DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Lanjutan
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Continued
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
34
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES Continued
z. Hutang obligasi z.
Bonds payable
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum
diamortisasi danatau nilai nominal ditambah saldo premium yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi
sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi dan diskontopremium
dikurangkanditambahkan langsung dari hasil emisi dan di amortisasi selama
jangka waktu hutang obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
Bonds issued are presented at nominal value, net of unamortised discount andor nominal value add
unamortised premium value. Bond issuance costs in connection with the bonds issued are recognized
as discounts and directly deducted from the proceeds of bond issued. The discounts are
amortised over the period of the bonds using the straight-line method.
aa. Kompensasi Berbasis Saham aa. Stock Based Compensation
PSAK No. 53, “Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham” mengatur perlakuan akuntansi atas nilai
wajar opsi yang diberikan kepada karyawan dan instrumen ekuitas sejenis lainnya. Nilai wajar opsi
ditentukan pada tanggal pemberian opsi grant date yang dihitung dengan metode Binomial dan diakui
sebagai beban kompensasi. Pada setiap akhir tahun nilai wajar dari opsi yang belum dieksekusi akan
disesuaikan apabila terjadi perubahan ekspektasi jumlah opsi yang mungkin gagal dieksekusi.
PSAK No. 53, “Accounting for Stock Based Compensation” regards the accounting treatment
for fair value of stocks option granted to employees and other similar equity instruments. Fair value of
stocks option was recognized on the grant date, which is calculated using Binomial method and is
recognized as compensations cost. At the end of the year, the fair value of the unexercised option
would be adjusted if there is a change of expectation of the option that may not be exercised.
bb. Pelaporan segmen bb. Segment reporting
Sesuai PSAK No. 5 Revisi 2000, “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi
produk dan jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha
lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang atau jasa di dalam lingkungan ekonomi
tertentu
yang memiliki
risiko serta
tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen
operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
In accordance with PSAK No. 5 Revised 2000, “Segment Reporting”, a business segment provides
the information of products or services that is subject to risks and returns that are different from
those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or a
service within a particular economics environment that are subject to risks and returns that are
different from those of segments operating in other economic environment.
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan segmentasi usaha berdasarkan jenis barang dan
jasa produk. The
Company and Subsidiaries
implement operating segment on goods or services product
rendered.
cc. Laba per saham cc. Earnings per share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata
tertimbang saham
yang beredar,
setelah memperhitungkan pengaruh dari perubahan jumlah
saham beredar. Jumlah rata-rata tertimbang saham per saham dasar pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009 masing-masing sebesar 31.150.060.209 saham dan 19.916.255.723 saham. Jumlah rata-rata
tertimbang saham per saham dilusian pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009
sebesar 31.824.675.440 saham dan 23.102.856.639 saham.
The basic earnings per share is calculated by dividing net income for the year by the weighted-
average number of outstanding ordinary shares during the year, after giving effect to the events that
changed the number of outstanding shares. Weighted-average number of ordinary shares as of
December 31, 2010 and 2009 are 31,150,060,209 shares and 19,916,255,723 shares, respectively.
Weighted-average number of diluted shares as of December 31, 2010 and 2009 is 31,824,675,440
shares and 23,102,856,639 shares, respectively.
dd. Kapitalisasi biaya pinjaman dd. Capitalization of interest expense
Sesuai dengan PSAK No. 26 Revisi 1997 mengenai “Biaya Pinjaman”, biaya pinjaman
dibebankan pada saat terjadinya. Biaya pinjaman dikapitalisasi apabila dapat secara langsung
dikaitkan dengan perolehan, pembangunan atau produksi dari aset tertentu qualifying assets.
In accordance with PSAK No. 26 Revised 1997 on “Borrowing Costs”, borrowing costs are
expensed as incurred. Borrowing costs are capitalized if they are directly attributable to the
acquisition, construction or production of a qualifying asset.
DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Lanjutan
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Continued
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009
Expressed in Rupiah, unless otherwise stated
35
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES Continued
dd. Kapitalisasi biaya pinjaman Lanjutan dd. Capitalization of interest expense Continued
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai ketika aktivitas untuk mempersiapkan pembangunan aset untuk
dipergunakan atau dijual sesuai tujuannya sedang berlangsung dan pengeluaran serta biaya pinjaman
sedang terjadi. Capitalization of borrowing costs commences when
the activities to prepare the asset for its intended use or sale are in progress and the expenditures
and borrowing costs are being incurred.
Biaya pinjaman dikapitalisasi sampai dengan aset tersebut siap digunakan sesuai tujuannya. Apabila
nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau nilai realisasi
bersih, maka diakui rugi penurunan nilai. Borrowing costs are capitalized until the assets are
ready for their intended use. If the resulting carrying amount of the asset exceeds its
recoverable amount or net realizable value, an impairment loss is recognized.
ee. Modal saham yang diperoleh kembali ee. Treasury stock
Modal saham yang diperoleh kembali, dicatat sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai
pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasian. Selisih antara nilai yang
diterima atas penjualan saham yang diperoleh kembali dan harga perolehan yang terkait dicatat
sebagai penambahan atau pengurangan dari agio saham. Apabila saham yang diperoleh kembali
tersebut ditarik kembali, selisih antara harga perolehan dan nilai nominal dialokasikan antara agio
saham dan saldo laba. Treasury stock is stated at acquisition cost and
shown as deduction from capital stock under the Shareholders’ Equity section of the consolidated
balance sheets. The difference between the proceeds from resale of treasury stock and the
related acquisition cost is accounted for as an addition to or deduction from additional paid-in
capital. When the treasury stock is retired, the difference between acquisition cost and par value
is allocated between the related additional paid-in capital and retained earnings.
ff. Penerapan Pernyataan
Standar Akuntansi
Keuangan Revisi ff. Adoption of Revised Statements of Financial
Accounting Standards
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut:
The Company and its subsidiary have adopted the following revised PSAKs effective January 1, 2010
and have applied these standards prospectively: 1 PSAK No. 50 Revisi 2006, “Instrumen
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang
berisi persyaratan
pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang
harus diungkapkan.
Persyaratan pengungkapan
diterapkan berdasarkan
klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban
keuangan dan
instrumen ekuitas;
pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu
dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan
pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan.
1 PSAK No. 50 Revised 2006, “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”,
which contains the requirements for the presentation of financial instruments and
identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply
to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial
assets,
financial liabilities
and equity
instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the
circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This PSAK
also requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the
accounting
policies applied
to those
instruments. Standar ini menggantikan PSAK No. 50
“Akuntansi Investasi Efek Tertentu”. This standard superseded PSAK No. 50,
“Accounting for
Certain Investments
in Securities”.