Kirtano dan Kirby Parwoto, 2007:50 menjelaskan ada lima langkah dalam merancang PPI, yaitu 1 membentuk TIM PPI
minimal terdiri dari guru khusus, guru reguler, kepala sekolah, dan orang tua, 2 menilai kebutuhan anak, 3 mengembangkan tujuan
jangka panjang dan tujuan jangka pendek, 4 merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan, dan 5 menentukan metode evaluasi
untuk menentukan kemajuan anak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan
proses mengumpulkan data seorang anak untuk melihat kemampuannya, kesulitan yang dialami, serta menentukan apa yang dibutuhkan. Asesmen
penting dilakukan karena hasil dari asesmen itu sendiri digunakan guru sebagai acuan untuk menyusun dan mengembangkan program
pembelajaran individual PPI yang sesuai dengan keadaan anak.
3. Layanan Bimbingan Belajar Bagi Anak Autistik